penerbitannya dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas Kehutanan atau Kepala Cabang Dinas Perkebunan khusus karet dan kelapa.
b. Penebangan
Kegiatan penebangan kayu di hutan rakyat dapat dilakukan dengan menggunakan dua sistem, yaitu tebang pilih dan tebang habis. Tebang pilih
dilakukan jika petani hanya menjual kayu dari pohon-pohon yang telah layak tebang dengan batas diameter 10 cm, sedangkan jika dijual dengan borongan
maka sistem yang dipilih adalah tebang habis. Penjualan kayu dengan cara borongan adalah bentuk penjualan kayu dari pohon-pohon yang masih berdiri
dalam suatu areal secara keseluruhan, baik yang sudah ataupun belum layak tebang dan pemanenannya dilakukan juga secara keseluruhan. Pembeli biasanya
menjual kayu-kayu yang belum layak tebang sebagai kayu bakar bagi industri atau rumah tangga.
Penebangan umumnya dilakukan oleh buruh tebang yang terdiri dari 2 orang dalam 1 tim, dengan upah berkisar antara Rp 20.000 - Rp 40.000m
3
dari hasil tebangan untuk 1 tim tersebut. Pedagang pengumpul biasanya menggunakan
1 - 2 tim dalam setiap kali penebangan. Alat tebang yang digunakan lebih sering menggunakan gergaji mesin chain saw dan terkadang ada juga yang
menggunakan gergaji biasa manual. Tanaman penghasil kayu pohon yang ditanam dapat dipanen layak
tebang pada saat umur 5 hingga 10 tahun dengan diameter antara 10 - 30 cm dan tinggi rata-rata mencapai 20 meter semuanya tergantung dari jenis pohon. Petani
pada umumnya menjual pohon-pohonnya jika ada kebutuhan yang sangat mendesak, seperti biaya sekolah anak atau kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.
c. Pembagian dan Pembersihan Batang
Pembagian dan pembersihan batang biasanya dilakukan langsung di lokasi penebangan dengan menggunakan gergaji yang sekaligus juga dipakai sebagai
alat untuk menebang pohon tersebut. Pembagian dan pembersihan batang dilakukan langsung di lokasi penebangan agar dapat memudahkan di dalam
penyaradan serta pengangkutan kayunya. Pembersihan batang dilakukan dengan cara memotong semua cabang dan
ranting pada batang pokok, selain itu ada juga yang langsung menggergaji batang
pokok di keempat sisi-sisinya sehingga batang pokok menjadi berbentuk balok besar yang biasa disebut dengan balken. Pembagian batang dilakukan dengan
melihat kondisi batang pokok, dengan panjang sortimen antara 1 - 4 meter.
d. Penyaradan dan Pengumpulan Kayu