Kebutuhan Oksigen Biokimiawi BOD Kebutuhan Oksigen Kimiawi COD Nitrogen Ammonia, Nitrit, Nitrat dan Fosfat

23 lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antar 7.7-8.4 Nybakken 1992. Perubahan nilai pH perairan pesisir yang kecil saja dari nilai alaminya menunjukkan sistem penyangga perairan tersebut terganggu, sebab air laut sebenarnya mempunyai kemampuan untuk mencegah perubahan pH. Di dalam air, pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga buffer, yaitu adanya garam- garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya Boyd 1982.

2.7.6 Kebutuhan Oksigen Biokimiawi BOD

BOD Biological Oxygen Demand yang merupakan gambaran secara tak langsung kadar bahan organik adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbodioksida dan air Davis dan Cornwell 1991 in Effendi 2000. Menurut Boyd 1982 nilai OD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat pada botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 o BOD juga memberikan gambaran seberapa besar oksigen yang diperlukan dalam proses dekomposisi secara biologis biodegradable di perairan. dengan demikian semakin tinggi nilai BOD memberikan gambaran semakin besarnya bahan organik yang terdekomposisi dengan menggunakan sejumlah oksigen di perairan. Tingginya aktivitas dekomposisi akibat banyaknya jumlah bahan organik juga dapat berakibat lebih lanjut pada timbulnya bahan-bahan beracun dan berbau sebagai hasil samping proses dekomposisi, seperti ammonia dan hidrogen sulfida. C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya.

2.7.7 Kebutuhan Oksigen Kimiawi COD

Nilai COD Chemical Oxygen Demand menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik, baik yang bisa didegradasi secara biologis biodegradable maupun yang sukar didegradasi biologi non-biodegradable, menjadi CO 2 dan H 2 S. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang diperlukan dalam mengkonsumsi air sampel Boyd 1982. Nilai COD juga dapat memberikan indikasi kemungkinan adanya pencemaran limbah industri di dalam perairan, Bila nilai COD jauh lebih besar dari nilai BOD Alaerst dan Santika 1987. 24

2.7.8 Nitrogen Ammonia, Nitrit, Nitrat dan Fosfat

Nitrogen dalam perairan dapat berbentuk senyawa ammonia, nitrit, nitrat dan senyawa bentuk lain. Senyawa tersebut berasal dari limbah pertanian, pemukiman dan industri Alaerst dan Santika 1987. Sedangkan alami senyawa ammonia di perairan berasal dari hasil metabolise hewan dan hasil proses dekomposisi bahan organik oleh bakteri. Jika kadar ammonia di perairan terdapat dalam jumlah yang terlalau tinggi, lebih besar dari 1.1 ppm pada suhu 25 o Ammonia NH C dan pH 7.5 dapat diduga adanya pencemaran. 3 dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber ammonia di perairan adalah hasil pencemaran nitrogen organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air, berasal dari dekomposisi bahan organik tumbuhan dan bita akuatik yang telah mati yang dilakukan oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah amonifikasi Effendi 2000. Ammonia yang terukur di perairan berupa ammonia total NH 3 dan NH 4 + Kadar ammonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0.1 mgl dan kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi NH . Nilai ammonia bebas meningkat dengan meningkatnya nilai pH dan suhu perairan. Toksisitas ammonia terhadap organisme akuatik meningkat dengan penurunan kadar oksigen terlarut, pH dan suhu. 3 Nitrit NO pada perairan tawar sebaiknya tidak melebihi 0.02 mgl. Kadar ammonia bebas melebihi 0.2 mgl bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan Sawyer dan Mc Carty 1978 in Effendi 2000. Kadar ammonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri dan limpasan run-off pupuk pada pertanian. 2 biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil dari pada nitrat bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan intermediate antara ammonia dan nitrat nitrifikasi dan antara nitrat dan gas oksigen denitrifikasi Effendi 2000. Kadar nitrit di perairan alami sekitar 0.001 mgl dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mgl. kadar nitrit melebihi 0.05 mgl dapat bersifat toksik bagi organisme yang sensitif Moore 1991 in Effendi 2000 25 Nitrat NO 3 Fosfat merupakan komponen yang penting bagi kesuburan perairan. Fosfat dalam air dapat berupa bahan padat atau bahan terlarut. Fosfat padat dapat terbentuk sebagai suspensi garam-garam yang tidak larut Sastrawijaya 1991. Fosfat yang diserap oleh organisme nabati dalam bentuk ortophosphat yang merepresentasikan nutrient fosfor P terlarut dan merupakan bioavailable phosphorus. Ketersediaan ortophosphat dan bioavailable phosphorus merupakan gambaran singkat perairan, dan merupakan faktor paling penting bila perairan hendak dimanfaatkan untuk keperluan perikanan. Konsentrasi fosfat dalam perairan alami pada umunya tidak melebihi 0.1 ppm. Menurut Wardoyo 1987 kandungan fosfat yang melebihi kebutuhan normal akan meningkatkan kesuburan perairan dan merangsang pertumbuhan fitoplankton. adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Nitrat merupakan salah satu nutrient senyawa yang penting dalam sintesa protein hewan dan tumbuhan. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme fitoplankton, tumbuhan air, Apabila didukung oleh nutrient nitrat nitrogen terlarut Alaerst dan Santika 1987.

2.8 Indikator Biologi