5
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian tentang kajian potensi mangrove dalam pengembangan silvofishery di Kabupaten Tulang Bawang, Propinsi Lampung bertujuan untuk
menganalisa potensi dan manfaat ekosistem mangrove dengan pendekatan silvofishery melalui tinjauan karakteristik fisika kimia perairan, produktifitas
serasah mangrove, dekomposisi serasah, kandungan unsur hara serasah, pakan alami dan valuasi ekonomi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat Departemen Kelautan dan Perikanan, c.q Ditjen
KP3K, Pemerintah Daerah kabupaten Tulang Bawang, Pengusaha pembudidaya perikanan, serta masyarakat penggarap areal sabuk hijau dalam hal pengelolaan
ekosistem mangrove. Informasi yang juga diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah mengenai pendekatan silvolfishery dalam pengelolaan
ekosistem mangrove disepanjang areal sabuk hijau green belt, sehingga nantinya tidak terdapat kesalahan yang fatal dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan
ekosistem mangrove sehingga keberadaanya tetap lestari.
1.5 Kerangka Pikir
Pengelolaan ekosistem mangrove dengan pendekatan silvofishery yang terdapat di Kabupaten Tulang Bawang, Propinsi Lampung merupakan usaha
penyelamatan lingkungan dengan memadukan kegiatan budidaya di areal mangrove. Kegiatan ini pada mulanya, merupakan kolaborasi antara pemerintah
Kementrian Kelautan dan Perikanan dan swasta PT. Central Pertiwi Bahari dalam hal reboisasi kawasan pesisir timur Lampung yang telah dilaksanakan sejak
tahun 1994 hingga sekarang. Hasil dari kegiatan tersebut yaitu telah ditanamnya kurang lebih sebanyak
±4 370 000 batang dengan luas penanaman seluas ±3 215.2 Ha. Area penanamannya meliputi pesisir Sungai Nibung, Sungai Burung, Sungai
Kuala Seputih, Tanjung Krosok, dan areal internal di kawasan perusahaan tambak udang PT. Central Pertiwi BahariCPB. Namun demikian, silvofishery baru
diinisiasi dan dikembangkan sejak tahun 2004 oleh Divisi Lingkungan Hidup dan Sosial dari PT. CPB di tambak milik perusahaan dan milik masyarakat lokal.
6 Kondisi tambak silvofishery milik PT. CPB saat ini sudah tidak berfungsi lagi
disebabkan karena gangguan alam gempuran ombak. Tambak dengan pola silvofishery yang masih dapat digunakan yaitu tambak milik masyarakat lokal,
dengan jumlah dan luasan yang masih sangat terbatas. Kegiatan silvofishery ini dilakukan, karena diduga mampu memberikan
dampak positif dalam hal mengurangi tekanan sumberdaya pesisir akibat adanya konversi lahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Dengan silvofishery
diharapakan mampu memulihkan kembali kondisi green belt dan dapat memberikan tambahan nilai ekonomi pada masyarakat setempat melalui kegiatan
budidaya yang dilaksanakan bersamaan dengan reboisasi pantai. Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah penelitian
tentang pengelolaan ekosistem mangrove dengan pendekatan silvofishery yang nantinya diharapakan mampu menjawab permasalahan yang sudah ada
sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti produktifitas serasah mangrove yang diduga memiliki kandungan nutrient untuk dikonsumsi oleh
plankton, perifiton dan benthos. Dekomposisi serasah mangrove ini akan menjadikan serasah terurai menjadi partikel-partikel halus dengan bantuan
mikroba decomposer dan hewan-hewan pemangsa detritus plankton, perifiton dan benthos yang dapat dijadikan sebagai pakan alami. Kondisi tersebut diduga
akan menarik organisme budidaya ikan dan kepiting untuk dapat hidup dan berkembang biak di dalamnya. Penelitian ini juga dilakukan dari sisi ekonomi di
mana diasumsikan bahwa pengelolaan ekosistem mangrove dengan pendekatan silvofishery ini dapat memberikan nilai ekonomi baik yang diperoleh secara
langsung misalnya, penjualan udang dan kepiting. Dengan metode yang memadukan sisi ekologi dan ekonomi, diharapkan dapat menjaga pemanfaatan
lahan di kawasan pesisir secara lestari dan berkelanjutan. Namun informasi tersebut masih terbatas sehingga diperlukan suatu kajian untuk mengungkapnya.
Keluaran yang diharapkan yaitu munculnya sebuah pendekatan dalam hal pengelolaan eksosistem mangrove sebagai upaya pemulihan pemanfaatan
kawasan pesisir dengan cara memadukan kegiatan reboisasi green belt dan kegiatan budidaya yang memberikan nilai ekonomi yang tinggi dengan input
7 pakan yang rendah. Secara ringkas kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.
Ket:----- : Fokus penelitian
Gambar 1 Kerangka Pikir
Konversi green belt di Kaawasan Pesisir Lampung
untuk Tambak
Biologi Swasta
Pemerintah Upaya Pemulihan
Program Reboisasi melalui ABRI Manunggal Reboisasi
Pemulihan Kawasan green belt dengan silvosfishery
Uji Parameter Produktivitas Serasah
Ekosistem Mangrove dalam Petakan Tambak
Budidaya Perikanan
Ekonomi NET
Penanaman Mangrove
Dekomposisi Serasah Kimia-Fisika
Nilai Langsung
Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang Lestari dn Berkelanjutan
Nilai Tidak Langsung
Organisme Budidaya
Masyarakat lokal
2. TINJAUAN PUSTAKA