METODE KRUSKAL WALLIS Daniel, 1990
karena daya ulangnya yang lebih baik dan dari data kelarutannya, hasilnya sudah dapat diramalkan. Koefisien distribusinya konstan dalam jangka konsentrasi yang agak luas, sehingga dapat dihasilkan
puncak yang simetris dan lebih tajam. Kromatografi cairan kinerja tinggi mempunyai keuntungan pada kemampuannya untuk menganalisis cuplikan yang tidak menguap dan labil pada suhu tinggi.
Prinsip kerja HPLC terdiri dari beberapa tahap. Pertama, dengan bantuan pompa fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Kemudian cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak
dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran karena perbedaan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang
interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka solut-solut tersebut akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap
komponen campuran yang keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Kromatogram HPLC menggambarkan jumlah peak dan luas peak, dimana jumlah peak
menyatakan jumlah komponen sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran Hendayana, 2006.
Proses partisi dari kromatografi sangat peka terhadap perbedaan berat molekul dan polaritas solut. HPLC dapat melakukan pemisahan komponen jika komponen-komponen tersebut mempunyai
berat molekul dan polaritas yang berbeda-beda. Pemisahan tersebut dilakukan di dalam kolom berdasarkan atas waktu retensi relatif dari masing-masing komponen. Analisa dengan teknik HPLC
sangat kritis terhadap perubahan kondisi kerja, sehingga apabila akan melakukan analisa sejumlah besar sampel dianjurkan untuk melakukan preparasi seluruh sampelnya, pencucian dan stabilisasi
kolom, dan baru dilakukan analisa secara sinambungan seluruh sampelnya. Cara ini dapat lebih menjamin kondisi analisa yang relatif konstan Sudarmaji, et.al., 1997.
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan sekaligus kualitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan kromatogram baku pembanding
berdasarkan waktu retensinya sedangkan untuk analisa kuatitatif dapat rumus penghitungan senyawa, sebagai berikut Masruri, 2009:
Cx = Ax Ap X Cp Keterangan :
Cx = Konsentrasi sampel Cp = Konsentrasi standar
Ax = Peak area sampel Ap = Peak area standar