Ketersediaan Hasil Tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta

7 KETERSEDIAAN DAN KONDISI KUALITAS HASIL TANGKAPAN ARMADA TRADISIONAL DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

7.1 Ketersediaan Hasil Tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari pihak Unit Pelaksana Teknis UPT PPS Nizam Zachman Jakarta selama tahun 2007, terdapat lebih dari dua puluh jenis hasil tangkapan yang didaratkan di dermaga barat, yang merupakan tempat pendaratan armada kapal tradisional di PPS Nizam Zachman Jakarta. Jenis-jenis hasil tangkapan tersebut tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis hasil tangkapan yang didaratkan pada tahun 2006 lalu Tabel 5 subbab. 4.2.2. Dari seluruh jenis hasil tangkapan tersebut di atas, setelah data diolah kembali selama empat bulan pengamatan yaitu September hingga Desember, hanya enam jenis yang menunjukkan secara kuantitatif dominan; dengan asumsi disebut dominan bila memiliki persentase komposisi sama dengan atau lebih dari 5,0 . Keenam jenis hasil tangkapan tersebut yaitu bawal hitam Formio niger, cumi-cumi Loligo sp., cucut Carcharinus sp., layaran Makaira sp., tenggiri Scomberomorus sp. dan tongkol Auxis sp.. Tabel 10 Jenis dan volume hasil tangkapan dominan didaratkan armada tradisional di PPS Nizam Zachman Jakarta bulan September-Desember 2007 No. Jenis Ikan Produksi kg September Oktober November Desember 1 Bawal Hitam 13.523 10.167 23.691 47.381 2 Cumi-cumi 19.785 46.124 65.911 131.820 3 Cucut 141.950 67.171 209.124 418.245 4 Layaran 18.741 17.278 36.023 72.042 5 Tenggiri 151.701 90.915 242.621 485.237 6 Tongkol 941.352 551.064 1.492.422 2.984.838 Jumlah 1.287.052 782.719 2.069.798 4.139.569 Sumber : Anonymous, 2008c. data diolah kembali Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa selama bulan September hingga Desember 2007 volume pendaratan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 4.139.569 kg atau 50,0 dari total jumlah keenam jenis hasil tangkapan dominan selama empat bulan tersebut. Volume pendaratan hasil tangkapan terkecil terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 782.719 kg atau 9,5 . a Bawal Hitam Formio niger b Cucut Carcharinus sp. c Cumi-cumi Loligo sp. d Layaran Makaira sp. e Tenggiri Scomberomorus sp. f Tongkol Auxis sp. Gambar 25 Histogram ketersediaan volume produksi bulanan hasil tangkapan dominan yang didaratkan armada tradisional di PPS Nizam Zachman Jakarta bulan September hingga Desember tahun 2007 Pada Gambar 25 dapat dilihat ilustrasi perubahan tingkat volume pendaratan produksi bulanan dari keenam jenis hasil tangkapan dominan di atas. Pada bulan Oktober volume produksi turun sebesar 6,1 dari bulan sebelumnya kemudian naik kembali sebesar 15,5 pada bulan November dan kemudian meningkat kembali sebesar 24,9 pada bulan Desember. Penurunan volume 141.95 67.171 209.124 418.245 100 200 300 400 500 September Oktober Nopember Desember B u la n Produksi kg 19.785 46.124 65.911 131.82 50 100 150 September Oktober Nopember Desember B u la n Produksi kg 18.741 17.278 36.024 72.043 20 40 60 80 September Oktober Nopember Desember Bulan Produksi kg 151.701 90.915 242.623 485.239 200 400 600 September Oktober Nopember Desember B u la n Produksi kg 941.352 551.064 1,492.43 2,984.84 1000 2000 3000 4000 September Oktober Nopember Desember B u la n Produksi kg produksi yang terjadi pada bulan Oktober diduga berkaitan dengan musim pendaratan, dugaan ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti terhadap nelayan setempat bahwa pada bulan tersebut sebagian nelayan tidak melaut dikarenakan cuaca yang tidak stabil sehingga kurang mendukung untuk melakukan pelayaran. Selain itu, menurunnya volume pendaratan produksi bulanan tersebut juga pernah terjadi pada bulan yang sama di tahun 2006. Volume pendaratan bawal hitam dan cucut cenderung meningkat dari bulan September hingga Desember namun sempat turun pada bulan Oktober. Untuk hasil tangkapan cumi-cumi dan layaran cenderung meningkat dari bulan ke bulan sedangkan volume pendaratan tenggiri dan tongkol memperlihatkan kecenderungan meningkat dari bulan September hingga Desember namun sempat turun pada bulan Oktober. Turunnya volume pendaratan hasil tangkapan bawal hitam, cucut, tenggiri dan tongkol pada bulan Oktober tersebut diduga berkaitan dengan musim pendaratan seperti yang dijelaskan sebelumnya. Tingkat volume pendaratan hasil tangkapan yang didaratkan memperlihatkan kecenderungan ketersediaan volume hasil tangkapan di suatu pelabuhan perikanan tersebut. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan fasilitas di suatu pelabuhan khususnya terkait aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan maka perlu diketahui tingkat ketersediaan volume hasil tangkapan per jenis dominan yang didaratkan secara kontinu dalam suatu waktu atau musim pendaratan dalam kurun waktu per bulan dan per hari. Tingkat ketersediaan volume pendaratan hasil tangkapan per bulan dan per hari tersebut menentukan kapasitas fasilitas yang perlu disediakan baik berupa jenis dan jumlah fasilitas pelabuhan yang terkait aktivitas pendaratan dan pelelangan tersebut. Ketersediaan hasil tangkapan dominan bawal hitam, cumi-cumi, cucut, layaran, tenggiri dan tongkol di PPS Nizam Zachman Jakarta bulan September- Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 11. Pada tabel tersebut diketahui rata-rata dan kisaran tingkat ketersediaan volume jenis-jenis hasil tangkapan dominan didaratkan armada tradisional di PPS Nizam Zachman per bulan dan per hari selama bulan September hingga Desember 2007 pada saat penelitian dilakukan. Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa rata-rata tertinggi ketersediaan volume pendaratan per bulan selama keempat bulan tersebut yaitu ikan tongkol dengan rata-rata 1.492.419,0 kg per bulan atau 49.747,3 kg per hari. Kisaran ketersediaan volume pendaratan per bulan tongkol adalah 551.064-2.984.838 kg atau 18.368,8-99.494,6 kg per hari. Rata-rata terendah ketersediaan volume pendaratan per bulan selama keempat bulan tersebut yaitu ikan bawal hitam dengan rata-rata 23.690,5 kg per bulan atau 789,7 kg per hari. Kisaran ketersediaan volume pendaratan per bulan bawal hitam adalah 10.167-47.381 kg atau 338,9-1.579,4 kg per hari. Tabel 11 Ketersediaan hasil tangkapan dominan bawal hitam, cumi-cumi, cucut, layaran, tenggiri dan tongkol di PPS Nizam Zachman Jakarta bulan September-Desember 2007 No Jenis Hasil Tangkapan Ketersediaan kg Per Bulan Per Hari Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata 1 Bawal Hitam 10.167-47.381 23.690,5 338,9-1.579,4 789,7 2 Cumi-cumi 19.785-131.820 65.910,0 659,5-4.394,0 2.197,0 3 Cucut 67.171-418.245 209.122,5 1.3941,5-4.731,7 6.970,8 4 Layaran 17.278-72.042 36.021,0 575,9-2.401,4 1.200,7 5 Tenggiri 90.915-485.237 242.618,5 3.030,5-16.174,7 8.087,3 6 Tongkol 551.064-2.984.838 1.492.419,0 18.368,8-99.494,6 49.747,3 Sumber : Anonymous, 2008c. data diolah kembali Urutan tingkat ketersediaan volume pendaratan hasil tangkapan terbanyak berikutnya di PPS Nizam Zachman setelah tongkol adalah tenggiri, cucut, cumi- cumi dan layaran secara berurutan dengan nilai rata-rata dan kisaran per bulannya yaitu 242.618,5 kg dengan kisaran 90.915-485.237 kg; 209.122,5 kg dengan kisaran 67.171-418.245 kg; 65.910,0 kg dengan kisaran 19.785-131.820 kg; dan 36.021,0 kg dengan kisaran 17.278-72.042 kg. Selanjutnya, selain diketahui tingkat ketersediaan volume pendaratan hasil tangkapan per bulan dan per hari seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian perlu diketahui tingkat ketersediaan ukuran panjang, berat, mutu kualitas organoleptik dan harga riil per kg melalui pengambilan data primer di lapangan. Perolehan data primer dilakukan peneliti melalui pengamatan dan pengukuran selama September hingga Desember 2007; dilakukan 24 hari atau empat minggu pengamatan dan pengukuran yang ditentukan secara acak. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap jenis, mutu kualitas organoleptik dan harga riil hasil tangkapan per kg dalam satuan rupiah. Pengamatan mutu kualitas organoleptik dilakukan di empat titik pengamatan yaitu saat mutu hasil tangkapan berada di palka, dek kapal, dermaga, dan gedung TPI. Pengukuran yang dilakukan adalah ukuran panjang dan berat dari jenis-jenis hasil tangkapan dominan yang telah ditentukan berdasarkan data sekunder di atas yaitu bawal hitam Formio niger, cumi-cumi Loligo sp., cucut Carcharinus sp., layaran Makaira sp., tenggiri Scomberomorus sp. dan tongkol Auxis sp., kemudian disampel secara purposive. Keenam jenis hasil tangkapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 26. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil berupa Tabel 12 yang berisi kolom jenis ikan dominan, bulan, rataan panjang, dan rataan berat individu sedangkan berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh hasil berupa Tabel 12 yang berisi kolom jenis ikan dominan, bulan, kisaran mutu organoleptik, dan kisaran harga riil per kg hasil tangkapan. Berdasarkan Tabel 12, untuk keenam jenis ikan dominan didaratkan armada tradisional di PPS Nizam Zachman selama September hingga Desember 2007, ketersediaan kisaran rataan panjang ikan untuk keenam jenis ikan dominan tersebut masing-masing adalah untuk ikan bawal hitam berkisar antara 245,1- 294,9 mm; cumi-cumi dengan kisaran rataan panjang antara 188,3-213,5 mm; untuk ikan cucut kisaran rataan panjangnya antara 410,2-426,1 mm; kisaran rataan panjang ikan layaran antara 1.395,0-1.648,0 mm; kisaran rataan panjang tenggiri berkisar antara 531,2-552,6 mm; dan kisaran rataan panjang ikan tongkol antara 420,3-436,1 mm. Ketersediaan kisaran rataan berat ikan masing-masing adalah untuk ikan bawal hitam berkisar antara 510,1-591,5 gram; cumi-cumi dengan kisaran rataan berat antara 47,2-50,2 gram; untuk ikan cucut kisaran rataan beratnya antara 1.270,0-1.450,0 gram; kisaran rataan berat ikan layaran antara 24.120,0-24.640,0 gram; kisaran rataan berat tenggiri antara 2.300,0-2.550,0 gram; dan kisaran rataan berat ikan tongkol berkisar antara 1.250,0-1.850,0 gram. Gambar 26 Jenis-jenis hasil tangkapan dominan didaratkan armada tradisional PPS Nizam Zachman selama bulan September hingga Desember pada tahun 2007 Ketersediaan rataan panjang dan berat individu ikan untuk keenam jenis ikan dominan tersebut relatif seragam. Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang dilakukan peneliti, ukuran panjang keenam jenis ikan tersebut tidak memiliki a. Bawal Hitam Formio niger; b. Cumi-cumi Loligo sp.; c. Cucut Carcharinus sp.; d. Layaran Makaira sp.; e. Tenggiri Scomberomorus sp.; f. Tongkol Auxis sp.. selisih yang signifikan sementara besaran ukuran berat individu ikan mengikuti besaran panjang dari ikan tersebut; semakin panjang tubuh ikan makin berat bila ditimbang. Tabel 12 Jenis ikan dominan, rataan panjang, rataan berat individu hasil tangkapan dominan di PPS Nizam Zachman Jakarta bulan September- Desember tahun 2007 No. Jenis Ikan Dominan Bulan Rataan Panjang mm Rataan Berat Individu gram 1. Bawal Hitam September 275,0 554,4 Oktober 294,9 591,5 November 268,3 538,4 Desember 245,1 510,1 2. Cumi-cumi September 201,5 48,5 Oktober 188,3 47,2 November 213,5 50,2 Desember 194,4 47,9 3. Cucut September 410,2 1.270,0 Oktober 421,5 1.380,0 November 426,1 1.450,0 Desember 413,2 1.350,0 4. Layaran September 1.553,0 24.520,0 Oktober 1.395,0 24.120,0 November 1.648,0 24.640,0 Desember 1.497,0 24.320,0 5. Tenggiri September 543,5 2.490,0 Oktober 552,6 2.550,0 November 536,7 2.360,0 Desember 531,2 2.300,0 6. Tongkol September 432,5 1.620,0 Oktober 425,4 1.430,0 November 436,1 1.850,0 Desember 420,3 1.250,0 Untuk kisaran ketersediaan mutu kualitas organoleptik per bulan selama bulan September hingga Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 13 sementara tabel dan penjelasan secara lengkap hasil pengamatan mutu kualitas organoleptik yang dilakukan di empat titik pengamatan; di palka, dek kapal, dermaga, dan gedung TPI dapat dilihat pada Tabel 14 subbab. 7.2. Untuk ketersediaan kisaran harga per kg hasil tangkapan, berdasarkan Gambar 27, nilai harga rata-rata per kg tertinggi yaitu pada jenis hasil tangkapan cumi-cumi dan bawal hitam dengan kisaran harga Rp. 23.000,- sampai dengan Rp. 25.000,- per kg sedangkan yang terendah yaitu jenis layaran dengan kisaran harga Rp. 14.000,- sampai dengan Rp. 15.000,- per kg. Nilai harga rata-rata yang ditawarkan merupakan nilai harga yang telah berada di ”tangan” bakul atau pengumpul. Nilai-nilai tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sewaktu-waktu dan cenderung naik bila hasil tangkapan sudah sampai ke “tangan” distributor berikutnya. Harga per kg tiap jenis hasil tangkapan yang dijual mempunyai nilai yang lebih tinggi bila mutu kualitas hasil tangkapan yang tersedia dalam skala yang lebih tinggi pula. Selain itu, nilai harga yang ditawarkan tersebut juga berkaitan dengan tinggi-rendahnya ketersediaan volume produksi bulanan hasil tangkapan yang didaratkan. Tabel 13 Jenis ikan dominan, kisaran mutu organoleptik, kisaran harga riil per kg hasil tangkapan dominan di PPS Nizam Zachman Jakarta bulan September-Desember tahun 2007 No. Jenis Ikan Dominan Bulan Kisaran Mutu Organoleptik skala 1-9 Kisaran Harga per kg Rp. 1. Bawal Hitam September 6,0-7,9 23.000-25.000 Oktober 5,6-7,9 24.000-25.000 November 6,1-7,9 24.000-25.000 Desember 6,1-7,9 23.000-24.000 2. Cumi-cumi September 7,7-8,6 23.000-25.000 Oktober 6,1-7,6 23.000-25.000 November 7,0-8,8 23.000-25.000 Desember 7,0-7,9 23.000-24.000 3. Cucut September 6,4-7,9 15.000-20.000 Oktober 5,5-7,8 16.000-20.000 November 6,1-7,9 16.000-19.000 Desember 6,0-7,9 15.000-19.000 4. Layaran September 6,3-7,9 14.000-15.000 Oktober 6,0-7,7 14.000-15.000 November 7,0-8,0 14.000-15.000 Desember 7,4-7,8 14.000-15.000 5. Tenggiri September 6,8-8,9 20.000-24.000 Oktober 6,3-7,8 22.000-25.000 November 7,0-8,6 22.000-25.000 Desember 6,2-7,8 21.000-25.000 6. Tongkol September 6,9-8,8 15.000-19.000 Oktober 6,0-7,7 17.000-20.000 November 7,0-8,5 17.000-19.000 Desember 6,3-8,2 16.000-19.000 Gambar 27 Nilai harga rata-rata per kilogram hasil tangkapan per spesies dominan pada bulan September hingga Desember tahun 2007

7.2 Kondisi Kualitas Hasil Tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta