Produktifitas Serasah Mangrove HASIL DAN PEMBAHASAN

tidak dapat difungsikan, disebabkan karena gangguang alam gempuran ombak. Jenis mangrove yang ditanam dalam petakan tambak adalah homogen dengan jenis Rhizophora apiculata. Umur tanam rata-rata ± 3 tahun, memiliki tinggi rata- rata ± 1.5 m dan diameter batang rata-rata 4.5 cm.

4.2. Karakteristik Fisika Kimia Perairan

Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika kimia perairan di pesisir timur Propinsi Lampung selama 42 hari pengamatan disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Kualitas air di lokasi penelitian Parameter Min Max rerata ±STD Baku Mutu Suhu o 28 C 30 29.3 ±0.7 30 Salinitas o 7 oo 12.5 9.1 ±2.2 - DO mgl 5.1 6.9 5.9 ±0.7 3 pH 8.04 8.4 8.2 ±0.3 6-9 TSS mgl 108 144 145.3 ±25 - TOM mgl 11.38 16.43 13.1 ±1.8 - NO 3 0.01 -N mgl 0.01 0.01±0.00 - PO 4 0.097 -P mgl 0.655 0.4 ±0.2 - BOD 5 56.83 ppm 94.4 78.2 ±12.6 - COD ppm 141.28 307 200.4 ±56 - PP Nomor 20 Tahun 1990, Air Golongan C Menurut PP Nomor 20 Tahun 1990, berdasarkan baku mutu air golongan C air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan menurut Boyd 1990 in Pirsan 2008, secara umum kondisi kualitas air di lokasi penelitian baik dari segi kimia maupun fisika layak untuk kehidupan ikanudang dan bakteri pengurai.

4.3. Produktifitas Serasah Mangrove

Produktivitas serasah mangrove digunakan sebagai indikator minimum tingkat produktivitas primer dan juga merupakan informasi penting mengenai energi dan siklus hara yang dihasilkan Conner 1992. Nilai rata-rata produktifitas serasah mangrove di 5 plot pengamatan untuk masing-masing komponen serasah disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Produksi serasah mangrove Rhizophora apiculata di lokasi studi rata rata dari 5 plot pengamatan Pengamatan ke- Jumlah rata-rata serasah grm 2 hari Daun Σ Akum ulasi Ranting Σ Akum ulasi Bunga Σ Akum ulasi Total 7 hari ke-1 5.04 ±1.85 5.04 0.01 ±0.01 0.01 0.012 ±0.02 0.012 5.06 ±2.90 7 hari ke-2 3.96 ±1.28 9.00 0.02 ±0.03 0.03 0.004 ±0.01 0.017 3.99 ±2.28 7 hari ke-3 2.08 ±0.35 11.09 0.02 ±0.04 0.05 0.003 ±0.00 0.020 2.10 ±1.20 7 hari ke-4 1.16 ±0.34 12.24 0.03+0.06 0.08 0.003 ±0.01 0.022 1.19 ±0.66 7 hari ke-5 1.74 ±1.05 13.98 0.05 ±0.03 0.13 0.007 ±0.01 0.030 1.80 ±0.99 7 hari ke-6 4.28 ±2.20 18.27 0.30 ±0.10 0.43 0.000 ±0.00 0.030 4.58 ±.2.39 Total 18.27 ±1.58 0.43 ±0.11 0.030 ±0.00 18.73 ±1.62 rerata 3.04 ±1.18 0.07 ±0.01 0.005 ±0.003 3.12 ±1.19 Data produktifitas rata-rata serasah mangrove jenis Rhizopora apiculata yang didapat selama pengamatan yaitu 42 hari secara keseluruhan menunjukkan bahwa daun merupakan komponen terbesar serasah. Tingginya kontribusi serasah daun dibandingan dengan komponen lainnya karena secara biologis pembentukan daun lebih cepat dibandingkan dengan komponen reproduksi bungabuah dan cabang. Ditinjau dari segi umur mangrove pada lokasi penelitian yang rata-rata masih berumur 3 tahun dengan tinggi rata-rata ±1.5 meter dan diameter batang rata-rata ± 4.5 cm, pohon tersebut masih tergolong muda dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi, sehingga pembentukan daun berjalan lebih cepat dibandingkan bagian yang lainnya, dan oleh karenanya jumlah serasah yang jatuh lebih banyak dari bagian pohon lainnya. Daun mangrove yang jatuh ke dalam trap adalah daun yang berwarna kuning. Daun mangrove yang berwarna kuning ini sebelum jatuh, diduga sudah tidak mampu menjalankan fungsi utamanya berfotosintesa, karena jaringan sel daunnya sudah mati. Perbedaan jumlah daun dari waktu pengamatan yang satu ke pengamatan berikutnya yang masuk ke dalam trap selama penelitihan diduga disebabkan oleh faktor curah hujan yang mempercepat proses pengguguran daun yang sudah berwarna kuning. Ranting yang jatuh ke dalam trap merupakan ranting yang secara fisik sudah mengering dan diduga tidak ada jaringan sel yang hidup. Bunga yang jatuh ke dalam trap merupakan bunga yang sudah tua. Ciri bunga yang sudah tua biasanya ditandai dengan adanya perubahan warna dari hijau menjadi coklat tua. Pembentukan daun juga lebih bersifat terus menerus regenerasi yang relative cepat dibandingkan dengan komponen lainnya. Secara fisik struktur daun pada pohon mangrove lebih mudah digugurkan oleh hembusan angin dan hujan. Daun mangrove merupakan komponen yang sangat penting, sehingga memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan dengan salinitas tertentu. Sel-sel khusus yang terdapat di dalam daun berfungsi untuk menyimpan garam. Tingginya kontribusi daun terhadap produktifitas serasah yang dihasilkan terkait dengan salah satu bentuk adaptasi tumbuhan mangrove untuk mengurangi kehilangan air agar dapat bertahan hidup pada kondisi kadar garam tinggi Zamroni 2008. Menurut Murdiyanto 2003, terdapat 3 cara mangrove untuk bertahan terhadap air garam: i mangrove menghindari penyerapan garam berlebihan dengan cara menyaring melalui bagian akarnya, ii secepatnya mengeluarkan garam yang masuk ke dalam sistem pepohonan melalui daun, iii menumpuk kelebihan garam pada kulit pohon dan daun tua lalu segera digugurkan. Persentase guguran serasah daun berkorelasi positif dengan salinitas perairan ekosistem mangrove, semakin tinggi salinitas perairan maka semakin tinggi pula produksi serasah mangrove. Serasah mangrove yang dihasilkan berupa daun merupakan serasah yang paling penting peranannya dibandingkan dengan komponen lain. Menurut Bunyavejchewin dan Nuyim 2001 dalam aliran energi hutan mangrove, daun memegang peranan penting karena merupakan sumber nutrisi bagi organisme. Serasah yang jatuh akan mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme menjadi detritus. Semakin banyak serasah yang dihasilkan dalam suatu kawasan mangrove maka semakin banyak pula detritus yang dihasilkan. Detritus inilah yang menjadi sumber makanan bernutrisi tinggi untuk berbagai jenis organisme perairan khususnya micro organisme pemakan detritus atau detritivor yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh organisme tingkat tinggi dalam jaring-jaring makanan. Gambaran produktifitas serasah mangrove di beberapa daerah yang berbeda disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Produktivitas sersah mangrove di beberapa lokasi penelitian No Sumber Lokasi Penelitian Jenis Mangrove Produksi serasah grm 2 hari 1 Suyanti, 1995 Pantai Bama, TN Baluran, Jatim Rhizophora apiculata 3.62 2 Juman, 2005 Bon Accord Lagoon, Tobago Rhizophora mangle 3.55 3 Zuriati, 2007 Hutan Lindung Angke, Jakarta Avicennia marina 7.74 4 Ulqodry, 2008 Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan Avicennia marina 2.99 5 Zamroni, 2008 Teluk Sepi, Lombok Barat Rhizophora mucronata Rhizophora apiculata 1.48 0.49 6 Penelitian ini Tulang Bawang, Lampung Rhizophora apiculata 3.12 Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti lain di beberapa daerah Indonesia, produksi serasah mangrove berkisar antara 0.49 gm 2 hari samapi dengan 7.74 gm 2 hari, sementara hasil penelitian ini adalah 3.12 gm 2 hari. Variasi tersebut nampaknya terkait dengan jenis pohon mangrove yang diamati. Menurut Kuriandewa 1998, dan Juman 2005 faktor iklim dan intensitas matahari dapat berpengaruh pada jumlah serasah daun yang jatuh.

4.4. Dekomposisi Serasah