luasan lahan yang terdiri atas beberapa petak sawah dan tersebar di berbagai tempat dan ada pula petani yang menggarap lahan sawah milik keluarganya.
Perbedaan sebaran luas lahan yang digarap oleh petani tersebut disebabkan karena sebagian besar petani di Kampung Ciburuy memiliki keterbatasan modal
untuk memiliki lahan milik sendiri. Para petani hanya bekerja dengan cara menggarap lahan milik orang lain dan sebagian besar petani penggarap lahan di
desa ini sudah menanam padi organik di lahan sawah mereka. Para petani umumnya membuat benih padi organiknya sendiri dan juga membeli langsung
dari koperasi. Para petani ada yang membuat pupuk sendiri menggunakan jerami atau membeli pupuk organic fertilizer OFER dari koperasi menggunakan sistem
hutang. Pembelian pupuk di koperasi biasanya menggunakan cara berhutang dan hutang akan dibayar ketika petani tersebut sudah mendapatkan penghasilan dari
hasil panennya. Terdapat dua macam sistem bagi hasil, yaitu sistem paro sebagian dan sistem 40:60 yang ditentukan dari kesepakatan antara petani
penggarap dan pemilik lahan.
5.2. Kepribadian yang Inovatif
5.2.1. Keberanian Mengambil Resiko
Kepribadian dilihat dari karakter yang menggambarkan diri individu, misalnya tingkat empati yang besar, tidakkurang dogmatis yaitu derajat dimana
seseorang sangat dekat dengan sistem kepercayaannya, rasionalis, tingkat intelegensinya tinggi, mau mengambil resiko, dan tidak percaya pada nasib
futuristik. Kepribadian juga dapat dilihat dari kemampuan seseorang mengambil resiko atas keputusannya. Dalam hal ini, Mc Clelland dalam Vago 1980:55-58
mengatakan bahwa kebutuhan akan prestasi ditunjukkan dengan adanya kemampuan seseorang memilih pekerjaan tugas-tugas yang memiliki tingkat
kesulitan sedang moderat yang bertujuan agar ia memperoleh resiko yang sedang moderat tidak besar dan juga tidak kecil resikonya, dan aktivitas
inovatif yang energik, khususnya ketika hasilnya merupakan kepribadian yang berprestasi. Selain itu, juga diartikan sebagai kemampuan seseorang yang
cenderung merencanakan segala sesuatu dan memikirkan derajat tanggung jawab dari tindakan yang akan dilakukannya, kemudian akan diikuti oleh tindakan yang
tepat dimana ia sudah memiliki pengetahuan akan resiko yang bisa muncul dan bisa melihat kemungkinan kesuksesan yang dapat ia raih.
Sebagian besar para petani di Kampung Ciburuy tergolong ke dalam petani yang memiliki kepribadian yang berani mengambil resiko sedang.
Keberanian mengambil resiko sedang yang dimaksud adalah para petani mampu melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih inovasi pertanian yang
memiliki tingkat resiko sedang moderat. Selain karena pertimbangan mengenai resiko, para petani juga mempertimbangkan mengenai modal usaha mereka.
Sebaran jumlah petani menurut tingkat keberanian mengambil resikonya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Sebaran Jumlah Petani Menurut Tingkat Keberanian Mengambil
Resiko di Kampung Ciburuy, Tahun 2011
Kategori Keberanian Mengambil Resiko Jumlah
Persentase Keberanian Mengambil Resiko SedangModerat 42
73,7 Keberanian Mengambil Resiko Rendah Tinggi
15 26,3
Jumlah 57
100 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Kampung Ciburuy tergolong ke dalam kategori petani yang berani mengambil resiko tingkat sedang
moderat dengan jumlah persentase sebesar 73,7 persen. Para petani yang termasuk ke dalam kategori ini mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk
menerapkan inovasi pertanian yang baru apabila inovasi tersebut sudah terbukti keberhasilannya dan juga adanya bantuan pupuk dan benih padi yang diberikan
pada mereka. Ketika akan menerapkan pertanian padi organik, umumnya para petani memutuskan untuk bertani organik setelah melihat hasil panen padi organik
rekannya yang terlebih dahulu menerapkan organik. Faktor kepemilikan modal juga mempengaruhi petani dalam memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi.
Apabila modal yang dimilikinya cukup, mereka akan mempertimbangkan untuk menerapkan inovasi pertanian terbaru, sebagaimana yang diutarakan oleh salah
seorang petani sebagai berikut: “Saya mah kenapa mutusin buat bertani organik, karena saya
sudah melihat teman saya yang berhasil bertani organik. Selain itu, juga karena ada bantuan pupuk dan benih padi organik yang
tinggal saya ambil di koperasi. Kalau sebagai petani, yang penting
ada bantuan pupuknya dan benihnya itu sudah cukup. Apalagi kalau sudah melihat bukti keberhasilannya secara langsung, wah
saya akan lebih mau lagi untuk bertani organiknya”. Atg 64
tahun Sebanyak 26,3 persen petani yang termasuk dalam kategori suka
mengambil resiko rendah dan suka mengambil resiko tinggi. Petani yang suka mengambil resiko rendah yang dimaksud adalah petani yang tidak ingin sama
sekali mengalami kerugian setelah menerapkan inovasi pertanian terbaru. Petani tersebut akan memilih usahatani yang tidak memiliki peluang kerugian sama
sekali, sehingga kemungkinan yang terjadi adalah para petani akan cenderung menolak untuk menerapkan inovasi pertanian terbaru dan lebih suka untuk
menerapkan usaha tani yang biasa ia lakukan sebelumnya. Kategori petani yang suka mengambil resiko tinggi menunjukkan bahwa para petani suka memutuskan
untuk menerapkan suatu inovasi pertanian terbaru tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu, baik mengenai resiko kerugian dan kemampuan biayanya.
5.2.2. Keterbukaan Keinovatifan