Analisis Klaster Cluster Analysis Permodelan Matematika dan Rasio Fraksi .1 Model Solusi Sistem Dinamik

kedua. Persamaan grup menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara hari dalam grup tersebut jika dibandingkan satu sama lain. Namun, jika dibandingkan dengan hari yang berada pada grup yang berbeda, maka terdapat perbedaan nyata. Pada hari ke-0 hingga hari kedua memberikan pengaruh yang sama jika satu sama lain dibandingkan. Antara hari keempat dan kelima juga memberikan pengaruh yang sama satu sama lain. Hari ketiga memberikan pengaruh berbeda jika dibandingkan dengan hari keempat dan kelima dan hari ketiga juga memberikan pengaruh berbeda jika dibandingkan dengan hari ke-0 hingga hari kedua. Jika diperhatikan pengaruh pada hari ketiga dan setelah hari ketiga, maka terlihat bahwa hari ketiga memberikan pengaruh berbeda dibandingkan dengan hari keempat dan kelima terhadap kadar etanol. Hasil serupa juga diperoleh pada penelitian Najiha, et.al. 2010 untuk perasan kurma, bahwa kadar etanol di hari ketiga berbeda signifikan jika dibandingkan dengan hari keempat dan kelima. Kadar etanol di hari ketiga juga berbeda signifikan jika dibandingkan dengan hari ke-0 hingga hari kedua. Tabel 19. Hasil uji lanjut Tukey pengaruh hari terhadap kadar etanol pada perasan kurma Tukey Grouping Mean N Hari A 0.4464 2 hari 5 A A 0.4332 2 hari 4 B 0.3182 2 hari 3 C 0.2098 2 hari 2 C C 0.0429 2 hari 1 C C 2 hari 0 Berdasarkan hasil uji pengaruh hari terhadap kadar etanol pada ketiga perasan buah menunjukkan hasil bahwa pada ketiga perasan buah terdapat pengaruh antara hari terhadap kadar etanol pada taraf α 5 0.05. Hasil uji lanjut pada ketiga perasan buah memberikan hasil berbeda. Pada perasan anggur dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh signifikan terjadi pada hari kedua dibandingkan dengan hari ketiga hingga kelima. Pada perasan kurma dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh signifikan terjadi pada hari ketiga dibandingkan dengan hari keempat dan kelima. Hasil pada perasan anggur dan perasan kurma sama dengan hasil yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan Najiha, et.al 2010. Adapun pada perasan apel, perbedaan pengaruh berada pada hari pertama dibandingkan hari keempat dan kelima, sedangkan pada hari ketiga maupun kedua tidak memiliki pengaruh berbeda.

5.2.7 Analisis Klaster Cluster Analysis

Analisis klaster dilakukan pada kadar etanol ketiga perasan buah. Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat pengelompokkan berdasarkan kesamaan atau kemiripan atribut masing-masing kelompok yaitu pola fermentasi etanol masing-masing perasan buah melalui kadar etanol setiap harinya. Hasil analisis berupa dendogram dari ketiga perasan buah Gambar 31. 73 DENDOGRAM Number of obs. Number of Similarity Distance Clusters New in new Step clusters level level joined cluster cluster 1 2 99,7976 0,0040486 1 2 1 2 2 1 95,7563 0,0848732 1 3 1 3 Gambar 32. Dendogram analisis klaster etanol perasan anggur, apel, dan kurma Berdasarkan hasil analisis di atas, terlihat bahwa terdapat dua kelompok cluster yang terbentuk. Cluster pertama adalah etanol perasan anggur dengan etanol perasan apel, dan cluster kedua adalah etanol perasan kurma dengan etanol perasan anggur dan perasan apel. Nilai yang diukur berdasarkan tingkat kesamaan similarity measure. Pada cluster kedua etanol perasan anggur dengan etanol perasan apel memiliki kesamaan atau kemiripan pada tingkat 99.7976 sedangkan pada cluster pertama etanol kurma dengan etanol perasan anggur dan perasan apel memiliki kesamaan atau kemiripan pada tingkat 95.7563. Kadar etanol pada ketiga senyawa tidak memiliki satu cluster, akan tetapi nilai kemiripan yang diperoleh pada cluster 1 dan cluster 2 sangat besar yang ditandai dengan besarnya tingkat kesamaan similarity sehingga kedua cluster dapat dikatakan memiliki kesamaan atau kemiripan yang dalam hal ini adalah pola atau atribut. 5.2.8 Permodelan Matematika dan Rasio Fraksi 5.2.8.1 Model Solusi Sistem Dinamik Permodelan matematika dilakukan terhadap keseluruhan profil fermentasi gula, etanol, dan asam pada setiap perasan buah perasan anggur, perasan apel, dan perasanrendaman kurma. Permodelan yang digunakan merupakan model sistem dinamik dimana pada model ini merupakan model yang memasukkan waktu sebagai variabel dan sistemnya merupakan model matematis dari Etanol Krm. Etanol Apl. Etanol Agr. 95,76 97,17 98,59 100,00 Variables S im ila ri ty Klaster Etanol Perasan Anggur, Apel, dan Kurma 74 fenomena gerakan obyek yang bergantung waktu dan keadaan Hedwig, 2010. Pada model dengan sistem dinamik, digunakan sistem persamaan diferensial. Pada proses pembuatan permodelan matematika digunakan program Mathematica 7.0 for Students. Adapun metode yang digunakan adalah metode Kuadrat Terkecil Least Square. Metode ini merupakan metode klasik yang umum digunakan dalam pendugaan parameter sistem dinamik Wijayanto, 2007. Hasil yang diperoleh dari pengolahan model dengan program tersebut terdiri atas parameter penduga, nilai MRE Mean Relative Error, fungsisolusi eksak, plot kurva solusi peduga dengan sebaran data penelitian, dan plot kurva gabungan solusi penduga dengan sebaran data kadar gula, etanol, dan asam. Parameter yang diperoleh dari output program Mathematica 7.0 for Students untuk setiap perasan buah terdiri dari parameter untuk gula, etanol, dan asam. Parameter tersebut yang akan digunakan pada fungsi diferensial, yang merupakan solusi sistem dinamik, sebagai substitusi dari nilai α gula, etanol, dan asam. Kesesuaian permodelan matematika dilihat melalui kesesuaian antara kurva solusi penduga dengan kurva sebaran data penelitian. Hal tersebut dapat diukur melalui nilai MRE Mean Relative Error pada setiap senyawa. Nilai MRE yang semakin mendekati 0, maka kesalahan semakin kecil sehingga model semakin baik. Tampilan plot kurva solusi peduga dengan sebaran data penelitian dapat dilihat pada Lampiran 28 untuk perasan anggur, Lampiran 29 untuk perasan apel, dan Lampiran 30 untuk perasanrendaman kurma. Berdasarkan output pengolahan dengan program Mathematica 7.0 for Students, pada perasan anggur, diperoleh output kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian yang disajikan pada Gambar 32. Garis horizontal menunjukkan waktu hari ke- dan garis vertikal menunjukkan kadar senyawa. Kurva solusi penduga ditandai dengan garis warna merah, adapun sebaran data senyawa digambarkan dengan titik biru. Gambar 33. Plot kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian senyawa gula a, etanol b, dan asam c pada perasan anggur Pada plot senyawa gula terlihat satu titik hari kelima yang letaknya jauh dari kurva solusi penduga dan titik lainnya. Adapun pada plot senyawa etanol kurva solusi penduga mengikuti dengan a b c 1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1 2 3 4 5 2 4 6 8 75 baik sebaran data kadar etanol. Namun, pada plot senyawa asam terdapat dua titik hari kedua dan ketiga yang sedikit jauh dari kurva solusi penduga. Selain itu, diperoleh nilai parameter penduga untuk gula α adalah 0.04β90β6, etanol adalah 0.160βγβ, dan asam adalah 0.07β1β48. Nilai ―K‖ untuk gula dilihat dari kadar di bawah kadar minimum gula perasan anggur, yaitu sebesar 4. Nilai ―K‖ untuk etanol dan asam dilihat dari kadar di atas kadar maksimum etanol dan asam perasan anggur, yaitu sebesar 1 etanol dan 10 asam. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh model matematika sebagai solusi sistem dinamik untuk fermentasi perasan anggur sebagai berikut: Pada perasan apel, output kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian disajikan pada Gambar 33. Garis horizontal menunjukkan waktu hari ke- dan garis vertikal menunjukkan kadar senyawa. Kurva solusi penduga ditandai dengan garis warna merah, adapun sebaran data senyawa digambarkan dengan titik biru. Gambar 34. Plot kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian senyawa gula a, etanol b, dan asam c pada perasan apel Pada plot senyawa gula, etanol, dan asam, terlihat masing-masing kurva solusi penduga mengikuti dengan baik sebaran data kadar gula, kadar etanol, dan kadar asam. Nilai parameter penduga untuk gula α adalah 0.148887, etanol adalah 0.176β6β, dan asam adalah 0.1β5164. a b c 1 2 3 4 5 4 6 8 10 1 2 3 4 5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 1 2 3 4 5 2 4 6 8 10 12 76 Nilai ―K‖ untuk gula dilihat dari kadar di bawah kadar minimum gula perasan apel, yaitu sebesar 4. Nilai ―K‖ untuk etanol dan asam dilihat dari kadar di atas kadar maksimum etanol dan asam perasan apel, yaitu sebesar 0.5 etanol dan 13 asam. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh model matematika untuk fermentasi perasan apel sebagai berikut: Pada perasanrendaman kurma, output kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian disajikan pada Gambar 34. Garis horizontal menunjukkan waktu hari ke- dan garis vertikal menunjukkan kadar senyawa. Kurva solusi penduga ditandai dengan garis warna merah, adapun sebaran data senyawa digambarkan dengan titik biru. Gambar 35. Plot kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian senyawa gula a, etanol b, dan asam c pada perasan kurma Pada plot senyawa gula dan etanol, terlihat masing-masing kurva solusi penduga mengikuti dengan baik sebaran data kadar gula dan kadar etanol. Namun, pada plot senyawa asam, terdapat satu titik yang tidak sesuai dengan kurva solusi penduga. Nilai parameter penduga untuk gula α adalah 0.09β8585, etanol adalah 0.07γ6481, dan asam adalah 0.0706107. Nilai ―K‖ untuk gula dilihat dari kadar di bawah kadar minimum gula perasan kurma, yaitu sebesar 8. Nilai ―K‖ untuk etanol dan asam dilihat dari kadar di atas kadar maksimum etanol dan asam perasan kurma, yaitu sebesar 0.6 etanol dan 9 asam. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh model matematika sebagai solusi sistem dinamik untuk fermentasi perasan anggur sebagai berikut: a b c 1 2 3 4 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 1 2 3 4 5 2 4 6 8 77 Secara keseluruhan dari permodelan solusi sistem dinamik yang didapat terlihat bahwa permodelan yang ada dapat mengikuti dengan baik sebaran data kadar gula, etanol, dan asam pada ketiga perasan buah. Hal ini dilihat dari kesesuaian antara kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian. Meskipun terdapat satu atau dua titik yang tidak mengikuti kurva solusi penduga dengan baik. Permodelan ini merupakan model matematika dari suatu sistem laju perubahan gula, etanol dan asam dalam proses fermentasi, di mana model setiap senyawa akan saling mempengaruhi senyawa lainnya. Tampilan kesesuaian kurva solusi penduga dengan sebaran data untuk ketiga senyawa secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 35 perasan anggur, Gambar 36 perasan apel, dan Gambar 37 untuk perasanrendaman kurma. Gambar 36. Kurva gabungan solusi penduga garis biru dengan sebaran data gula titik biru, etanol titik merah, dan asam titik kuning pada perasan anggur Gambar 37. Kurva gabungan solusi penduga garis biru dengan sebaran data gula titik biru, etanol titik merah, dan asam titik kuning pada perasan apel 1 2 3 4 5 5 10 15 1 2 3 4 5 5 10 15 78 Gambar 38. Kurva gabungan solusi penduga garis biru dengan sebaran data gula titik biru, etanol titik merah, dan asam titik kuning pada perasan kurma Keterangan : Kurva solusi penduga ditandai dengan garis lurus biru Kurva sebaran data penelitian ditandai dengan bentuk bulat biru gula, bulat merah etanol, dan bulat kuning asam Pada permodelan gula, etanol, dan asam dalam perasan anggur, perasan apel, dan perasan kurma diperoleh nilai rata-rata kesalahan relatif mean relative error terhadap model yang dihasilkan. Nilai kesalahan relatif rata-rata digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian model yang digunakan terhadap data yang ada. Semakin kecil nilai tersebut, maka model yang dihasilkan semakin tepat atau baik. Pada perasan anggur Gambar 35, nilai mean relative error untuk gula sebesar -4.99, untuk etanol sebesar -1.25, dan untuk asam sebesar -24.60. Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk gula kesalahanketidaksesuaian sebesar 4.99, etanol sebesar 1.25, dan asam sebesar 24.60. Adapun tanda negatif menunjukkan bahwa kurva solusi penduga cenderung berada di bawah sebaran data. Pada perasan apel Gambar 36, nilai mean relative error untuk gula sebesar -11.93, untuk etanol sebesar -3.98, dan asam sebesar -1.73. Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk gula kesalahanketidaksesuaian sebesar 11.93, etanol sebesar 3.98, dan asam sebesar 1.73. Adapun tanda negatif menunjukkan bahwa kurva solusi penduga cenderung berada di bawah sebaran data. Pada perasan kurma Gambar 37, nilai mean relative error untuk gula sebesar -11.30, untuk etanol sebesar -0.67, dan untuk asam sebesar -15.54. Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk gula kesalahanketidaksesuaian sebesar 11.30, etanol sebesar 0.67, dan asam sebesar 15.54. Adapun tanda negatif menunjukkan bahwa kurva solusi penduga cenderung berada di bawah sebaran data. Permodelan matematika merupakan suatu upaya pendekatan terhadap suatu fenomena dimana digunakan cara sederhana untuk menerjemahkan suatu masalah ke dalam matematika yang nantinya akan digunakan untuk tujuan prediksi. Model matematika yang dibuat diharapkan dapat mendekati kondisi nyata data penelitian sebenarnya sehingga dapat diaplikasikan pada penelitian sejenis. Permodelan yang telah dibuat dapat dikembangkan dengan metode permodelan yang lebih tinggi tingkat kesesuaiannya dengan data penelitian yang ada. Adapun beberapa perbedaan antara model matematika dengan data penelitian dapat dipengaruhi oleh kisaran data yang dimiliki, hasil penelitian di lapangan, dan model matematika yang digunakan. 1 2 3 4 5 10 20 30 40 79

5.2.8.2 Fraksi dan Rasio Fraksi

Nilai fraksi dihitung dengan dua cara untuk setiap perasan buah. Cara pertama, untuk fraksi gula adalah dengan membagi kadar gula pada hari ketiga dengan kadar gula maksimum sedangkan untuk fraksi etanol dan fraksi asam adalah dengan membagi kadar etanol dan kadar asam di hari ketiga dengan kadar etanol dan asam pada saat mencapai kadar maksimum. Adapun cara kedua, untuk fraksi gula adalah dengan membagi kadar gula pada hari ketiga dengan kadar gula maksimum sedangkan untuk fraksi etanol dan fraksi asam adalah dengan membagi kadar etanol dan kadar asam di hari ketiga dengan kadar etanol dan asam pada saat mencapai titik balik. Sebelum menghitung rasio fraksi, dilakukan terlebih dahulu perhitungan kadar gula, etanol, dan asam pada masing-masing perasan buah pada hari ketiga t=3 melalui pendekatan solusi numerik. Solusi numerik dilakukan apabila solusi eksak tidak dimungkinkan untuk diperoleh. Solusi numerik merupakan fungsi polinom yang diperoleh dengan menggunakan program Mathematica 7.0 for Students . Untuk menghitung kadar gula, etanol, dan asam pada hari ketiga t=3 dilakukan secara langsung pada program Mathematica 7.0 for Students karena tidak diperolehnya solusi eksak. Berikut adalah kadar gula, etanol, dan asam pada hari ketiga t=3 disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Perhitungan solusi numerik kadar gula, etanol, dan asam di hari ketiga setiap perasan buah Waktu hari Kadar Kadar Gula Etanol Asam Gula Etanol Asam Perasan anggur 11,25 0.83 3.96 12.64 0.76 1.62 Perasan apel 6.88 0.33 7.42 6.06 0.32 5.25 Perasan kurma 21.37 0.34 3.39 23.84 0.33 3.07 Keterangan: = kadar gula, etanol, dan asam yang diperoleh dari perhitungan solusi numerik = kadar gula, etanol, dan asam hasil penelitian data penelitian Berdasarkan hasil pada Tabel 19, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa perbedaan kadar gula, etanol, dan asam antara hasil perhitungan solusi numerik dengan data hasil penelitian. Kadar gula pada perasan anggur memiliki perbedaan sebesar 1.39, pada perasan apel memiliki selisih sebesar 0.82, dan pada perasan kurma memiliki selisih sebesar 2.47. Adapun kadar etanol pada perasan anggur memiliki selisih sebesar 0.07, pada perasan apel memiliki selisih sebesar 0.01, dan pada perasan kurma memiliki selisih sebesar 0.01. Untuk kadar asam pada perasan anggur memiliki selisih sebesar 2.34, pada perasan apel memiliki selisih sebesar 2.17, dan pada perasan kurma memiliki selisih sebesar 0.32. Kemudian dihitung pula kadar etanol dan asam pada saat titik balik melalui turunan kedua dari solusi numerik. Titik balik merupakan titik dimana pergerakan senyawa etanol dan asam mulai mengalami penurunan laju peningkatan senyawa. Dari turunan kedua dip eroleh hari nilai ―t‖ saat titik balik. Melalui program Mathematica 7.0 for Students diperoleh kadar etanol dan asam saat titik balik melalui substitusi nilai ―t‖ saat titik balik ke dalam fungsi turunan kedua dari solusi numerik. Pada perasan anggur, titik balik etanol terjadi pada t=2.10 dan titik balik asam terjadi pada t=3.29. Pada perasan apel, titik balik etanol terjadi pada t=2.30 dan titik balik asam terjadi pada t=2.37. Adapun pada perasan apel, titik balik etanol terjadi pada t=2.71 dan titik balik asam terjadi pada t=3.20. Gambar kurva turunan fungsi polinom senyawa etanol dan asam dapat dilihat pada Lampiran 80 35 untuk perasan anggur, Lampiran 36 untuk perasan apel, dan Lampiran 37 untuk perasan kurma. Berikut adalah tabel kadar etanol dan asam pada saat titik balik di masing-masing perasan buah disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Kadar etanol dan asam pada saat titik balik di setiap perasan buah Kadar Per. Anggur Per. Apel Per. Kurma Etanol 0.48 0.22 0.27 Asam 4.53 5.61 4.05 Kemudian dilakukan perhitungan fraksi gula, etanol, dan asam pada masing-masing perasan buah yang dilakukan dengan dua cara seperti yang telah disebutkan di atas. Hasil perhitungan fraksi untuk cara pertama disajikan pada Tabel 22 dan perhitungan fraksi untuk cara kedua disajikan pada Tabel 23. Adapun perhitungan fraksi dapat dilihat pada Lampiran 38 untuk cara pertama dan Lampiran 39 untuk cara kedua. Tabel 22. Fraksi gula, etanol, dan asam yang dihitung dengan cara pertama Per. Anggur Per. Apel Per. Kurma Gula 0.73 0.59 0.46 Etanol 0.87 0.73 0.61 Asam 0.49 0.61 0.42 Tabel 23. Fraksi gula, etanol, dan asam yang dihitung dengan cara kedua Per. Anggur Per. Apel Per. Kurma Gula 0.73 0.59 0.46 Alkohol 1.73 1.50 1.30 Asam 0.87 1.32 0.84 Berdasarkan hasil perhitungan fraksi pada Tabel 22 dan Tabel 23, kemudian dihitung nilai rasio fraksi gula, etanol, dan asam untuk masing-masing cara. . Nilai rasio pada masing-masing perasan buah diperoleh dengan membangi fraksi tiap senyawa dengan fraksi senyawa terkecil yang terdapat pada perasan buah tersebut. Hasil perhitungan rasio fraksi gula, etanol, dan asam pada ketiga perasan buah disajikan pada Tabel 24 untuk cara pertama dan Tabel 25 untuk cara kedua. Tabel 24. Rasio fraksi gula, etanol, dan asam dari perhitungan fraksi dengan cara pertama Gula : Etanol : Asam Per. Anggur 1.5 1.8 1.0 Per. Apel 1.0 1.2 1.0 Per. Kurma 1.1 1.4 1.0 81 Tabel 25. Rasio fraksi gula, etanol, dan asam dari perhitungan fraksi dengan cara kedua Gula : Etanol : Asam Per. Anggur 1.0 2.4 1.2 Per. Apel 1.0 2.5 2.2 Per. Kurma 1.0 2.8 1.8 Hasil perhitungan rasio fraksi gula, etanol, dan asam dengan kedua cara Tabel 24 dan Tabel 25 memberikan gambaran secara umum. Pertama, rasio fraksi gula dan asam berada pada kisaran rasio yang sama. Kedua, rasio fraksi etanol merupakan rasio yang paling dominan dibandingkan dengan rasio fraksi gula dan asam. Hal ini ditunjukkan dengan secara umum rasio fraksi etanol berada pada kisaran dua kali lipat dibandingkan kisaran rasio fraksi gula dan asam. Kajian ilmiah yang dilakukan telah memberikan gambaran mengenai keberadaan beberapa senyawa hasil fermentasi perasan buah yang didasarkan pada hadis Rasulullah. Etanol merupakan salah satu senyawa penyebab kemabukan yang dihasilkan dari hasil fermentasi perasan buah. Kadar etanol di hari ketiga pada perasan anggur, perasan apel, dan perasan kurma, baik dari hasil penelitian maupun perhitungan dengan model matematika, berada di bawah 1. Pada hari kelima kadar etanol juga masih berada di bawah satu persen lihat Tabel 11. Kadar etanol di hari ketiga tertinggi terdapat pada perasan anggur, yaitu sebesar 0.76 hasil penelitian dan 0.83 hasil perhitungan dengan model matematika. Dari hasil analisis korelasi antara hari terhadap kadar senyawa hasil fermentasi, diperoleh bahwa senyawa etanol merupakan senyawa dengan korelasi sangat kuat dan signifikan dengan waktu fermentasi hari dibandingkan senyawa lainnya. Melalui analisis ANOVA, diketahui bahwa terdapat pengaruh waktu fermentasi hari terhadap kadar etanol. Pada perasan anggur pengaruh berbeda terdapat di hari kedua dibandingkan hari ketiga hingga kelima. Pada perasan apel pengaruh berbeda terdapat di hari pertama dibandingkan hari kedua hingga kelima. Pada perasan kurma pengaruh berbeda terdapat di hari ketiga dibandingkan hari keempat hingga kelima. Analisis klaster cluster analysis menggambarkan kesamaan pola fermentasi etanol pada ketiga perasan buah pada tingkatlevel kesamaan yang tinggi, yaitu 99.7976 etanol perasan anggur dengan etanol perasan apel dan 95.7563 etanol kurma dengan etanol perasan anggur dan perasan apel. Model matematika juga dilakukan guna memberikan gambaran mengenai sistem yang berlangsung laju perubahan gula, etanol, dan asam selama fermentasi pada ketiga perasan buah. Perhitungan senyawa di hari ketiga dan saat titik balik dengan model matematika juga dilakukan dan hasilnya dipergunakan untuk perhitungan rasio fraksi gula, etanol, dan asam pada ketiga perasan buah. Rasio fraksi etanol pada ketiga perasan buah merupakan rasio fraksi yang paling dominan dibandingkan dengan rasio fraksi gula dan asam, dimana rasio fraksi etanol berada pada kisaran dua kali lipat dari rasio fraksi gula dan asam. Adapun rasio fraksi gula dan asam pada ketiga perasan buah berada pada kisaran yang sama. Pola rasio fraksi yang diperoleh dapat menjadi cara dalam mendefinisikan khamr atau senyawa penciri dalam khamr. Namun, untuk hasil yang semakin baik, kajian ilmiah perlu diperkaya dengan penelitian serupa menggunakan buah yang lebih beragam untuk melihat kesamaan pola fermentasi dan mendapatkan model matematika yang lebih sempurna sehingga rasio fraksi yang diperoleh lebih baik. 82 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN 6.1.1

Dokumen yang terkait

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0

SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK PANGAN STUDI PADA LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG

0 3 14

Praktik Kerja Magang di Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan Topik Khusus : Kajian Ilmiah Istiĥālah (Transformasi ) Babi

4 31 126

Evaluasi proses sertifikasi halal indonesia di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

6 25 135

SERTIFIKASI HALAL PRODUK LOKAL OLEH LEMBAGA PENGKAJIAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA (LP POM) MUI SUMATERA BARAT.

0 1 11

Eksistensi Dan Tanggungjawab Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dalam Penerapan Sertifikasi Serta Labelisasi Halal Produk Pangan Di Indonesia ( Existence And Responsibility Of Majelis Ulama Indonesia (MUI) In Application And Certification Labeling Halal Food P

0 0 17

SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (STUDY FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA (LPPOM)) PROVINSI LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 115

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENGAJUAN SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN OLAHAN KERIPIK PISANG (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia ( LPPOM MUI) Provinsi Lampung - Raden Intan Repository

0 6 150

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL SUATU PRODUK DI INDONESIA (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan)

0 0 88

URGENSI PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TERHADAP PRODUK UMKM (STUDI DI KOTA MATARAM) JURNAL ILMIAH

0 2 18