3.7 Metode Pengambilan Sampel 3.7.1 Petani Hutan Rakyat
Responden petani hutan rakyat dipilih secara acak dengan jumlah sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 10 orang dari setiap desa yang dijadikan
sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Pasirbaru dan Desa Gunung Tanjung Kec. Cisolok serta Desa Cijulang dan Desa Bojongjengkol Kec. Jampangtengah,
dengan syarat responden petani tersebut pernah melakukan penjualan kayu yang tumbuh dari areal lahannya.
3.7.2 Pedagang Pengumpul Kayu Rakyat
Responden pedagang pengumpul kayu rakyat dipilih secara acak dengan jumlah sebanyak 17 orang, yang terdiri dari empat orang dari Desa Pasirbaru,
empat orang dari Desa Gunung Tanjung, empat orang dari Desa Bojongjengkol dan lima orang dari Desa Cijulang.
3.7.3 Industri Pengolahan Kayu Rakyat
Responden industri pengolahan kayu rakyat dipilih secara acak dengan jumlah sebanyak delapan industri penggergajian dan delapan industri perakitan
yang tersebar di Kecamatan Cisolok, Jampangtengah, Parungkuda, Bojonggenteng dan Parakansalak.
3.7.4 Pedagang Pengecer Produk Kayu Rakyat
Responden pedagang pengecer produk kayu rakyat dipilih secara acak dengan jumlah sebanyak tiga orang perusahaan yang berlokasi di Kecamatan
Cisolok dan Jampangtengah.
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif guna menjawab semua tujuan yang diinginkan.
3.8.1 Analisis Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran dianalisis dengan mengamati pelaku pemasaran yang ada. Setiap pelaku ini akan membentuk saluran pemasaran yang berbeda, yang
akan mempengaruhi besarnya bagian harga yang diterima.
3.8.2 Analisis Struktur Pasar
Struktur pasar suatu komoditas dapat dianalisis dengan melakukan pengamatan terhadap komponen pembentuk pasar. Secara deskriptif dapat dengan
mangamati jumlah pelaku pemasaran penjual dan pembeli serta sifat produk yang dianalisis dengan menggunakan tabel karakteristik struktur pasar Hammond
dan Dahl 1997 dalam Setyawan 2002 yang dapat dilihat pada halaman 7. Selain secara deskriptif, struktur pasar dapat juga dianalisis melalui derajat
konsentrasi pasar dengan menggunakan pendekatan indeks herfindahl. Indeks ini akan mengukur tingkat konsentrasi pasar yang terjadi dengan memperhitungkan
penjumlahan hasil kuadrat dari pangsa pasar setiap pedagang. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana : H = Indeks herfindahl; jika H mendekati satu H
≥ 0,5, berarti pasar terkonsentrasi; jika H = 1 berarti pasar monopoli; dan jika H mendekati nol
H 0,5, berarti pasar semakin kompetitif kurang terkonsentrasi Xi = Volume penjualan yang dikuasai pedagang ke-i m
3
i = 1,2,…,n, dengan n adalah jumlah pedagang T = Total volume penjualan pedagang m
3
3.8.3 Analisis Marjin dan Efisiensi Pemasaran
Marjin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya marjin
pemasaran pada dasarnya juga merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. Secara matematis
dirumuskan :
Keterangan : M
i
= Marjin pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke – i Rpm
3
P
si
= Harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke – i Rpm
3
P
bi
= Harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke – i Rpm
3
C
i
= Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke – i Rpm
3
π
i
= Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke – i Rpm
3
M
i
= P
si
– P
bi
M
i
= C
i
+ π
i
n H =
Σ
XiT
2
i = 1
Efisiensi pemasaran dapat diketahui dari rasio KB keuntungan terhadap biaya-biaya pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran. Rasio KB
keuntungan terhadap biaya-biaya pemasaran dirumuskan :
Keterangan : π
i
= Keuntungan pemasaran lembaga pemasaran ke – i Rpm
3
C
i
= Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke – i Rpm
3
Besar kecilnya rasio KB keuntungan terhadap biaya-biaya pemasaran belum tentu dapat menggambarkan efisiensi pemasaran, sehingga indikator lain
yang digunakan adalah memperbandingkan bagian harga yang diterima oleh petani farmer share, yang dirumuskan :
3.8.4 Analisis Pendapatan Usaha