Hubungan Aktivitas Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan Waktu dan Tempat Penelitian

Armadakapal tradisional di PPS Nizam Zachman merupakan kapal-kapal motor yang memiliki kapasitas kurang dari 30 Gross Tonage GT sedangkan armadakapal industri merupakan kapal motor yang berukuran mulai dari 30 GT hingga lebih dari 200 GT. Armadakapal tradisional di PPS Nizam Zachman diantaranya kapal gillnet, muroami, boukeami, bubu dan jaring tangsi. Kapal-kapal tersebut umumnya mempunyai kapasitas GT kurang dari 30 GT. Armada kapal industri di PPS Nizam Zachman adalah kapal longline dan purse seine. Kapal-kapal tersebut umumnya memiliki kapasitas mencapai lebih dari 200 GT Anonymous, 2006c. Armada kapal tradisional di PPS Nizam Zachman melakukan pendaratan hasil tangkapan di dermaga barat, sedangkan armada kapal industri di dermaga timur. Menurut Pane 2009, armada kapal tradisional di PPS Nizam Zachman yang melakukan pendaratan hasil tangkapan di dermaga barat memiliki definisi yang tidak sesuai dengan definisi armada kapal tradisional yang dijelaskan dalam Priyadi 1993 vide Donita 1996. Armada kapal tradisional di PPS Nizam Zachman saat ini adalah kapal motor yang dilengkapi dengan teknologi Global Positioning System GPS, terdapat kapal yang memiliki tonase lebih dari 30 GT dan kapal beroperasi lebih dari satu hari one day fishing sehingga pengelompokkan jenis armada kapal tradisional di PPS Nizam Zachman hanya ’penyebutan’ nelayan PPS Nizam Zachman saja.

2.6 Hubungan Aktivitas Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan

Terhadap Fasilitas Terkait Kualitas hasil tangkapan dapat terjaga tetap baik bila aktivitas pendaratan dan pelelangan dilakukan dengan baik dan berjalan dengan lancar. Dilakukan dengan baik yaitu hasil tangkapan diberikan perlakuan sesuai dengan prosedur atau ketetapan yang ada sedangkan kedua aktivitas tersebut dapat berjalan dengan lancar bila kebutuhan fasilitas-fasilitas yang mendukung berlangsungnya kedua aktivitas tersebut terpenuhi. Jenis dan jumlah fasilitas-fasilitas harus sesuai dengan kapasitas atau frekuensi aktivitas yang berlangsung. Bila volume produksi dan frekuensi aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan yang terjadi di PPPPI tinggi maka jumlah kebutuhan fasilitas- fasilitas terkait juga tinggi. Tetapi bila jumlah fasilitas yang tersedia tidak memadai dari yang dibutuhkan maka aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dapat terhambat. Kebutuhan fasilitas terkait juga berkaitan dengan kualitas hasil tangkapan yang didaratkan. Bila aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan berjalan terhambat akibat dari ketersediaan fasilitas terkait yang tidak terpenuhi, maka kualitas hasil tangkapan yang didaratkan dan dipasarkan menjadi menurun. Penurunan kualitas hasil tangkapan yang didaratkan dan dipasarkan tersebut akibat dari lambatnya keberlangsungan aktivitas-aktivitas yang terjadi. Ilyas 1983 menjelaskan bahwa dalam melakukan aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan harus dilakukan dengan memenuhi prinsip kerja cepat, cermat, hiegienis, dan bersih. Keempat prinsip tersebut perlu dilakukan mengingat produk hasil tangkapan perikanan merupakan jenis produk yang mudah busuk dan rusak. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian lapang dilakukan pada bulan September hingga Desember 2007, bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru, Jakarta.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian