Pada Tabel 12 dapat terlihat bahwa persentase rata-rata luas hutan rakyat per responden petani dari setiap desa penelitian adalah sebesar 69,19, yang
dapat diartikan bahwa lebih dari separuh lahan yang dimiliki oleh kebanyakan para responden petani dijadikan sebagai hutan rakyat. Persentase yang cukup
besar tersebut sebenarnya disebabkan karena kebanyakan responden petani menanami lahannya dengan sistem agroforestri, dengan penanaman tanaman
penghasil kayu yang tersebar secara merata pada setiap areal lahan, sehingga sangat sulit untuk membedakan antara lahan yang dijadikan sebagai hutan rakyat
dengan lahan yang dijadikan sebagai lahan pertanian.
f. Bentuk Kayu yang Dijual
Bentuk kayu yang dijual oleh para responden petani hutan rakyat dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penjualan pohon berdiri, kayu bulat, kayu
gergajian dan ada juga kombinasi dari ketiga bentuk kayu yang sudah disebutkan pohon berdiri dengan kayu bulat, kayu bulat dengan kayu gergajian, pohon
berdiri dengan kayu gergajian atau ketiga-tiganya. Berikut ini disajikan persentase bentuk kayu yang dijual oleh para responden petani.
Tabel 13. Persentase Bentuk Kayu yang Dijual Oleh Responden Petani Hutan Rakyat
No. Desa Bentuk
Penjualan Kayu Jumlah
Pohon Kayu
Kayu Kombinasi
Berdiri Bulat
Gergajian
1 Pasirbaru 80,00
0,00 10,00
10,00 100,00 2 Gunung
Tanjung 100,00 0,00
0,00 0,00 100,00
3 Cijulang 90,00
10,00 0,00
0,00 100,00 4 Bojongjengkol
80,00 10,00
0,00 10,00 100,00
Rata-Rata 87,50
5,00 2,50
5,00 100,00
Tabel 13 menunjukkan bahwa responden petani dalam melakukan penjualan kayu rakyat, lebih banyak melakukan penjualan kayu dalam bentuk
pohon berdiri persentase rata-rata 87,50. Berdasarkan hasil wawancara, penjualan kayu dalam bentuk pohon berdiri sangat praktis karena mulai dari
pembuatan Surat Izin Tebang SIT, penebangan hingga pengangkutan dan termasuk seluruh biayanya ditanggung oleh pembeli yang biasanya adalah
pedagang pengumpul kayu rakyat. Penjualan kayu bulat atau dalam bentuk kayu gergajian dilakukan oleh beberapa responden petani karena ingin mendapatkan
keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan jika hanya menjual kayunya dalam bentuk pohon berdiri.
Konsumen utama untuk kayu bulat adalah industri penggergajian, sedangkan untuk kayu gergajian adalah masyarakat sekitar untuk pembuatan atau
perbaikan rumah, toko bahan bangunan dan industri pembuatan mebel. Penggergajian dilakukan oleh responden petani dengan memanfaatkan jasa
penggergajian kayu atau menggergaji sendiri dengan bantuan gergaji biasa manual
.
g. Produksi Kayu Rakyat
Produksi kayu rakyat rata-rata per responden petani pada masing-masing desa yang menjadi lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Produksi Kayu Rakyat Rata-Rata Per Responden Petani Pada Masing-Masing Desa Penelitian
No. Desa
Produksi Kayu Rakyat m
3
th m
3
hath
1 Pasirbaru 6,65
5,43 2 Gunung
Tanjung 4,03
2,30 3 Cijulang
6,87 5,56
4 Bojongjengkol 4,31
6,02
Rata-Rata m
3
th 5,46 4,83
Dari Tabel 14 dapat terlihat bahwa produksi kayu rakyat rata-rata per responden petani pada masing-masing desa yang menjadi lokasi penelitian adalah
sebesar 5,46 m
3
th atau 4,83 m
3
hath.
h. Harga Jual