2.1.4. Konsep Masyarakat Miskin
Menurut KBI Gemari 2003 penduduk miskin DKI Jakarta secara absolut jumlahnya semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk miskin karena
adanya berbagai faktor seperti krisis ekonomi dan urbanisasi. Dari hasil survey BPS DKI Jakarta menyatakan bahwa jumlah rumah tangga miskin ada 101.674
rumah tangga atau sebanyak 340.687 anggota rumah tangga KBI Gemari, 2003. Apabila dibandingkan dengan jumlah rumah tangga di DKI Jakarta yang
berjumlah 2.025.699 rumah tangga berarti rumah tangga miskin DKI Jakarta ada 5,02 persen atau dengan perkataan lain bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk ada 16,82 persen penduduk DKI Jakarta yang tergolong miskin KBI Gemari, 2003. Tempat tinggal rumah tangga miskin pada umumnya bermasalah
dan tidak layak huni. Mereka tinggal di bantaran aliran sungai, pinggiran jalan kereta api serta daerah kumuh lainnya. Pada umumnya mereka berada di lima
wilayah kota dari 43 kecamatan, walaupun tidak seluruh dari 265 kelurahan dihuni oleh rumah tangga miskin KBI Gemari, 2003.
Menurut BPS 2007, ada 14 kriteria untuk menentukan keluargarumah tangga miskin. Rumah tangga yang memenuhi minimal sembilan variabel, maka
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Kriteria rumah tangga miskin yang dimaksud yaitu:
1. Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter persegi per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungsungaiair
hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak
tanah. 8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan hanya satudua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik. 12. Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan 500
meter persegi, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,00
per bulan. 13. Pendidikan tertinggi kepala keluarga: tidak bersekolahtidak tamat
SDhanya SD. 14. Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal
Rp. 500.000,00 seperti sepeda motor kreditnon-kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
2.1.5. Fasilitas Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin 2.1.5.1. Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas