22
2.7.4 Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut atau dikenal denga istilah DO dissolved oxygen adalah salah satu gas yang ditemukan terlarut dalam perairan. Kadar oksigen terlarut di
perairan alami bervariasi bergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen berkurang dengan semakin meningkatnya suhu,
ketinggianaltitude dan berkurangnya tekanan atmosfer Jeffries dan Mills 1996 in Effendi 2000. Peningkatan suhu 1
o
Welch 1952 in Sulardiono 1977 menyatakan bahwa oksigen terlarut dalam air umunya berasal dari fotosintesis, disfungsi oksigen, dan arus atau aliran
air melalui air hujan. Sedangkan oksigen terlarut dapat berkurang disebabkan karena naiknya suhu air, meningkatnya salinitas, proses respirasi organisme
perairan dan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba. C meningkatkan konsumsi oksigen sekitar
10. Sedangkan semakin tinggi suatu tempat dari permukaan air, semakin rendah tekanan atmosfer, sehingga kelarutan oksigen semakin berkurang.
Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang berakibat pada kematian organisme perairan, sedangkan pengaruh yang tidak
langsung adalah meningkatkan toksisitas bahan pencemar yang pada akhirnya dapat membahayakan organisme itu sendiri. Hal ini disebabkan karena oksigen
terlarut dipergunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh dan berkembang biak Rahayu 1991.
Pada perairan yang menerima limbah organik, proses dekomposisi bahan buangan yang dilakukan oleh bakteri memerlukan oksigen yang cukup. Bila
jumlah bahan organik melimpah, aktivitas perombakan bakteri memerlukan oksigen yang sangat banyak, sehingga konsentrasi oksigen diperairan menjadi
berkurang, bahkan dalam kondisi tertentu perairan dapat dalam keadaan tanpa oksigen unaerob, konsentrasi oksigen kurang dari 1 ppm dapat mematikan
organisme perairan hanya dalam selang beberapa Swingle 1965 in Sulardiono 1997.
2.7.5 Derajat Keasaman pH
Derajat keasamaan atau pH merupakan gambaran jumlah atau lebih tepatnya aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan
seberapa asam atau basa suatu perairan. Di perairan pesisir atau laut pH relaif
23 lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antar 7.7-8.4
Nybakken 1992. Perubahan nilai pH perairan pesisir yang kecil saja dari nilai alaminya menunjukkan sistem penyangga perairan tersebut terganggu, sebab air
laut sebenarnya mempunyai kemampuan untuk mencegah perubahan pH. Di dalam air, pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga buffer, yaitu adanya garam-
garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya Boyd 1982.
2.7.6 Kebutuhan Oksigen Biokimiawi BOD