Flora dan Fauna Ekologi Mangrove

10 berlindung dan tempat tumbuh dan berkembang bagi anak-anak ikan, tempat kawinpemijahan, dan lain-lain. Berbicara tentang ekosistem mangrove adalah berbicara tentang suatu ekosistem hutan hujan tropis yang khas. Kekhasannya dikarenakan pertama, lokasi di mana ekosistem ini tumbuh dan berkembang. Ekosistem mangrove berada di wilayah pesisir di mana terjadi peralihan habitat darat dan laut Wibisono 2005. Bentuk adaptasi mereka terhadap lingkungan yang sering terendam oleh air asin dan air tawar. Dengan adaptasi seperti ini ekosistem mangrove dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang sulit, tidak semua tumbuhan dapat melakukannya seperti pada tanah yang miskin oksigen, berlumpur, berpasir, bahkan pada terumbu karang. Akar yang khas ini juga menjadikan vegetasi pembentuk ekosistem mangrove sebagai salah satu plasma nutfah berharga yang penting untuk terus dilestarikan. Manfaat penting lainnya dari ekosistem ini adalah sebagai penyeimbang ekosistem darat, laut dan udara. Eksositem mangrove dapat membantu pembentukan daratan baru dari hasil sedimemtasi lumpur yang dibawa oleh aliran sungai. Dengan kemampuannya mengikat zat pencemar maka mangrove dapat berfungsi sebagai biofilter alami Gunarto 2004 yang dapat menetralkan dan menjernihkan kawasan pesisir. Dari ekosistem ini dapat dihasilkan biomassa 62.9 – 39.8 tonha, guguran serasah 5.8 – 25.8 tonha dan riap volume 20 tcalhath atau 9 m 3

2.2 Ekologi Mangrove

hath pada hutan tanaman bakau umur 20 tahun. Namun dari produksi yang besar ini tidak lebih dari 10 yang dikonsumsi langsung oleh hewan-hewan darat pemakannya, sedangkan sisanya tinggal di dalam wilayah perairan pantai Odum dan Heald 1975. Kondisi ini menyebabkan kandungan bahan organik hutan mangrove sangat tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan.

2.2.1 Flora dan Fauna

Hutan mangrove merupakan himpunan khas dari berbagai jenis tumbuhan dan beberapa suku yang berbeda, tetapi mempunyai kesamaan adaptasi dengan lingkungannya. Di antara bentuk adaptasi yang terpenting adalah sistem 11 perakarannya. Bengen 2001 dalam komunitas mangrove di Indonesia tercatat 202 jenis yang terdiri atas 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit, dan 1 jenis sikas. Namun demikian hanya terdapat kurang dari 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove paling tidak di dalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati pentingdominan yang termasuk ke dalam empat family Rhizoporaceae Rhizophora, Bruguiera dan Ceirops, Sonneratiaceae Sonneratia, Avicenniaceae Avicenia dan Meliceae Xylocarpus. Menurut Soeroyo 1988 habitat yang ditumbuhi tumbuhan mangrove dapat bersifat padat dan keras, misalnya endapan lumpur di estuari muara sungai. Dan agar dapat tumbuhan tegak, maka tumbuhan ini memiliki sistem perakaran yang lebar dan luas. Habitat hutan mangrove bersifat khusus tetapi setiap jenis biota di dalamnya mempunyai kisaran ekologi tersendiri dan masing-masing mempunyai relung khusus. Hal ini menyebabkan terbentuknya berbagai macam komunitas dan bahkan mintakat, sehingga komposisi jenis berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Menurut Sukardjo 1986, mintakat ini mencerminkan tahap-tahap suksesi dari vegetasi darat dan merupakan respon terhadap perubahan lainnya waktu penggenangan, salinitas tanah, tersedianya sinar matahari, aliran pasang surut dari aliran air tawar. Seperti halnya tumbuhan mangrove, penyebaran fauna mangrove juga memperlihatkan mintakat jenis-jenis dominan. Menurut Soerianegara 1998 hutan mangrove adalah suatu ekosistem tiga dimensi dengan dua cara penyebaran yang mengakibatkan terbentuknya penyeberan hewan, yaitu: penyebaran mendatar dari laut ke darat pada hewan infauna dan epifauna, penyebaran menegak dari lantai hutan ke pucuk-pucuk pohon, terutama yang hidup di bagian tepi luar hutan. Pada umumnya, penyebaran fauna secara mendatar tergantung pada jarak dari laut serta adaptasi jenis-jenis tersebut terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Sedangkan penyebaran secara menegak tergantung pada kisaran tinggi air pasang surut. Tumbuhan mangrove dengan sistem perakarannya menjadikan hutan mangrove mempunyai 6 macam habitat bagi faunanya, yaitu; tajuk pohon yang tersusun dari batang, cabang dan dedaunan yang tidak dicapai oleh air laut, lubang-lubang dan celah yang berisi air pada batang dan cabang merupakan habitat yang dihuni oleh serangga. 12 Menurut Bengen 2001 peranan dan potensi hutan mangrove sangat besar, baik berupa manfaat langsung maupun tidak langsung yang sangat penting artinya bagi ekosistem kehidupan mahluk di lautan dan eksosistem lain, antara lain: sebagai peredam gelombong dan angin badai, pelindung pantai dari abrasi, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkat oleh aliran air permukaan, sebagai penghasil sejumlah besar detritus, terutama berasal dari daun dan dahan pohon mangrove yang rontok. Sebagian dari detritus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi para pemakan detritus dan sebagian lagi diuraikan secara bakterial menjadi mineral-mineral hara yang berperan dalam penyuburan perairan, sebagai daerah asuhan nursery ground, daerah mencari makanan feeding ground dan daerah pemijahan spawning ground bagi bermacam- macam biota perairan ikan, udang, dan kerang-kerangan baik yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai.

2.2.2 Habitat