a. Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan diantaranya adalah pembersihan lahan dan pengolahan pencangkulan tanah. Kedua jenis kegiatan tersebut
sebenarnya tidak harus dilakukan jika areal yang akan ditanami masih cukup bersih dan petani tidak menanami lahan tersebut dengan tanaman pokok pertanian
sistem agroforestri, namun jika akan ditanami juga dengan tanaman pokok pertanian maka sekurang-kurangnya pengolahan pencangkulan tanah harus
dilakukan agar tanah dapat menjadi lebih subur. Kegiatan pembersihan lahan sangat jarang dilakukan oleh responden
petani, kegiatan ini dilakukan hanya jika lahan yang akan ditanami memang sudah lama ditelantarkan atau tidak ditanami dengan tanaman pertanian sehingga tidak
ada perawatan dan menyebabkan lahan menjadi banyak ditumbuhi oleh alang- alang, semak belukar atau tanaman pengganggu lainnya, sedangkan untuk
pengolahan pencangkulan tanah sering dilakukan pada setiap akan memulai penanaman tanaman pertanian.
Pembersihan lahan dan pengolahan pencangkulan tanah pada umumnya dilakukan oleh responden petani bersama dengan anggota keluarganya, namun
ada juga yang memanfaatkan tenaga buruh harian dengan upah berkisar antara Rp 15.000 - Rp 20.000orang untuk setengah hari kerja ± 6 jam dengan lama hari
kerja tergantung dari luas lahan yang dikerjakan dan banyaknya buruh harian yang dipekerjakan. Penggunaan tenaga buruh harian dalam pembersihan lahan
dan pengolahan pencangkulan tanah dilakukan oleh responden petani jika mempunyai kesibukan yang lain seperti berdagang atau memang sudah tidak
sanggup jika melakukannya sendiri ataupun dilakukan bersama dengan anggota keluarganya.
Pembersihan lahan dapat juga dilakukan dengan melakukan penyemprotan dengan menggunakan herbisida round up. Satu hektar lahan dapat
menghabiskan round up sekitar 2 liter dengan harga beli berkisar antara Rp 60.000 - Rp 70.000 per liternya.
b. Pengadaan Bibit
Bibit pohon bisa didapatkan baik dari pembelian ataupun dari non pembelian. Pembelian bibit biasa dilakukan dari masyarakat yang melakukan
pembibitan di wilayah sekitar tempat tinggal responden petani dengan harga beli berkisar antara Rp 1.000 - Rp 3.000 per bibitnya tergantung jenis bibit. Namun,
sebagian besar responden petani lebih suka mencari bibit sendiri dari permudaan alam yang berada di lahan mereka atau lahan orang lain. Responden petani juga
terkadang membiarkan pohon yang sudah ditebang agar tumbuh kembali memanfaatkan trubusan sehingga tidak perlu lagi menanam dengan bibit yang
baru, selain itu ada juga yang melakukan pembibitan sendiri agar didapatkan hasil bibit yang baik tanpa harus mengeluarkan biaya.
Trubusan adalah tunas-tunas yang muncul dari sela-sela tunggak pohon
yang sudah ditebang dan jika dibiarkan akan tumbuh kembali menjadi pohon yang baru. Trubusan ini dapat tumbuh dengan baik jika hanya satu tunas saja yang
dibiarkan untuk tumbuh, sedangkan tunas-tunas yang lainnya dilakukan pemangkasan. Kelebihan dari trubusan ini adalah pohon yang dihasilkan menjadi
lebih cepat tumbuh jika dibandingkan dengan penanaman dengan menggunakan bibit, namun kelemahannya tidak semua jenis kayu dapat menghasilkan trubusan.
Gambar 3. Trubusan Gambar 4. Usaha pembibitan
c. Penanaman