2.1.2. Konsep Urbanisasi dan Tingkat Urbanisasi yang Terjadi di Indonesia
Saat ini masih banyak orang memiliki persepsi yang salah mengenai konsep urbanisasi. Banyak orang mengetahui bahwa urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Menurut Rusli 1995 urbanisasi merupakan proses meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di daerah
perkotaan yang disebabkan migrasi desa-kota, pertambahan alami penduduk perkotaan sendiri, dan adanya daerah pedesaan yang berubah menjadi daerah
perkotaan. Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pertambahan alami penduduk adalah pertambahan penduduk yang
disebabkan oleh selisih antara kelahiran dengan kematian dari suatu penduduk dalam jangka waktu tertentu.
Watts 1992 dalam Nasution 2002 menyebut urbanisasi sebagai “worldwide phenomenon” merupakan realitas yang tidak dapat dihindari. Bahkan
dalam batas tertentu, urbanisasi memberikan insentif bagi kemajuan perekonomian kota, dalam wujud supply tenaga kerja yang dibutuhkan bagi
berbagai sektor ekonomi yang ada Nasution, 2002. Urbanisasi berperan penting dalam meningkatkan angka pengangguran terbuka di perkotaan, yaitu 5,8 persen
pada tahun 1992, meningkat menjadi 10,5 persen pada tahun 1999 BPS, 2000. Hal ini selaras dengan temuan McGee 1971 dalam Nasution 2002 yang
mengungkapkan bahwa dikebanyakan kota-kota negara dunia ketiga, yang pesat perkembangan ekonominya, sering tidak diimbangi oleh kesempatan kerja.
Akibatnya selain memicu peningkatan pengangguran, luapan angkatan kerja tersebut lalu tertampung disektor informal dengan produktifitas yang bersifat
subsisten Nasution, 2002.
Setiap tahunnya penduduk di daerah perkotaan selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk yang disebabkan oleh pertambahan penduduk
secara alami dan sebagian besar karena meningkatnya migrasi dari desa ke kota. Berdasarkan hasil sensus penduduk 1990 menunjukkan bahwa 30,9 persen
penduduk Indonesia bertempat tinggal di daerah perkotaan dimana angka ini terus mengalami peningkatan dari 14,8 persen pada tahun 1961, 17,4 persen pada tahun
1971, dan 22,3 persen pada tahun 1980 Rusli, 1995. Sensus Penduduk 1980 memperlihatkan angka urbanisasi di Indonesia
sebesar 22,3 persen. Angka ini meningkat menjadi 30,9 persen di tahun 1990 Chotib, 2000. Berdasarkan sensus penduduk yang telah dilakukan oleh Biro
Pusat Statistik BPS diperoleh data tingkat urbanisasi penduduk Indonesia pada tahun 1990 sebesar 30,9 persen dan meningkat menjadi 42,0 persen pada tahun
2000 BPS, 2007. Selama kurun waktu sepuluh tahun ini angka pertumbuhan penduduk perkotaan diketahui sebesar 5,4 persen per tahun, yang berarti jauh
lebih tinggi daripada angka pertumbuhan penduduk secara nasional, yaitu 1,97 persen per tahun Chotib, 2000.
Hal tersebut tidak berlangsung secara merata disetiap kota di Indonesia. Sebagai contoh adalah Kota Depok dimana pada tahun 1982 jumlah penduduk
kota ini sebanyak 240.000 jiwa, dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 1.313.495 jiwa, dengan kepadatan rata-rata 5.818 jiwa per kilometer persegi dan
pertumbuhan penduduk 3,70 persen per tahun Astuti, 2006. Berdasarkan hasil perhitungan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS di Kota Jakarta pada
tahun 1961, 1971 dan 1980, penduduk DKI Jakarta pada waktu yang sama berkembang berturut-turut dari 2,97 juta, 4,58 juta dan kemudian menjadi 6,5 juta
jiwa. Dengan perkataan lain, penduduk Jakarta telah meningkat sebesar 4,46 persen dimana peningkatan setiap tahunnya sebesar 3,93 persen. Hasil sensus
penduduk pada tahun 2000 yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa jumlah migran yang datang ke wilayah DKI Jakarta berjumlah 8.347.083 jiwa atau
sebesar 42,43. Tahun 2001 pertambahan penduduk DKI Jakarta sebanyak 135.186 jiwa,
tahun 2002 sebanyak 231.528 jiwa, tahun 2003 sebanyak 204.830, tahun 2004 sebanyak 190.356 jiwa dan pada tahun 2005 sebanyak 180.767 jiwa Setiawan,
2006. Menurut Nafi 2006 laju penambahan penduduk DKI Jakarta selama lima tahun terakhir rata-rata 188 ribu orang yang datang. Saat ini secara definitif
jumlah penduduk DKI Jakarta yang terregistrasi sebanyak 7,5 juta jiwa. Namun hasil sensus pada 2004 menyebutkan berjumlah 8,6 juta jiwa pada saat malam
hari. Pada siang hari jumlah penduduk DKI Jakarta ada sekitar 12 juta jiwa Nafi, 2006. Perbedaan jumlah penduduk yang ditunjukkan tersebut lantaran banyak
yang bekerja dari luar Jakarta. Salah satu penyebab meningkatnya proporsi penduduk perkotaan adalah
adanya daerah pedesaan yang berubah menjadi daerah perkotaan. Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengalami hal tersebut. Pada tahun
1906 kota ini dengan cepat mengalami perkembangan yang sangat pesat Basundoro, 2004. Dalam beberapa segi terutama dalam sektor industri Surabaya
telah mengalami kemajuan yang luar biasa. Masa-masa rekonstruksi setelah kota- kota dilanda peperangan hebat telah menjadikan kota-kota besar di Indonesia
berkembang menjadi tempat tujuan bagi masyarakat desa yang ingin mengadu nasib di kota. Proses urbanisasi merupakan salah satu akibat dari kemajuan-
kemajuan pesat di kota, dimana bagi kaum pendatang tersedia lapangan kerja yang luas.
2.1.3. Definisi Permukiman Liar dan Pertumbuhannya di Daerah