Unsur hara C, N dan P pada daun mengalami penurunan selama proses dekomposisi dalam perairan dengan laju dekomposisi k yang berbeda-beda.
Persamaan regresi dan laju penurunan C, N dan P pada daun mangrove selama penelitian disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Persamaan regresi laju dekomposisi C, N dan P pada serasah daun mangrove
Unsur Hara Persamaan regresi
C y=11.063e
-0.337x
N y=0.2561e
-0.336x
P y=0.0749e
-0.338x
Unsur C, N, dan P yang diuraikan oleh mikroba melalui proses dekomposisi, merupakan unsur yang dibutuhkan oleh mikroba dalam melakukan
metabolisme sel Wulan et al. 2004. Unsur C yang terdapat pada sersah merupakan unsur utama yang berperan dalam penyusunan sel-sel bakteri. Unsur N
memiliki peranan yang sangat penting dalam penyusunan asam nukleat, asam amino dan enzim-enzim. Unsur P berperan dalam pembentukan asam nukleat dan
fosfolipid.
4.6. Pakan Alami
4.6.1. Benthos
Hasil analisis benthos menunjukkan bahwa substrat dasar tambak penelitian hanya didominasi oleh satu jenis Gastropoda dari spesies melanoides,
dengan kelimpahan 5 942 indm
2
. Dominasi melanoides di lokasi penelitian diduga disebabkan karena sifat spesies yang suka bergerombol dan mengelompok
di habitat yang banyak mengandung makanan Molles 1999. Melanoides menyukai habitat perairan tergenang dengan dasar berlumpur, hal ini sesuai
dengan kondisi tempat penelitian. Keberadaan melanoides yang berada di dalam substrat lumpur, tidak akan mengganggu keberadaan organisme budidaya
ikanudang yang hidup di kolom air. Berdasarkan cara mencari makan,
melanoides tergolong dalam deposit feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dalam substrat dasar Odum 1993, sehingga dalam hal mencari
makanan tidak saling mengganggu organisme budidaya yang pada umumnya mendapatkan makanan di kolom air atu di permukaan air.
Menurut Darojah 2005
, keberadaan bentos yang bersifat deposit feeder seperti melanoides, dapat
menjadi pakan alami bagi organisme budidaya, seperti kepiting.
4.6.2. Plankton
Hasil analisa pakan alami dalam perairan tambak percobaan disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Plankton di lokasi penelitian
No Klas Genus
Kelimpahan indml A
Zooplankton
1 Maxillopoda
Copepoda 30
2 Monogononta
Brachionus 10
B Phyoplankton
3 Chlorophyceae
Chlorella 478 333
4 Chlamydomonas
225 5
Euglenoidea Euglena
50 6
Cyanophyceae Oschillatoria
842 7
Dinophyceae Peridinium
75 8
Bacillariophyceae Nitzchia 8 110
9 Skeletonema
750 10
Chaetoceros 90 050
11 Cyclotella
150 12
Navicula 63
13 Anapora
50 14
Gyrosygma 75
Total 578 813
Berdasarkan Tabel 9 didapatkan
indeks dominansi 0.7075, indeks keanekaragaman 0.2327, indeks keseragaman 0.1119. Kondisi perairan di lokasi
tersebut ditinjau dari keanekaragaman menunjukkan bahwa kondisi komunitas biotanya kurang stabil. Menurut Strin 1981 in Pirsan 2008 indeks perairan
H 1 maka komunitas biota dinyatakan tidak stabil. Boyd 1999 in Pirsan
2008 menyatakan bahwa Ekosistem dengan keragaman rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar dibandingkan dengan
ekosistem yang memiliki keragaman tinggi.
Pakan alami merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme yang dibudidaya khususnya pada fase larva
atau benih. Pakan alami disini mencakup fitoplankton dan zooplankton yang berperan sebagai sumber karbohidrat, lemak, protein dengan susunan asam amino
yang lengkap serta mineral yang berperan dalam pertumbuhan larva atau benih ikan. Keberadaan fitoplankton sangat berperan dalam pertumbuhan larva pada
petakan tambak, karena pada umumnya tahap awal pertumbuhan larva baik ikan maupun non ikan menggunakan pakan dari jenis fitoplankton. Sebagai contoh
keberadaan chaetoceros dari kelas Bacillariophyceae untuk pakan alami khususnya bagi larva udang, keberadaannya di perairan lokasi penelitian lebih
mendominasi dibandingan dengan jenis mikrolaga lainya yang berasal dari kelas yang sama. Hal ini diduga bahwa chaetoceros sangat bergantung pada perairan
yang menyediakan unsur Nitrogen untuk proses pembentukan jaringannya. Kecenderungan melimpahnya chaetoceros tampaknya dipengaruhi oleh sinar
matahari yang diterima oleh perairan tambak, kecenderungan masuknya suplai air tawar yang berasal dari sungai-sungai terdekat sungai burung.
Klas Chlorophyceae didominasi oleh chlorella sebagai pakan alami di lokasi penelitian. Hal tersebut disebabkan Chlorella mengandung berbagai nutrien
seperti protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh, vitamin, klorofil, enzim, serat yang tinggi Wirosaputro 1998 dan Steenblock 2000. Selain itu, Chlorella
merupakan mikroalga kosmopolit yang sebagian besar hidup di lingkungan akuatik baik perairan tawar, laut maupun payau, juga ditemukan di tanah dan di
tempat lembab Vashishta 1999. Menurut Sachlan 1982 sel Chlorella memiliki
tingkat reproduksi yang tinggi, setiap sel Chlorella mampu berkembang menjadi 10.000 sel dalam waktu 24 jam.
Pakan alami yang berasal dari zooplankton, didominasi oleh klas Maxillopoda genus copepoda. Beberapa hal yang menyebabkan copepoda banyak
dikonsumsi oleh larva ikan adalah i memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga sangat dibutuhkan bagi perkembangan larva ikan, ii memiliki tingkat
toleransi hidup terhadap kualitas lingkungan perairan yang selalu berubah-ubah, iii memiliki ukuran tubuh yang sesuai dengan mulut larva ikan, iv bersifat
autolysis mudah diserap oleh pencernaan larva ikan, dan v keberadaannya tidak meberikan efek pencemaran terhadap perairan Sachlan 1982.
4.6.3. Periphyton