Penyiapan LahanTanah PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK YANG DILAKUKAN OLEH

Ciburuy memiliki pola budidaya padi organik yang juga hampir sama. Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai tiap tahapan penerapan budidaya padi organik.

6.1. Penyiapan LahanTanah

Menurut Sutanto 2008, pada prinsip penyiapan lahan yang dianjurkan dalam pola System Rice Intensification SRI terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut: a Kegiatan penyiapan lahan dilakukan dua minggu sebelum masa tanam. b Kegiatannya dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pembajakan, penggaruan, dan perataan tanah. c Setelah pembajakan selesai, pupuk organik ditaburkan secara merata dengan dosis rata-rata 7.000 kgha atau sesuai dengan kebutuhan. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk bokasi hasil fermentasi bahan organik. d Keadaan air macak-macak harus dipertahankan dengan cara menutup pintu masuk dan keluarnya air agar tanah dan unsur hara tidak terbawa hanyut. e Setelah perataan tanah selesai, dibuat saluran air tengah dan saluran air di pinggir di sekeliling pematang. Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar para petani di Kampung Ciburuy tergolong ke dalam tingkat penerapan pertanian padi yang organik dengan persentase sebesar 59,6 persen dan berarti bahwa para petani mengolah lahan mereka sesuai dengan cara-cara yang dianjurkan. Para petani selalu mempertahankan keadaan air yang macak-macak dengan tujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan membuat saluran air di sekeliling pematang yang berfungsi sebagai irigasi. Sebesar 40,4 persen petani lainnya tergolong ke dalam penerapan pertanian yang masih semi organik. Terdapat beberapa hal yang berbeda dalam kegiatan menyiapkan lahan, yaitu pada waktu perlakuan pembajakan, penggaruan, dan perataan tanah yang dilakukan bukan dalam waktu dua minggu sebelum masa tanam, serta pemberian dosis pupuk yang tidak sesuai anjuran. Semua petani di Kampung Ciburuy sebelum melakukan pembajakan, terlebih dahulu melakukan pemopokan kegiatan mencangkul tanah kemudian dibiarkan dengan maksud untuk mengganti sirkulasi tanah dan menjaga kelembaban tanah. Setelah melakukan pemopokan Gambar 10, kemudian para petani melakukan pembajakan, baik menggunakan traktor, kerbau, maupun cangkul dan melakukan penggaruan, serta perataan tanah. Pola musim tanam padi organik di Kampung Ciburuy dilakukan secara tidak serempak karena para petani harus memenuhi ketentuan jumlah hasil panen sesuai yang ditentukan oleh Lembaga Pertanian Sehat LPS, yaitu sebanyak 6 ton per bulan atau 1,5 ton per minggu. Gambar 10. Kegiatan Pemopokan Para petani di Kampung Ciburuy memiliki pertimbangan yang berbeda- beda pada tahapan pemberian pupuk organik, yaitu mengenai dosis pupuknya. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah “pupuk organik ditaburkan secara merata dengan dosis rata-rata 7.000 kgha atau sesuai dengan kebutuhan”. Ketika di lapangan, ternyata para petani tidak menerapkan pemberian dosis pupuk organik sesuai dengan anjuran karena lahan yang mereka garap umumnya merupakan luas lahan sempit, sehingga pemberian pupuk organik menggunakan pupuk organic fertilizer OFER yang mereka beli di koperasi dengan dosis rata-rata 600 kg 0,3 Ha, 500 kg0,25 Ha, dan 450 kg0,2 Ha. Beberapa alasan dari pemberian dosis pupuk organik yang tidak sesuai anjuran di atas antara lain dosis pupuk organik 7.000 kgha adalah karena biaya angkut pupuk yang mahal dan kondisi jarak lahan petani lainnya yang cukup jauh, sehingga dalam pengangkutan pupuk para petani biasanya kerepotan untuk mengangkut karung pupuk organik ke lahan sawah mereka dengan hanya berjalan kaki. Faktor lainnya, yaitu penerapan pertanian organik di Kampung Ciburuy yang masih merupakan kontinuitas dari budidaya pertanian non organik yang sebelumnya, sehingga penggunaan pupuk organik juga masih dibantu dengan pemberian urea apabila terjadi perbedaan pada warna hijau daun tanaman padi yang sebelumnya diamati dengan menggunakan Bagan Warna Daun BWD.

6.2. Persiapan BenihPersemaian