Tabel 1. Lanjutan
Kelompok Aktivitas Aktivitas
4. Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan kebutuhan melaut
1. Penyediaan air 2. Penyediaan es
3. Penyediaan BBM 4. Penyediaan garam
5. Penyediaan kebutuhan konsumsi 6. Penyediaan sparepart mesin kapal
7. Penyediaan bahan alat tangkap 5. Kelompok aktivitas yang berhubungan
dengan kelembagaan pelaku aktif nelayanpengusaha penangkapan: ABK,
nahkoda, pemilikpengusaha, dan lain-lain.; pengolah ikan; pedagang, pembeli
1. Koperasi pelaku aktif 2. Asosiasihimpunanpaguyuban pelaku aktif
6. Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan kelembagaan penunjang pelabuhan
perikanan 1. Syahbandar
2. Perbankan 3. Keamanan
7. Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan pelabuhan perikanan
1. Pengelola fasilitas komersial Perum 2. Pengelola fasilitas non-komersial
3. Pengelola TPI Sumber : Pane 2002 vide Sari 2004
2.2.2 Aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan 1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan
Aktivitas pendaratan hasil tangkapan merupakan satu dari berbagai aktivitas kepelabuhanan yang terjadi di PPPPI. Seperti dalam Tabel 1 di atas, Pane 2002
vide Sari 2004 mengelompokkan aktivitas pendaratan hasil tangkapan ke dalam kelompok pertama yaitu kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pendaratan
dan pemasaran hasil tangkapan. Adapun definisi aktivitas pendaratan hasil tangkapan adalah aktivitas yang
terdiri dari beberapa proses yaitu pembongkaran, penyortiran, pengangkutan, sampai pendistribusian hasil tangkapan Pane, 2005 vide Mulyadi 2007. Proses-
proses tersebut dapat digambarkan seperti dalam Gambar 1 berikut :
Gambar 1 Bagan proses pendaratan hasil tangkapan Pembongkaran adalah proses mengeluarkan ikan dan hasil tangkapan
lainnya dari dalam palka kapal ke atas dek kapal. Pelaku yang melakukan proses pembongkaran di atas kapal adalah anak buah kapal ABK dari kapal yang
bersangkutan. Dalam melakukan proses pembongkaran, digunakan alat bantu berupa tali, ember, sekop dan wadah berupa keranjang. Alat bantu tali, ember dan
sekop digunakan untuk memindahkan hasil tangkapan dari dalam palka ke dek. Wadah berupa keranjang digunakan untuk menampung hasil tangkapan yang telah
berada di atas dek. Hasil tangkapan yang telah dipindahkan ke atas dek disortir dan dimasukkan ke dalam keranjang yang telah tersusun memenuhi lantai di atas
dek. Umumnya proses pembongkaran dilakukan seperti pada gambaran berikut.
Beberapa ABK turun ke dalam palka kapal, biasanya satu hingga tiga orang, tergantung dari besar kapasitas palka kapal yang dibongkar, sementara yang
lainnya berada di atas dek. ABK di dalam dek memindahkan hasil tangkapan dengan bantuan tali, ember, dan sekop. ABK yang berada di atas dek
”menyambut” hasil tangkapan yang diserahkan dari ABK yang berada di dalam palka. Hasil tangkapan yang telah berada di atas dek dipindahkan ke dalam wadah
keranjang.
Pembongkaran :
Palka kapal Dek kapal
Penyortiran :
Dek kapal
Pengangkutan :
Dek kapal Dermaga
Dermaga TPI
Pendistribusian :
TPI konsumen
Dalam melakukan proses pembongkaran hasil tangkapan, pemilihan cara- cara yang digunakan harus diperhatikan. Pemilihan cara yang tepat membantu
dalam menjaga kualitas hasil tangkapan agar tidak menurun. Proses pembongkaran harus segera dilakukan tanpa penundaan waktu. Muatan hasil
tangkapan harus segera dibongkar dengan memenuhi prinsip bekerja cepat, cermat, hemat, dan bersih serta tetap memperhatikan suhu ikan serendah mungkin
Ilyas, 1983. Pembongkaran harus dilakukan secara hati-hati, dan sedapat mungkin
hindari pemakaian alat-alat yang runcing dan tajam seperti sekop dan garpu. Cara pengangkatan ikan harus sedemikian rupa sehingga badan ikan tidak tertekuk.
Cara pembongkaran hasil tangkapan disesuaikan dengan kondisi tempat pendaratannya Pane, 2006 vide Mulyadi, 2007.
Setelah hasil tangkapan dipindahkan dari palka kapal ke atas dek, hasil tangkapan kemudian disortir. Penyortiran adalah proses memilah, mengelompokkan
hasil tangkapan menurut jenis, ukuran, dan kualitasnya. Selama proses penyortiran, hasil tangkapan dicuci dan di-es-kan ulang kemudian diletakkan di dalam wadah.
Wadah yang umumnya digunakan untuk penyortiran adalah keranjangbasket, baik yang terbuat dari kayu atau plastik Ilyas, 1983. Proses penyortiran harus dilakukan
secara cepat dan terhindar dari sinar matahari langsung. Hasil tangkapan yang telah disortir kemudian diangkut. Proses pengangkutan
hasil tangkapan meliputi proses pemindahan hasil tangkapan dimulai sejak dari dek ke dermaga hingga dari dermaga menuju ke gedung TPI. Dalam melakukan
aktivitasnya, pengangkutan hasil tangkapan menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut diantaranya sebagai sarana angkut dapat berupa gerobak dorong dan sebagai
wadah angkut dapat berupa tong plastik, keranjang, blong. peti, kantong-kantong yang terbuat dari sekop, jaring, maupun ganco Ilyas, 1983.
Pemerintah terkait menetapkan standar dalam melakukan aktivitas pendaratan hasil tangkapan, seperti yang dikeluarkan melalui Departemen
Kelautan dan Perikanan Anonymous, 2007
a
, mengemukakan bahwa syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan aktivitas pendaratan hasil tangkapan
di tempat pendaratan ikan yaitu sebagai berikut :
1 Memastikan bahwa bongkar muat dan peralatan pendaratan yang berhubungan langsung dengan produk perikanan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
dan disanitasi serta dijaga tetap dalam keadaan baik terpelihara atau dibersihkan;
2 Menghindari kontaminasi produk perikanan selama bongkar muat dan pendaratan khususnya dengan cara:
1 Melakukan operasi bongkar muat dan pendaratan dengan cepat; 2 Menempatkan produk perikanan dan tidak terlambat dalam melakukan
perlindungan suhu sebagaimana yang dipersyaratkan; dan 3 Tidak menggunakan peralatan dan perlakuan yang menyebabkan hal-hal
kerusakan yang tidak diinginkan pada bagian produk perikanan.
2 Aktivitas pelelangan hasil tangkapan
Pelelangan diatur pertama kali dalam Peraturan Pemerintah PP No.641957 tentang penyerahan sebagian dari urusan pemerintah pusat di lapangan perikanan
laut, kehutanan dan karet rakyat kepada daerah-daerah swatantra tingkat I. Didalam PP ini diatur bahwa pelelangan ikan dilaksanakan oleh pemerintah
daerah gubernur setempat melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi. Dalam isi Surat Keputusan Gubernur Provinsi dikemukakan bahwa setiap hasil tangkapan
nelayan yang didaratkan di PPPPI provinsi tersebut harus dilelang di tempat pelelangan ikan yang ditetapkan Gubernur Kepala Daerah. Kemudian Pemerintah
Pusat melalui Keputusan Bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri serta Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil memperbaharui
kembali undang-undang sebelumnya di atas dengan mengeluarkan PP No. 1391997, 902kptspi-402997 dan 03.SKBMIX1997 tentang penyelenggaraan
pelelangan ikan. Pada dasarnya, penyelenggaraan pelelangan ikan atau aktivitas pelelangan
hasil tangkapan merupakan bagian dari rangkaian proses pendaratan hasil tangkapan; bagian dari proses pendistribusian Pane, 2005 vide Mulyadi, 2007.
Adapun definisi dari penyelenggaraan pelelangan ikan adalah kegiatan untuk melakukan pelelangan ikan mulai dari penerimaan, penimbangan, pelelangan
sampai dengan pembayaran Anonymous, 2003. Aktivitas ini dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan TPI.
Umumnya aktivitas pelelangan hasil tangkapan dilakukan setelah hasil tangkapan dibongkar dan diangkut menuju gedung TPI. Di gedung TPI, hasil
tangkapan ditimbang dan dicatat oleh petugas pencatat TPI berdasarkan jenis ikan, mutu, pemilik atau nama kapal dan berat ikan per keranjang. Ikan dilelang dengan
cara dijajakan di lantai lelang dengan menggunakan wadah berupa keranjang. Juru lelang membuka harga penawaran awal kepada para konsumen untuk kemudian
menyocokkan harga sampai harga disepakati oleh kedua belah pihak. Setelah ditentukan pemenang lelang, ikan diberi label yang berisi data mutu, berat dan
pemenang atau pemilik per keranjangnya. Pemenang lelang menyelesaikan seluruh administrasi pembayaran lelang di kantor TPI sebelum mengangkut ikan
hasil lelang dari gedung TPI. Tujuan dilakukannya pelelangan hasil tangkapan adalah untuk menarik
sejumlah besar pembeli yang potensial, menjual dengan penawaran tinggi, menerima harga sebaik mungkin dan menjual sejumlah besar hasil tangkapan
dalam waktu sesingkat mungkin Mogohito vide Syafrin, 1993. Lubis 2002 menambahkan bahwa tujuan pelelangan ikan adalah untuk mendapatkan harga
yang layak khususnya bagi nelayan yang pada akhirnya akan merubah taraf hidupnya ke arah lebih sejahtera.
2.3 Fasilitas Pelabuhan Perikanan