5.1.1 Pembongkaran hasil tangkapan dari palka ke atas dek kapal
Aktivitas pendaratan dimulai dari saat kapal telah merapat di dermaga bongkar khusus area bongkar-muat kapal tradisional yang terletak di dermaga
barat. Kapal merapat secara menyamping dengan sisi lambung kiri kapal merapat ke turap Gambar 11. Pemilik kapal melaporkan kedatangannya kepada petugas
pelabuhan.
Gambar 11 Aktivitas pembongkaran hasil tangkapan kapal tradisional di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007
Pembongkaran dimulai dengan persiapan ABK menyiapkan alat bantu yang digunakan yaitu tali, pancong, ember dan keranjang plastik. Sebagian ABK
bertugas mengambil hasil tangkapan dari dalam palka kapal dengan memasukkannya ke dalam ember; sementara yang lainnya menunggu di atas palka
untuk menerima ember berisi ikan dari ABK yang berada di dalam palka. Jumlah ABK yang bertugas mengambil ikan dari dalam palka kapal berjumlah 2-3 orang,
bergantung dari luas lubang palka kapal dan banyaknya hasil tangkapan yang dibongkar, sementara ABK yang berada di atas dek berjumlah 7-10 orang.
Anak buah kapal yang berada di dek, menarik ember berisi hasil tangkapan dengan menggunakan tali yang terhubung ke katrol. Hasil tangkapan yang
dikeluarkan dari palka tersebut dimulai dari tumpukan paling atas dalam palka. Hasil tangkapan yang telah dikeluarkan dari palka, kemudian di atas dek
diletakkan ke dalam keranjang plastik yang telah disusun sebelumnya.
Hasil tangkapan yang dimasukkan ke dalam keranjang diseleksi atau disortir berdasarkan jenis ikan, ukuran dan kualitasnya. Proses penseleksian
dilakukan dengan cara membedakan hasil tangkapan yang memiliki jenis berbeda, sedangkan penyeleksian menurut ukuran dan kualitas yang berbeda dilakukan
secara ”kasar”, yaitu hanya berdasarkan perkiraan saja. Untuk hasil tangkapan yang sama jenisnya, ukuran dan kualitas yang relatif sama, dimasukkan ke dalam
satu keranjang, tanpa diberikan perlakuan lagi seperti pemberian es atau pemotongan bagian-bagian tubuh Gambar 12.
Keranjang plastik yang digunakan oleh ABK kapal merupakan keranjang yang disewa dari pengelola Tempat Pelelangan Ikan TPI Muara Baru
Koperasi Mina Muara Makmur, dengan harga sewa Rp. 1.000,- per keranjangnya
hingga proses pembongkaran selesai dilakukan. Keranjang plastik yang
disediakan tidak dibedakan ukurannya untuk menampung hasil tangkapan yang memiliki ukuran yang berbeda. Hasil tangkapan yang berukuran relatif kecil dan
besar, dengan ukuran terkecil sepanjang 12 cm untuk ikan tembang Sardinella
sp. hingga ukuran terbesar seperti ikan tenggiri Scomberomorus sp. yang
mencapai panjang hingga 200 cm, keduanya menggunakan keranjang plastik yang sama ukurannya yaitu 69,5x48,5x37,0 cm
3
bagian atas dan 59,5x40,0x37,0 cm
3
bagian bawah Gambar 14a.. Keranjang plastik dengan ukuran tersebut
maksimumnya dapat menampung hasil tangkapan sebesar 50 kg Hardani R.,2008. Menurut Pane 2009 daya tampung maksimumnyanya 30 kg.
Gambar 12 Aktivitas penseleksian hasil tangkapan di atas kapal tradisional di
PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007
Cara pembongkaran yang dilakukan oleh ABK armada tradisional di PPS Nizam Zachman kurang memperhatikan kualitas hasil tangkapan agar tetap
berkualitas baik. Dalam keranjang plastik, hasil tangkapan tidak diberi es lagi, dengan alasan karena hasil tangkapan yang berada dalam palka umumnya telah
diberi es berupa es curah sejak hasil tangkapan tersebut ditangkap. Alat bantu yang digunakan saat proses pembongkaran tidak memenuhi
kebersihanhigienitas dan cenderung bersifat merusak. Alat bantu yang digunakan seperti ember, tali dan keranjang plastik terlihat dalam kondisi kotor, sangat
terlihat jarang dibersihkan. Alat bantu lainnya yang berupa pancong cenderung bersifat merusak. ABK menggunakan alat tersebut untuk digunakan dalam
mengambil atau meraih hasil tangkapan berukuran relatif besar dalam palka kapal atau memindahkannya ke atas dek.
Cara dan alat yang digunakan dalam pembongkaran seperti di atas tidak sesuai dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan aktivitas
pendaratan hasil tangkapan di tempat pendaratan ikan yang disarankan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan Anonymous, 2007
a
, yang mengemukakan bahwa dalam melakukan pembongkaran hasil tangkapan, alat yang digunakan
harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, sehingga pada saat digunakan
selalu dalam keadaan bersih. Alat tersebut juga tidak bersifat merusak. Cara pembongkaran hasil tangkapan juga harus dilakukan dengan cepat,
m
enempatkan hasil tangkapan dalam wadah yang sesuai dengan ukuran hasil tangkapan dan
menjaga suhu hasil tangkapan agar tetap serendah mungkin subsubbab. 2.3.3.
5.1.2 Penurunan hasil tangkapan dari dek kapal ke dermaga