Karakteristik Sosial Ekonomi KARAKTERISTIK PETANI DI KAMPUNG CIBURUY

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DI KAMPUNG CIBURUY

5.1. Karakteristik Sosial Ekonomi

Rogers 2003 menyatakan bahwa karakteristik sosial ekonomi dapat dilihat dari status sosial yang lebih tinggi misalnya pendapatan, prestise, kelas sosial, dan sebagainya, mengikuti tahun pendidikan yang lebih lama, tingkat mobilitas yang tinggi, serta memiliki unit yang lebih besar misalnya pertanian, perusahaan, sekolah, dan sebagainya. Karakteristik sosial ekonomi pada para petani penggarap lahan di Desa Ciburuy dibatasi menurut luas lahan yang digarapnya saat ini dan merupakan lahan garapan yang digunakan untuk budidaya padi organik. Kampung Ciburuy merupakan daerah yang kondusif menjadi areal persawahan dan terlihat sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap lahan, dan buruh tani. Sebagian besar penduduk di Kampung Ciburuy bermatapencaharian sebagai petani penggarap lahan sawah milik orang lain. Para pemilik sawah sebagian besar bermukim di luar kampung ini dan memberikan kuasa kepada para petani penggarap untuk menggarap lahan mereka. Sebaran luas lahan yang digarap oleh petani dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Jumlah Petani Penggarap Lahan Menurut Luas Lahan Garapannya di Kampung Ciburuy, Tahun 2011 Kategori Luas Lahan Luas Lahan ha Jumlah Persentase Sempit 0,03 - 3,50 55 96,5 Luas 3,51 - 7,25 2 3,5 Jumlah 57 100 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011 Sebagian besar petani di Kampung Ciburuy menggarap lahan sawah padi organik yang termasuk ke dalam kategori luas lahan sedang, yaitu antara 0,03- 3,50 ha. Lebih dari 50 persen petani menggarap lahan yang termasuk ke dalam kategori lahan sempit dengan persentase sebesar 96,5 persen. Petani yang termasuk ke dalam luas lahan garapan kategori luas dengan persentase sebesar 3,5 persen. Petani yang memiliki luas lahan garapan dalam kategori luas lahan sedang dan luas memiliki lahan garapan yang terdiri atas banyak persil hamparan luasan lahan yang terdiri atas beberapa petak sawah dan tersebar di berbagai tempat dan ada pula petani yang menggarap lahan sawah milik keluarganya. Perbedaan sebaran luas lahan yang digarap oleh petani tersebut disebabkan karena sebagian besar petani di Kampung Ciburuy memiliki keterbatasan modal untuk memiliki lahan milik sendiri. Para petani hanya bekerja dengan cara menggarap lahan milik orang lain dan sebagian besar petani penggarap lahan di desa ini sudah menanam padi organik di lahan sawah mereka. Para petani umumnya membuat benih padi organiknya sendiri dan juga membeli langsung dari koperasi. Para petani ada yang membuat pupuk sendiri menggunakan jerami atau membeli pupuk organic fertilizer OFER dari koperasi menggunakan sistem hutang. Pembelian pupuk di koperasi biasanya menggunakan cara berhutang dan hutang akan dibayar ketika petani tersebut sudah mendapatkan penghasilan dari hasil panennya. Terdapat dua macam sistem bagi hasil, yaitu sistem paro sebagian dan sistem 40:60 yang ditentukan dari kesepakatan antara petani penggarap dan pemilik lahan.

5.2. Kepribadian yang Inovatif