Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi

menggunakan kerangka rujukan yang sudah dimiliki. Contohnya ketika kita melihat seorang mahasiswa yang berjalan dengan penampilan yang kusut, rambut acak-acakan, mata merah, dan sebagainya, pasti akan dipersepsi negatif oleh teman-teman yang melihatnya. Sebaliknya, apabila kita melihat seorang mahasiswa yang berpenampilan seperti di atas dan terlihat keluar dari sebuah laboratorium tentu akan dipersepsi positif oleh teman-temannya karena dipikir ia telah bekerja keras. Tahapan ketiga dalam proses persepsi, yaitu penafsiran- evaluasi yang diartikan sebagai proses subyektif yang melibatkan evaluasi dari penerima. Penafsiran terhadap stimulus yang sudah diatur tidak hanya ditentukan oleh stimulus dari luar tetapi juga oleh berbagai kondisi dalam diri dan kerangka rujukan yang dimiliki orang yang mempersepsi tersebut. Penelitian ini ingin menggambarkan persepsi petani padi organik tentang karakteristik pertanian organik, sehingga pengertian persepsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandanganpenilaianpenafsiran makna responden tentang karakteristik pertanian organik yang mempengaruhi sikap mereka untuk mengambil keputusan dalam menerapkan pertanian padi organik.

2.1.3. Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi

Inovasi merupakan suatu ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu atau unit adopsi lainnya. Sebagian besar dari gagasan baru dalam kajian difusi yang muncul saat ini berkenaan dengan teknologi, sehingga teknologi dan konsep inovasi sering disinonimkan. Teknologi merupakan suatu rancangan bagi tindakan instrumental yang berfungsi mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat yang menghendaki suatu hasil yang diinginkan Rogers 2003. Pengambilan keputusan oleh petani, baik berupa penolakan maupun penerimaan suatu inovasi tidak terlepas dari berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu teknologi bagi pengusahanya petani. Terdapat beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan inovasi menurut Rogers 2003, yaitu terdiri dari 1 knowledge, yaitu individu mulai mengenal adanya inovasi dan memperoleh berbagai pengertian tentang bagaiman fungsikegunaan dari inovasi tersebut; 2 persuasion, yaitu individu mulai membentuk sikap suka-tidak suka terhadap inovasi; 3 decision, yaitu individu melakukan aktivitas yang akan membawanya kepada pembuatan suatu pilihan untuk memutuskan menerima atau menolak inovasi; 4 implementation, yaitu individu menggunakan inovasi yang telah ia putuskan untuk digunakan; dan 5 confirmation , yaitu individu mencari penguatan atas keputusan yang telah ia ambil, atau dapat menolak inovasi tersebut apabila bertentangan dengan pengalaman sebelumnya. Tahapan knowledge, yaitu individu mulai mengenal adanya inovasi dan memperoleh berbagai pengertian tentang bagaiman fungsikegunaan dari inovasi. Tahap knowledge dipengaruhi oleh empat faktor pada kondisi sebelumnya dan tiga faktor pada karakteristik pembuat keputusan. Faktor kondisi sebelumnya terdiri atas praktek sebelumnya, kebutuhanmasalah yang dirasakan, keinovativan, dan norma-norma dalam sistem sosial. Faktor karakteristik pengambil keputusan penerima inovasi dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi, kepribadian, dan perilaku komunikasi. Karakteristik sosial ekonomi dapat dilihat dari status sosial yang lebih tinggi misalnya pendapatan, prestise, kelas sosial, dan sebagainya, mengikuti tahun pendidikan yang lebih lama, tingkat mobilitas yang tinggi, serta memiliki unit yang lebih besar misalnya pertanian, perusahaan, sekolah, dan sebagainya. Kepribadian dilihat dari karakter yang menggambarkan diri individu, misalnya tingkat empati yang besar, tidakkurang dogmatis yaitu derajat dimana seseorang sangat dekat dengan sistem kepercayaannya, rasionalis, tingkat intelegensinya tinggi, mau mengambil resiko, dan tidak percaya pada nasib futuristik. Hagen dalam Vago 1980:53-55 juga mengatakan bahwa adanya perubahan masyarakat dari yang tradisional menjadi masyarakat modern tidak akan terjadi tanpa adanya perubahan pada kepribadiannya. Masyarakat yang modern merupakan masyarakat yang memiliki kepribadian yang inovatif dan memiliki sifat-sifat kreatif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan terbuka pada pengalaman. Kepribadian juga dapat dilihat dari kemampuan seseorang mengambil resiko atas keputusannya. Dalam hal ini, Mc Clelland dalam Vago 1980:55-58 mengatakan bahwa kebutuhan akan prestasi ditunjukkan dengan adanya kemampuan seseorang memilih pekerjaan tugas-tugas yang memiliki tingkat kesulitan sedang moderat yang bertujuan agar ia memperoleh resiko yang sedang moderattidak besar dan juga tidak kecil resikonya, dan aktivitas inovatif yang energik, khususnya ketika hasilnya merupakan kepribadian yang berprestasi. Selain itu, juga diartikan sebagai kemampuan seseorang yang cenderung merencanakan segala sesuatu dan memikirkan derajat tanggung jawab dari tindakan yang akan dilakukannya, kemudian akan diikuti oleh tindakan yang tepat dimana ia sudah memiliki pengetahuan akan resiko yang bisa muncul dan bisa melihat kemungkinan kesuksesan yang dapat ia raih. Perilaku komunikasi juga merupakan suatu hal yang menggambarkan kebiasaan berkomunikasi individu, misalnya memiliki tingkat partisipasi sosial yang tinggi, sering melakukan komunikasi interpersonal, sering memanfaatkan media massa untuk mencari informasi, memiliki tingkat kepemimpinan yang tinggi, serta senang berada pada sistem yang modern. Tahap persuasion, yaitu individu mulai membentuk sikap suka-tidak suka terhadap inovasi. Tahap persuasion dipengaruhi oleh faktor karakteristik inovasi yang terbagi atas lima, yaitu keuntungan relatif relative advantage, kesesuaian compatibility, kerumitan complexity, kemungkinan untuk dicoba trialability, dan kemungkinan untuk mengamatimerasakan hasilnya observability. Secara rinci, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Keuntungan relatif relative advantage, merupakan derajat dimana inovasi diterima dan dipandang jauh lebih baik daripada teknologi sebelumnya, yang biasanya dilihat dari segi keuntungan ekonomi dan keuntungan sosial prestise dan persetujuan sosial. 2. Kesesuaian compatibility, merupakan derajat dimana inovasi dipandang sesuaikonsisten dengan nilai-nilai sosial budaya yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan-kebutuhan adopter. 3. Kerumitan complexity, merupakan derajat dimana inovasi dianggap sulit untuk dimengerti dan digunakan. 4. Kemungkinan untuk dicoba trialability, merupakan derajat dimana inovasi dianggap mungkin untuk diuji cobakan secara teknis dalam skala kecil. 5. Kemungkinan untuk diamatidirasakan hasilnya observability, merupakan derajat dimana hasil dari inovasi dapat dilihat atau dirasakan oleh adopter. Tahapan decision, yaitu individu melakukan aktivitas-aktivitas yang membawa mereka sampai pada keputusan untuk memilih mengadopsi atau menolak suatu inovasi. Adopsi merupakan keputusan untuk menggunakan sepenuhnya inovasi. Sedangkan, penolakan merupakan keputusan untuk tidak mengadopsi inovasi. Tahapan implementation, yaitu individu mulai melaksanakan keputusan yang telah diambilnya. Tahapan terakhir, yaitu confirmation dimana individu mencari penguatan atas keputusan inovasi yang telah dibuatnya, akan tetapi ia dapat mengubah keputusan sebelumnya, apabila ia diperkenalkan terhadap inovasi yang bertentangan Penelitian ini tentang penerapan pertanian organik dan hubungannya dengan persepsi petani terhadap pertanian organik. Dalam kaitannya dengan modelproses pengambilan keputusan inovasi, penelitian ini mengkaji persepsi petani tentang karakteristik inovasi pertanian organik yang tahap tersebut diasumsikan sebagai bagian dari tahapan knowledge dan tahapan persuasion menurut Rogers. Penelitian juga mengacu pada konsep Rogers dalam mengkaji penerapan implementation inovasi pertanian padi organik sebagai salah satu proses pengambilan keputusan di tingkat individu. Gambar model proses pengambilan keputusan inovasi teknologi dapat dilihat pada Gambar 2. COMMUNICATION CHANNELS Sumber: Rogers 2003 Gambar 2. Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi Rogers 2003 12 PRIOR CONDITIONS 1. Previous practice 2. Felt needs problems 3. Innovativeness 4. Norms of the social system KNOWLEDGE PERSUASION DECISION IMPLEMENT ATION CONFIRMA TION PERCEIVED CHARACTERISTICS OF THE INNOVATION 1. Relative advantage 2. Compatibility 3. Complexity 4. Trialability 5. Observability CHARACTERISTICS OF THE DECISION MAKING UNIT 1. Socioeconomic characteristics 2. Personality variables 3. Communication behavior Adoption Rejection Continued rejection Continued adoption Later adoption Discontinuance

2.1.4. Penelitian-Penelitian tentang Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian