Iklim Kondisi Fisik Wilayah

membaik, hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia IPM. IPM dihitung berdasarkan tiga indikator yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli. IPM Kabupaten Majalengka pada tahun 2007 mencapai 69,25 kemudian meningkat kemudian meningkat sebesar 0,15 poin menjadi 69,40 di Tahun 2008. Peningkatan cukup besar terjadi pada Tahun 2009 yaitu meningkat sebesar 0,5 poin menjadi sebesar 69,94. Tetapi di lain pihak dari sisi peringkatnya, diantara 26 KabupatenKota di Jawa Barat, Kabupaten Majalengka menduduki peringkat ke-22 pada Tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa IPM Kabupaten Majalengka masih berada pada kelompok bawah. Untuk mendongkrak IPM tersebut diperlukan upaya-upaya nyata sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat benar-benar mengangkat kualitas hidup masyarakat Kabupaten Majalengka. Dalam bidang seni dan budaya, pembangunan ditujukan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah di tengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Selain itu kesenian dan kebudayaan merupakan cerminan dari seberapa tinggi peradaban manusia yang dimiliki. Adapun budaya yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Majalengka yaitu diantaranya upacara sambut pengantin, upacara guar bumi, upacara mapag sri, dan beberapa tradisi budaya yang masih dilestarikan oleh perorangan yang merupakan tradisi budaya dalam kehidupannya.

4.3. Perekonomian Daerah

Gambaran mengenai perekonomian daerah yang menjadi fokus dalam bahasan ini adalah meliputi produk domestik regional bruto PDRB dan potensi sektor-sektor ekonomi.

4.3.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan karena adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Selain itu, data PDRB merupakan gambaran atas kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu besarnya nilai PDRB dari suatu wilayah akan sangat tergantung pada kedua faktor tersebut, sehingga dengan beragamnya kondisi dan keterbatasan dari kedua faktor di atas menyebabkan nilai PDRB bervariasi antar daerah. PDRB merupakan ukuran produktivitas wilayah yang paling umum dan paling dapat diterima secara luas sebagai standar ukuran pembangunan suatu wilayah, sehingga walaupun dianggap memiliki berbagai kelemahan tetapi PDRB ini merupakan tolak ukur yang paling operasional karena tidak ada satu wilayah pun yang tidak melakukan pengukuran nilai PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka dapat dilihat dari laju PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami peningkatan, nilai ini menunjukan terjadinya peningkatan produk yang dihasilkan dibandingkan tahun sebelumnya. Stuktur perekonomian Kabupaten Majalengka yang digambarkan oleh distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang masih dominan dan menjadi andalan dalam memberikan nilai tambah PDRB Kabupaten Majalengka, dimana kontribusi yang diberikan sektor ini cukup besar. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Majalengka atas dasar harga konstan tahun 2000 pada kurun waktu tahun 2006-2009 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini didukung oleh kenaikan hampir semua sektor lapangan usaha dengan dominasi sektor pertanian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Pada tahun 2006 PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mencapai Rp. 3.686.235.930.000, tahun 2007 sebesar Rp.3.865.690.520.000, dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 4.041.007.620.000 serta pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.225.926.070.000. Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto PDRB per kapita Kabupaten Majalengka atas dasar harga konstan tahun 2000 setiap tahun mengalami kenaikan dari Rp. 3.126.217,78 pada tahun 2006 menjadi Rp. 3.502.046,13 pada tahun 2009. Kenaikan PDRB per kapita menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Majalengka meningkat, sejalan dengan jumlah penduduk dan keadaan penduduk pada tahun berjalan. Gambaran mengenai perkembangan kontribusi sektoral dan nilai PDRB per kapita Kabupaten Majalengka atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 13.