Klasifikasi fasilitas pelabuhan perikanan Fasilitas terkait aktivitas pendaratan hasil tangkapan

2.3.1 Klasifikasi fasilitas pelabuhan perikanan

Jenis fasilitas pelabuhan perikanan bergantung dari kebutuhan yang diperlukan oleh pelabuhan perikanan tersebut. Makin besar kapasitas atau frekuensi aktivitas yang berlangsung maka akan semakin besar pula kebutuhan jenis fasilitasnya. Pada umumnya, para ahli mengklasifikasikan fasilitas pelabuhan perikanan ke dalam tiga jenis, yaitu fasilitas pokok, fungsional dan fasilitas penunjang. Klasifikasi fasilitas pelabuhan perikanan menurut Lubis 2002 dibagi menjadi tiga, yaitu : 1 Fasilitas pokok Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang diperlukan oleh suatu pelabuhan perikanan guna melindungi tempat tersebut dari gangguan alam, tempat tambat labuh dan bongkar muat sehingga kapal aman keluar masuk. Fasilitas pokok meliputi breakwater, kolam pelabuhan, dermaga, alur pelayaran, daratan pelabuhan, dan alat bantu navigasi. 2 Fasilitas fungsional Fasilitas fungsional adalah fasilitas untuk meninggikan nilai guna fasilitas pokok dengan cara memberikan pelayanan yang diperlukan. Fasilitas fungsional terdiri dari gedung TPI, pabrik es, Ice Storage, Cold Storage, Cool Room, instalansi BBM, instalansi air, instalansi listrik, slipway, bengkel, balai pertemuan, tempat pengolahan, instalasi telekomunikasi, kantor syahbandar, kantor pelabuhan, rumah jaga, menara pengawas, dan MCK. 3 Fasilitas penunjang Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan atau memberikan kemudahan bagi masyarakat. Fasilitas penunjang terdiri dari rumah kepala pelabuhan, rumah syahbandar, mess operator, gedung kesenian, penginapan nelayan, toko BAP, perkantoran pengusaha, kantin, poliklinik, dan tempat ibadah.

2.3.2 Fasilitas terkait aktivitas pendaratan hasil tangkapan

Fasilitas yang terkait dengan aktivitas pendaratan hasil tangkapan cukup beragam. Ketersediaan fasilitas terkait tersebut tergantung dari kebutuhan di pelabuhan perikanan yang bersangkutan. Kebutuhan fasilitas terkait di pelabuhan perikanan bersangkutan bergantung pada besar kecilnya frekuensi aktivitas yang terjadi atau dapat dikatakan pula bergantung pada tipe pelabuhan perikanannya. Adapun dibawah ini beberapa fasilitas pelabuhan perikanan yang terkait dengan aktivitas pendaratan hasil tangkapan : 1 Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan perikanan yang berfungsi sebagai tempat untuk tambat labuh kapal. Dermaga memiliki jenis-jenis yang beragam. Lubis 2002 menjelaskan bahwa dermaga terdiri dari tiga jenis yaitu dermaga untuk membongkar muatan unloading, dermaga untuk mengisi perbekalan out fitting, dan dermaga untuk berlabuh idle berthing. Dermaga bongkar merupakan tempat berlangsungnya aktivitas pendaratan ikan atau hasil tangkapan lainnya yaitu mulai dari aktivitas pembongkaran, penyortiran hingga diturunkan dari atas kapal. Tipe dermaga bongkar terdiri dari pier atau jetty yaitu apabila bentuknya menjorok ke laut berbentuk lurus, T atau L; warf atau quay yaitu apabila letaknya sejajar dengan garis pantai. Penentuan tipe dermaga yang digunakan dalam aktivitas pendaratan hasil tangkapan perlu dilakukan, hal ini untuk memudahkan proses aktivitas pendaratan agar dapat berlangsung dengan cepat sehingga higienitas dan kualitas ikan dapat terjaga. Lubis 2002 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe dermaga dalam pembangunan pelabuhan perikanan diantaranya adalah : 1 Pemakaian permanen atau temporer 2 Arah angin, gelombang dan arus 3 Kondisi tanah 4 Kemiringan dasar pantai 5 Ketersediaan bahan setempat 6 Ketersediaan tenaga setempat dan peralatannya 2 Kolam pelabuhan Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal berlabuh untuk mendaratkan hasil tangkapannya. Menurut Lubis 2002 kolam pelabuhan adalah bagian perairan yang menampung kegiatan kapal perikanan untuk melakukan bongkar muat, tambat labuh, mengisi bahan perbekalan dan memutar kapal. Kolam pelabuhan berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai tempat untuk alur pelayaran yang merupakan pintu masuk kolam pelabuhan sampai ke dermaga dan berfungsi sebagai kolam putar, artinya daerah perairan untuk berputarnya kapal turning basin. Dalam Anonymous 1981 vide Mulyadi 2007 menjelaskan bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhannya, pembangunan kolam pelabuhan harus memenuhi beberapa syarat yaitu : 1 Cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh dan masih dapat bergerak dengan bebas. 2 Cukup lebar sehingga kapal dapat bergerak dengan bebas dan merupakan gerak melingkar yang tidak terputus. 3 Cukup dalam sehingga kapal terbesar masih bisa masuk di dalam kolam pelabuhan pada saat air surut. 4 Terlindung dari angin, gelombang, arus yang berbahaya.

2.3.3 Fasilitas terkait aktivitas pelelangan hasil tangkapan