BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
5.1. Pembahasan Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dimaksudkan untuk lebih memperjelas informasi yang diperoleh oleh peneliti. Karakteristik responden yang akan dibahas
antara lain latar belakang pendidikan, asal daerah, keberadaan keluarga responden, pekerjaan yang dijalani oleh responden dan tingkat pendapatan.
Diharapkan dengan mengetahui karakteristik responden yang diteliti maka akan diketahui juga mengenai kehidupan kesehariannya.
Secara umum permukiman liar yang berada diantara bantaran rel kereta api dan sungai Ciliwung di wilayah RT 016 RW 05 Kelurahan Lenteng Agung
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan terbagi atas dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah permukiman liar yang berdiri diatas tanah milik pribadi atas nama
Bapak Haji Tlb dimana pemilik tanah tersebut tidak tinggal di wilayah tersebut. Akan tetapi kepemilikan tanah tersebut masih diragukan. Seperti yang dikatakan
oleh seorang responden:
“sebenarnya tanah itu adalah tanah milik PJKAI. Dulu PJKAI memberi ijin kepada penduduk sekitar untuk menggarap tanah
dipinggiran rel untuk sawah dan ladang. Tapi karena sudah terlalu lama digarap oleh warga sehingga warga tersebut
menganggap bahwa tanah itu adalah tanah mereka. Padahal mah belum tentu mereka punya sertifikatnya” Ibu Van,30
tahun.
Tanah pada permukiman liar yang kedua merupakan tanah milik PJKAI dan Dinas Perairan DKI Jakarta. Bagian depan hingga tengah rumah mereka
berdiri diatas tanah milik PJKAI dan bagian tengah hingga belakang rumah tersebut berdiri diatas tanah milik Dinas Perairan DKI Jakarta. Tidak jauh berbeda
dengan tanah dipermukiman liar pertama, tanah pada permukiman liar kedua juga memiliki permasalahan. Pendatang yang tinggal di wilayah tersebut menganggap
bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka. Penghuni di wilayah tersebut mengaku bahwa mereka telah membeli tanah tersebut dari pihak PJKAI. Akan tetapi sampai
saat ini mereka tidak memiliki sertifikat tanah yang sah yang dapat menunjukkan bahwa tanah itu adalah milik mereka. Seperti yang dikatakan Bapak Hdn selaku
ketua RT 016:
“malah ada juga penduduk disitu yang bilang sudah membelinya dari PJKAI. Berhubung tidak ada keterangan secara resmi dari
PJKAI maka pihak kelurahan tidak mau menandatangani permohonan sertifikat yang diajukan oleh mereka. Jadi sampai
sekarang mereka belum ada yang punya sertifikat tanah yang mereka akui.” Bapak Hdn, 50 tahun.
Permukiman liar yang pertama ini dihuni oleh beberapa orang yang terbagi menjadi tiga kelompok. Penghuni dipermukiman liar ini bekerja sebagai
pengumpul bagang-barang bekas atau barang rongsokan. Pembagian kelompok tersebut dilihat berdasarkan barang rongsokan yang diperoleh. Kelompok pertama
hanya mengumpulkan barang-barang bekas yang terbuat dari plastik. Kelompok kedua hanya mengumpulkan kertas, koran dan kardus bekas. Kelompok ketiga
mengumpulkan berbagai macam barang-barang bekas mulai dari plastik, kardus, besi bahkan barang bekas seperti monitor komputer. Pada kelompok pertama dan
kedua bekerja berdasarkan sistem kekeluargaan sedangkan pada kelompok ketiga bekerja berdasarkan sistem atasan dan bawahan dimana Pak Erw dan Ibu Van
yang merupakan pasangan suami istri berperan sebagai bos.
Permukiman liar yang kedua sebagian besar penghuninya bekerja sebagai pedagang makanan. Dagangan yang mereka jual juga bermacam-macam, ada yang
berjualan nasi goreng, rujak buah keliling, otak-otak, es buah, tukang es balok bahkan ada juga yang membuka warung makan seperti warteg di sekitar
permukiman tersebut. Pada permukiman liar yang kedua semuanya bekerja secara individu dimana mereka bekerja untuk diri mereka masing-masing.
5.2. Pendidikan Terakhir Responden