Gambar 27 Nilai harga rata-rata per kilogram hasil tangkapan per spesies dominan pada bulan September hingga Desember tahun 2007
7.2 Kondisi Kualitas Hasil Tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta
Berdasarkan hasil pengamatan kualitas hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman secara organoleptik selama bulan September hingga Desember 2007 di
empat titik pengamatan palka, dek kapal, dermaga dan gedung TPI; terhadap sampel hasil tangkapan dominan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman,
diperoleh kisaran rata-rata nilai kualitas hasil tangkapan sebesar 6,4 hingga 8,5 dari skala organoleptik 1
– 9. Hal ini mengindikasikan bahwa sampel hasil tangkapan yang diamati mempunyai kualitas yang cukup baik yakni cukup segar
hingga segar. Secara umum kualitas hasil tangkapan yang didaratkan oleh armada tradisional di PPS Nizam Zachman cukup baik. Hingga diangkut ke TPI, hasil
tangkapan yang berada dalam wadah hasil tangkapan keranjang plastik masih terasa ”dingin” saat dipegang walaupun terlihat di dalam keranjang plastik tidak
diberi es lagi. Seperti telah dijelaskan pada subsubbab. 5.1.1. peng-es-an hanya diberikan nelayan saat hasil tangkapan berada dalam palka sebelum operasi
penangkapan dilakukan. Pada umumnya, sampel tubuh hasil tangkapan tanpa lendir dan masih terasa kenyal bila ditekan dengan jari kondisi insang masih
Tongkol dan Cucut; Rp.15.000,-20.000,- per kg
Layaran; Rp. Rp.14.000,-15.000,- per kg Tenggiri; Rp. 20.000,- 25.000,- per kg
Cumi-cumi dan Bawal Hitam; Rp. 23.000,- 25.000,- per kg
25.000
20.000
15.000 Harga Rp.
terlihat merah dan matanya jernih. Kisaran nilai rata-rata skala kualitas dari sampel hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 14.
Pada umumnya nilai rata-rata skala kualitas sampel hasil tangkapan per bulannya dari seluruh jenis dan titik pengamatan mengalami fluktuasi yang tidak
mencolok. Berdasarkan Tabel 14, pada bulan Oktober rata-rata nilai skala kualitas sampel hasil tangkapan sedikit mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu
sebesar 0,06 . Tetapi pada bulan berikutnya mengalami kenaikan sebesar 0,07 dan rata-rata nilainya turun kembali sebesar 0,01 pada bulan Desember.
Sebagai contoh, hasil tangkapan cumi-cumi yang berada di dalam palka. pada bulan September rata-rata nilai kualitas minimumnya sebesar 7,9 dan nilai
skala maksimumnya sebesar 8,2; sedangkan pada bulan Oktober rata-rata nilai skala kualitas minimumnya sebesar 7,3 dan nilai maksimumnya sebesar 7,6. Pada
bulan November rata-rata nilai skala kualitas minimumnya naik lagi menjadi 7,9 dan nilai maksimumnya sebesar 8,2; sedangkan pada bulan Desember rata-rata
nilai skala kualitas minimumnya turun lagi menjadi 7,3 dan nilai skala maksimumnya sebesar 7,4.
Secara keseluruhan, penurunan rata-rata nilai kualitas hasil tangkapan di atas diakibatkan karena adanya perlakuan yang menyebabkan penurunan nilai
kualitas hasil tangkapan yang didaratkan lihat subsubbab.5.1.2 seperti penggunaan alat angkut yang mudah merusak tubuh hasil tangkapan
pancong.ember, metode atau cara pengangkutan hasil tangkapan yang kurang baik seperti menekuk tubuh ikan dan penumpukan keranjang plastik yang penuh
berisi hasil tangkapan saat diangkut dengan lori, penyiraman hasil tangkapan dengan air kolam pelabuhan yang kotor, selain itu proses pengangkutan tidak
menggunakan penutup; agar terlindung dari sinar matahari secara langsung. Perlakuan tersebut dilakukan relatif sama tiap bulannya pada saat pengamatan
dilakukan sehingga rata-rata nilai kualitas hasil tangkapan tiap bulannya pun relatif sama atau tidak berfluktuatif tajam.
Tabel 14 Kisaran nilai kualitas sampel hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman bulan September hingga Desember tahun 2007
Jenis Hasil Tangkapan Menurut Empat Titik
Pengamatan Kisaran Nilai Kualitas Organoleptik
September Oktober
November Desember
Min - Max Min - Max Min - Max Min - Max I.
Palka 1 Bawal Hitam
7,1 - 7,9
6,9 - 7,9
7,1 - 7,9
7,1 - 7,8
2 Cumi-cumi 7,9
- 8,6 7,1
- 7,6 7,9
- 8,8 7,1
- 7,9 3 Cucut
7,2 - 7,9
7,0 - 7,8
7,0 - 7,9
6,9 - 7,9
4 Layaran 7,3
- 7,9 6,9
- 7,7 7,3
- 8,0 7,1
- 7,8 5 Tenggiri
7,8 - 8,9
7,1 - 7,8
7,8 - 8,6
7,1 - 7,8
6 Tongkol 7,9
- 8,8 7,1
- 7,7 7,4
- 8,5 7,2
- 8,2 II.
Dek Kapal 1 Bawal Hitam
6,0 - 7,6
6,8 - 7,0
6,9 - 7,8
7,0 - 7,7
2 Cumi-cumi 7,8
- 8,1 7,2
- 7,5 7,8
- 7,9 7,1
- 7,9 3 Cucut
7,1 - 7,8
6,9 - 7,2
6,9 - 7,9
6,3 - 7,9
4 Layaran 7,2
- 7,5 7,4
- 7,5 7,0
- 7,9 7,0
- 7,8 5 Tenggiri
7,7 - 8,0
7,5 - 7,3
7,2 - 7,9
7,1 - 7,7
6 Tongkol 7,9
- 8,4 7,0
- 7,3 7,1
- 8,3 7,0
- 7,8 III.
Di Dermaga 1 Bawal Hitam
6,7 - 7,4
6,0 - 6,7
6,3 - 7,7
6,3 - 7,5
2 Cumi-cumi 7,1
- 7,9 6,2
- 7,2 7,2
- 7,8 7,1
- 7,8 3 Cucut
6,5 - 7,7
6,2 - 6,8
6,3 - 7,9
6,1 - 7,9
4 Layaran 6,4
- 7,2 6,1
- 6,9 7,0
- 7,8 7,0
- 7,7 5 Tenggiri
7,0 - 7,8
6,0 - 7,1
7,0 - 7,9
7,1 - 7,4
6 Tongkol 7,1
- 7,7 6,5
- 6,9 7,0
- 7,8 7,0
- 7,6 IV.
Gedung TPI 1 Bawal Hitam
6,1 - 7,0
5,6 - 6,5
6,1 - 7,6
6,1 - 7,4
2 Cumi-cumi 7,0
- 7,7 6,1
- 7,0 7,0
- 7,5 7,0
- 7,6 3 Cucut
6,4 - 7,1
5,5 - 6,3
6,1 - 7,8
6,0 - 7,4
4 Layaran 6,3
- 7,0 6,0
- 6,7 7,0
- 7,7 6,2
- 7,4 5 Tenggiri
6,8 - 7,5
6,3 - 7,0
7,0 - 7,7
6,2 - 7,1
6 Tongkol 6,9
- 7,4 6,0
- 6,6 7,0
- 7,6 6,3
- 7,1
Dapat dilihat pula, pada umumnya rata-rata nilai skala kualitas sampel hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman tidak ada perbedaan yang
mencolok di keempat titik pengamatan; sejak di dalam palka hingga diangkut ke gedung TPI, tetapi terlihat sedikit adanya kecenderungan penurunan nilai skala
kualitas. Tidak adanya perbedaan yang mencolok dari rata-rata nilai skala kualitas sampel hasil tangkapan di atas sejak di dalam palka hingga diangkut ke gedung
TPI dikarenakan pendeknya alur pengangkutan dari tempat kapal mendaratkan hasil tangkapan ke TPI. Alur pengangkutan dari kapal menuju ke TPI paling jauh
sekitar 300 meter dan paling dekat sekitar 50 meter. Sementara jarak antar titik pengamatan juga hanya berkisar lima hingga lima puluh meter. Jarak titik
pengamatan terdekat adalah dari palka ke atas kapal sedangkan jarak terjauh dari dermaga ke TPI. Penurunan rata-rata nilai skala kualitas relatif terlihat lebih jelas
saat hasil tangkapan berada pada titik pengamatan di dermaga dan gedung TPI. Penggunaan papan luncur untuk memindahkan hasil tangkapan dari atas kapal ke
lantai dermaga diduga menyebabkan hasil tangkapan rusak dan tergencet. Selain itu. di titik pengamatan ini hasil tangkapan disiram dengan air kolam pelabuhan.
Di dermaga hasil tangkapan yang didaratkan juga tidak ditutup dengan penutup dan didiamkan agak lama kurang lebih 15 menit sebelum diangkut ke gedung
TPI sehingga sesampai di TPI kualitas hasil tangkapan relatif agak menurun seperti keluarnya lendir dan suhu tubuh hasil tangkapan berkurang bila dipegang
kurang dingin dibanding saat ketika masih di dalam palka. Berkurangnya kualitas hasil tangkapan tersebut dapat diduga akan berdampak terhadap nilai penawaran
harga hasil tangkapan saat dilelang di TPI menjadi rendah sehingga pendapatan nelayan dapat menjadi menurun.
8 HUBUNGAN AKTIVITAS PENDARATAN DAN
PELELANGAN TERHADAP KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA
Proyeksi ketersediaan fasilitas hasil tangkapan terkait aktivitas pendaratan dan pelelangan di PPS Nizam Zachman dilakukan dalam rangka penentuan
pengembangan pelabuhan yang tepat, untuk itu diperlukan suatu penghitungan proyeksi produksi hasil tangkapan dan estimasi kebutuhan fasilitas-fasilitas
tersebut di masa yang akan datang. Estimasi kebutuhan fasilitas-fasilitas tersebut meliputi panjang dermaga, luas dan kedalaman kolam pelabuhan dan luas gedung
TPI. Penghitungan estimasi yang dilakukan merupakan estimasi hingga sepuluh
tahun ke depan berdasarkan rumus-rumus perhitungan fasilitas dan menggunakan data bulanan produksi hasil tangkapan didaratkan PPS Nizam Zachman selama
lima tahun yaitu tahun 2004-2008 Lampiran 4 dan Gambar 28. Hasil proyeksi produksi per bulan hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman pada
10 tahun ke depan 2010-2019 disajikan di Tabel 15.
Gambar 28. Grafik Produksi Bulanan Hasil Tangkapan Didaratkan Data Moving Average di PPS Nizam Zachman Tahun 2004-2008
Berdasarkan Gambar 29 dapat dilihat bahwa grafik data produksi bulanan 60 bulan hasil tangkapan didaratkan PPS Nizam Zachman selama lima tahun
2004-2008 cenderung menurun selama tiga tahun 2004-2006 namun mulai meningkat sejak tahun 2007. Persamaan kecenderungan produksi yang diperoleh
adalah y = 1,0807x
2
– 79,471x + 2.828 dan R
2
= 0,8558 {y=produksi hasil tangkapan; x=bulan pendaratan hasil tangkapan; x=1 bulan Januari tahun 2004}.
Penurunan produksi hasil tangkapan yang terjadi tahun 2004-2006 diduga karena banyaknya nelayan yang tidak melaut karena tingginya biaya operasional
akibat dari tingginya harga BBM. Penurunan produksi tersebut juga diduga karena berkurangnya jumlah hasil tangkapan di daerah operasi penangkapan nelayan
yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman. Banyaknya nelayan yang berasal dari daerah lain yang beroperasi di daerah operasi
penangkapan nelayan PPS Nizam Zachman diduga mengakibatkan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan berkurang dari tahun ke tahun. Daerah operasi
penangkapan nelayan PPS Nizam Zachman yaitu perairan Teluk Jakarta, barat Sumatera Selatan, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Tingkat volume
pendaratan hasil
tangkapan yang
didaratkan memperlihatkan kecenderungan ketersediaan produksi hasil tangkapan di suatu
pelabuhan perikanan tersebut. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan fasilitas, baik berupa jenis dan jumlah di suatu pelabuhan maka perlu diketahui tingkat
ketersediaan produksi hasil tangkapan per jenis dominan yang didaratkan secara kontinu per bulan dan per hari, seperti yang telah dijelaskan pada subbab 7.1.
Selama bulan pengamatan yaitu September hingga Desember diperoleh bahwa kecenderungan keenam jenis hasil tangkapan dominan tersebut mengalami
kenaikan produksi hasil tangkapan sehingga kebutuhan fasilitas terkait perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hasil proyeksi produksi hasil tangkapan selama 10 tahun ke depan yaitu 2010-2019 terjadi kenaikan produksi. Pada tahun 2019, diperkirakan
produksi hasil tangkapan mencapai 307.303,9 ton. Kenaikan produksi selama periode 2010-2019 akan memberikan dampak bagi meningkatnya kebutuhan
fasilitas terkait aktivitas yang digunakan. Oleh karena itu pembangunan perlu dilakukan agar kebutuhan fasilitas pada 10 tahun dapat terpenuhi.
Bulan Tahun
Produksi Ramalan
Januari
2010 2.785,6
Februari
2.865,0
Maret
2.946,6
April
3.030,3
Mei
3.116,2
Juni
3.204,2
Juli
3.294,4
Agustus
3.386,8
September
3.481,3
Oktober
3.578,0
November
3.676,8
Desember
3.777,8
Januari
2011 3.881,0
Februari
3.986,3
Maret
4.093,8
April
4.203,4
Mei
4.315,3
Juni
4.429,2
Juli
4.545,4
Agustus
4.663,7
September
4.784,1
Oktober
4.906,7
November
5.031,5
Desember
5.158,5
Januari
2012 5.287,6
Februari
5.418,8
Maret
5.552,3
April
5.687,9
Mei
5.825,6
Juni
5.965,5
Juli
6.107,6
Agustus
6.251,8
September
6.398,2
Oktober
6.546,8
November
6.697,5
Desember
6.850,4 Bulan
Tahun Produksi
Ramalan
Tabel 15. Tabel Proyeksi Produksi Hasil Tangkapan Bulanan Non-Tuna Didaratkan
di Dermaga Tradisional di PPSNZ
Lanjutan Tabel.15
Januari
2013 7.005,4
Februari
7.162,6
Maret
7.322,0
April
7.483,5
Mei
7.647,2
Juni
7.813,0
Juli
7.981,0
Agustus
8.151,2
September
8.323,5
Oktober
8.498,0
November
8.674,7
Desember
8.853,5
Januari
2014 9.034,5
Februari
9.217,6
Maret
9.402,9
April
9.590,4
Mei
9.780,0
Juni
9.971,8
Juli
10.165,7
Agustus
10.361,9
September
10.560,1
Oktober
10.760,6
November
10.963,1
Desember
11.167,9
Januari
2015 11.374,8
Februari
11.583,9
Maret
11.795,1
April
12.008,5
Mei
12.224,1
Juni
12.441,8
Juli
12.661,7
Agustus
12.883,7
September
13.107,9
Oktober
13.334,3
November
13.562,8
Desember
13.793,5 Bulan
Tahun Produksi
Ramalan
Januari
2016 14.026,4
Februari
14.261,4
Maret
14.498,6
April
14.737,9
Mei
14.979,4
Juni
15.223,1
Juli
15.468,9
Agustus
15.716,9
September
15.967,0
Oktober
16.219,3
November
16.473,8
Desember
16.730,4
Januari
2017 16.989,2
Februari
17.250,1
Maret
17.513,2
April
17.778,5
Mei
18.045,9
Juni
18.315,5
Juli
18.587,3
Agustus
18.861,2
September
19.137,3
Oktober
19.415,5
November
19.695,9
Desember
19.978,5
Januari
2018 20.263,2
Februari
20.550,1
Maret
20.839,2
April
21.130,4
Mei
21.423,7
Juni
21.719,3
Juli
22.017,0
Agustus
22.316,8
September
22.618,8
Oktober
22.923,0
November
23.229,3
Desember
23.537,9 Bulan
Tahun Produksi
Ramalan
Januari
2019 23.848,5
Februari
24.161,3
Maret
24.476,3
April
24.793,5
Mei
25.112,8
Juni
25.434,2
Juli
25.757,9
Agustus
26.083,7
September
26.411,6
Oktober
26.741,7
November
27.074,0
Desember
27.408,4
Rataanbulan Tahun 2019
25.608,7
Fasilitas panjang dermaga armada tradisional PPS Nizam Zachman yang tersedia masih kurang dari kebutuhan. Panjang dermaga yang tersedia adalah
1.874 m sedangkan kebutuhan panjang dermaga sebesar 2.769,5 m. Kondisi jalan di sekitar dermaga berlubang dan kotor. Luas gedung TPI yang tersedia adalah
3.367 m
2
sedangkan berdasarkan estimasi pada tahun 2019 kebutuhannya
mencapai sebesar 4.513,5 m
2
. Fasilitas gedung TPI yang ditembok sebagian menyebabkan cahaya matahari masuk ke dalam gedung. Saluran pembuangan air
di sekeliling gedung TPI terlihat tersumbat. Fasilitas luas dan kedalaman kolam pelabuhan yang telah tersedia sudah terpenuhi. Kebutuhan luasnya sebesar
24.932,4 m
2
sedangkan yang tersedia 40.000 m
2
. Kedalaman kolam pelabuhan yang dibutuhkan 5,1 m sedangkan yang tersedia 4,5-7,5 m sehingga belum perlu
dilakukan pengerukan. 1 Kebutuhan panjang dermaga bongkar
Kebutuhan panjang dermaga merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kapal yang ingin bertambat-labuh di suatu pelabuhan. Panjang dermaga harus
disesuaikan dengan intensitas jumlah kapal yang bertambat-labuh atau mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan tersebut. Panjang dermaga PPS
Nizam Zachman yang tersedia adalah 1.874 m. Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh kebutuhan panjang dermaga sebesar 3.219,4 m. Penghitungan tersebut
dengan ketentuan kapal merapat secara memanjang dan dengan menggunakan prosentase perbandingan terhadap jenis kapal dan jenis alat tangkap sehingga
diperoleh estimasi jenis dan jumlah alat tangkap dan kapal dengan asumsi satu kapal mengoperasikan satu jenis alat tangkap. Jenis dan jumlah kapal berdasarkan
alat tangkap adalah kapal gillnet 80 unit, muroami 1 unit, boukeami 27 unit, bubu 1 unit dan jaring tangsi 5 unit Lampiran 3. Dengan demikian, fasilitas
dermaga ini belum dapat memenuhi kebutuhan tambat labuh kapal saat ini dan pembangunan dermaga perlu dilakukan dengan penambahan panjang sekitar 895,5
m. Kendala di atas dapat menjadi penghambat dalam kelancaran proses
aktivitas bongkar muat bila seluruh kapal yang ada sudah menggunakan dermaga yang ada untuk pendaratan hasil tangkapan. Akan terjadi antrian pendaratan hasil
tangkapan yang mempengaruhi lama-waktu pendaratan hasil tangkapan yang berdampak pada menurunnya kualitas ikan.
2 Kebutuhan luas gedung TPI Kebutuhan luas gedung TPI sangat penting bagi kelancaran aktivitas
pelelangan dan aktivitas keluar masuk pendistribusian hasil tangkapan. Luas gedung TPI PPS Nizam Zachman yang tersedia adalah 3.367 m
2
. Berdasarkan hasil peramalan produksi pada tahun 2010-2019; dengan ketentuan jumlah
produksi per hari minimum sebesar 20.000 kg sedangkan daya tampung produksi, nilai intensitas lelang per hari i dan alpha 0,43; 2; 0,394 diperoleh hasil
kebutuhan luas gedung TPI sebesar 4.513,5 m
2
Lampiran 3. Hal ini memperlihatkan bahwa kebutuhan luas gedung TPI PPS Nizam Zachman pada
tahun 2010-2019 tetap masih kurang, walaupun berdasarkan peramalan tersebut terjadi penurunan jumlah produksi dari tahun-tahun sebelumnya.
Kendala di atas dapat menjadi penghambat dalam kelancaran proses aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan. Sebagian hasil tangkapan
akan tidak tertampung di dalam gedung TPI sehingga berpotensi terkena sinar matahari langsung dan akan terjadi antrian pendaratan dan pelelangan hasil
tangkapan. Antrian tersebut akan mempengaruhi lama-waktu pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dan berdampak menurunkan kualitas ikan tersebut.
3 Luas dan kedalaman kolam pelabuhan Kebutuhan luas kolam pelabuhan di suatu PPPPI bergantung pada jumlah
dan ukuran kapal yang berlabuh dalam satu hari sehingga kapal dapat masuk dan keluar wilayah pelabuhan tanpa mengalami hambatan dalam melakukan olah
geraknya; sedangkan kedalamannya bergantung pada ukuran draft kapal. Berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh pada lampiran 3, kebutuhan
luas kolam pelabuhan sebesar 24.932,4 m
2
. Luas kolam pelabuhan yang tersedia di PPS Nizam Zachman adalah 40.000 m
2
. Dengan demikian, luas kolam pelabuhan yang tersedia sudah mencukupi kebutuhan yang diinginkan. Hasil
penghitungan tersebut diperoleh dengan ketentuan kapal merapat secara memanjang dan dengan menggunakan prosentase perbandingan terhadap jenis
kapal dan jenis alat tangkap sehingga diperoleh estimasi jenis dan jumlah alat tangkap dan kapal dengan asumsi satu kapal mengoperasikan satu jenis alat
tangkap. Jenis dan jumlah kapal berdasarkan alat tangkap adalah kapal gillnet 80 unit, muroami 1 unit, boukeami 27 unit, bubu 1 unit dan jaring tangsi
5 unit Lampiran 3. Kebutuhan kedalaman kolam pelabuhan sebesar 5,1 m. Hasil penghitungan
tersebut diperoleh dengan ketentuan draft kapal terbesar sebesar 3,3 m, tinggi gelombang maksimum sebesar 1,5 m, tinggi ayunan kapal 0,5 m dan jarak aman
antara lunas kapal dengan dasar perairan sebesar 0,5 m. Kedalaman kolam pelabuhan yang tersedia 4,5-7,5 m. Dengan demikian, kedalaman kolam
pelabuhan yang tersedia sudah mencukupi kebutuhan sehingga belum perlu dilakukan pengerukan dasar perairan kolam pelabuhan tersebut. Berikut tabel
resume hubungan aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dengan fasilitas terkait.
Tabel 16. Resume hubungan aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dengan fasilitas terkait.
Jenis Fasilitas Kondisi 2007
Kebutuhan 2019 Panjang Dermaga
1.874 m 3.219,4 m
Luas TPI 3.367 m
2
4.513,5 m
2
Luas Kolam Pelabuhan 40.000 m
2
24.932,4 m
2
Berdasarkan hasil-hasil penghitungan di atas dapat diketahui secara kuantitatif adanya hubungan yang erat antara aktivitas pendaratan dan pelelangan
terhadap fasilitas terkait. Terpenuhi atau tidaknya fasilitas terkait kedua aktivitas tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil tangkapan.
Hasil-hasil penghitungan tersebut membuktikan bahwa aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dapat berjalan dengan baik dan lancar bila
didukung oleh ketersediaan fasilitas terkait yang memadai, baik dari segi ketersediaan jumlahnya maupun jenis fasilitas yang digunakan. Bila volume
produksi hasil tangkapan di PP tersebut tinggi maka kebutuhan fasilitas-fasilitas terkait juga tinggi. Bila kapasitas fasilitas yang tersedia tidak memadai dari yang
dibutuhkan maka aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dapat terhambat. Sebagai contoh seperti fasilitas panjang dermaga dan luas gedung TPI
PPS Nizam Zachman tersebut. Fasilitas lainnya yang mendukung aktivitas pendaratan seperti fasilitas wadah hasil tangkapan; yang telah dijelaskan dalam
subbab 5.1 dan 5.2 bahwa jumlah ketersediaan fasilitas wadah hasil tangkapan yang sesuai dengan kebutuhan dapat mempermudah dan mempercepat aktivitas
pendaratan hasil tangkapan. Selain itu, penggunaan fasilitas crane dapat digunakan sebagai solusi lambatnya pendistribusian hasil tangkapan dari palka
hingga gedung TPI. Pemilihan mekanisasi alat dengan penggunaan teknologi modern seperti penggunaan tenaga listrik, robot dan alat berat mutlak diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan prinsip penanganan hasil tangkapan yang dijelaskan Ilyas 1983 yaitu bahwa dalam melakukan aktivitas pendaratan dan
pelelangan hasil tangkapan harus dilakukan dengan memenuhi prinsip kerja cepat, cermat, hiegienis dan bersih. Keempat prinsip tersebut mutlak dilakukan
mengingat produk hasil tangkapan perikanan merupakan jenis produk yang mudah busuk dan rusak.
Mekanisasi fasilitas yang digunakan untuk mendukung kinerja aktivitas di pelabuhan perikanan telah banyak dilakukan di negara-negara Eropa seperti
Perancis Lubis, 2005. Penggunaan teknologi maju seperti crane, forklift, ice crusher, rel kereta mempermudah proses penyelenggaraan aktivitas pendaratan
hasil tangkapan di pelabuhan tersebut sehingga prinsip penanganan hasil tangkapan yang dijelaskan Ilyas 1983 tersebut dapat terlaksana.
Perluasan ruang gedung TPI PPS Nizam Zachman perlu dilakukan di masa yang akan datang guna memenuhi ketentuan ruang gedung TPI yang telah
dijelaskan oleh Lubis 2005 pada subsubbab 2.3.3 yaitu ruangan dalam gedung TPI minimal terdapat empat buah ruangan sesuai dengan kegunaannya masing-
masing yaitu ruang sortir, pelelangan, pengepakan dan administrasi pelelangan. Bila hal tersebut terpenuhi maka proses aktivitas pelelangan hasil tangkapan dapat
berjalan dengan lancar tanpa terganggu dengan aktivitas lainnya. Saat ini gedung TPI PPS Nizam Zachman hanya memiliki dua ruangan yaitu untuk pelelangan dan
administrasi pelelangan. Ruang sortir dan pengepakan tidak terdapat di gedung ini. Perluasan gedung juga dimaksudkan agar kapasitas atau daya tampung hasil
tangkapan yang dilelang di TPI PPS Nizam Zachman dapat terpenuhi, terutama saat musim puncak pendaratan hasil tangkapan terjadi.
Bila dibandingkan dengan gedung TPI yang berada di pelabuhan perikanan di Eropa seperti di Perancis, pembagian ruang gedung TPI seperti yang dijelaskan
oleh Lubis 2005 sudah dilakukan. Ruang gedung TPI tersebut tertutup rapat dan higienis bahkan diberi mesin pendingin air conditioner ac sehingga kualitas
hasil tangkapan yang masuk ke gedung TPI tetap terjaga. Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan kondisi gedung TPI PPS Nizam Zachman. Kondisi ruang
gedung TPI tersebut terbuka sebagian seperti yang dijelaskan pada bab 6, tidak higienis dan tidak ber-ac. Bahkan sinar matahari dapat mudah masuk melalui sisi
ruang gedung sehingga kualitas hasil tangkapan dapat berkurang. Karakter iklim negara Indonesia yang bersifat tropis memudahkan bakteri
dapat berkembang dengan baik dan cepat pada tubuh hasil tangkapan yang terkena terpaan sinar matahari. Akan tetapi, gedung TPI PPS Nizam Zachman dan
beberapa pelabuhan perikanan lainnya di Indonesia tidak seperti gedung TPI di pelabuhan-pelabuhan perikanan Eropa yang memiliki pendingin; umumnya
seperti Perancis, Jerman dan lain-lain padahal negara-negara tersebut merupakan negara yang memiliki karakter iklim dingin Lubis, 2005.
9 KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan