Analisis Korelasi Pearson KAJIAN ILMIAH KHAMR DAN ALKOHOL

anggur. Asam sitrat baru terbentuk pada hari kedua. Pada perasan apel, asam sitrat dan asam malat sudah terbentuk di hari pertama. Pada perasanrendaman kurma asam yang terkandung di hari pertama hanya asam tartarat dalam jumlah sangat kecil 0.01, sedangkan asam malat baru terbentuk di hari kelima sebesar 0.84. Pada perasanrendaman kurma juga dihasilkan asam asetat yang tidak dihasilkan oleh perasan anggur dan perasan apel. Namun, asam asetat baru terbentuk pada hari ketiga dalam jumlah sangat kecil, sebesar 0.004 dan meningkat hingga hari kelima sebesar 0.28.

5.2.5. Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi dilakukan pada setiap objek perasan buah. Variabel yang dianalisis meliputi waktu hari, kadar fruktosa, kadar glukosa, kadar sukrosa, kadar alkohol etanol, kadar asam tartarat, kadar asam sitrat, kadar asam malat, dan kadar asam asetat. Dengan menggunakan program Minitab 15 maka diperoleh hasil analisis korelasi untuk ketiga perasan buah. Hasil analisis untuk perasan anggur ditampilkan pada Gambar 28, perasan apel ditampilkan pada Gambar 29 dan perasan kurma ditampilkan pada Gambar 30. Nilai positif menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel bersifat positif sedangkan nilai negatif menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel bersifat negatif. Hasil analisis berfokus pada perbandingan antara variabel waktu hari dengan masing-masing kadar senyawa hasil fermentasi fruktosa, glukosa, sukrosa, etanol, tartarat, sitrat, malat, dan asam asetat. Correlations: Hari; Fruktosa 1; Glukosa; Sukrosa; etanol; Tartarat; Sitrat; Malat Perasan Anggur Hari Fruktosa 1 Glukosa Sukrosa etanol Fruktosa 1 -0,794 0,059 Glukosa -0,912 0,899 0,011 0,015 Sukrosa -0,655 0,260 0,448 0,158 0,619 0,373 etanol 0,965 -0,662 -0,869 -0,619 0,002 0,152 0,025 0,191 Tartarat 0,858 -0,967 -0,929 -0,471 0,738 0,029 0,002 0,007 0,345 0,094 Sitrat 0,706 -0,982 -0,863 -0,236 0,558 0,117 0,000 0,027 0,653 0,250 Malat 0,855 -0,704 -0,757 -0,354 0,874 0,030 0,119 0,081 0,491 0,023 Tartarat Sitrat Sitrat 0,959 0,002 Malat 0,724 0,598 0,103 0,210 Cell Contents: Pearson correlation P-Value Gambar 29. Korelasi waktu dengan kadar fruktosa, glukosa, sukrosa, etanol, tartarat, sitrat, dan malat pada perasan anggur 68 Correlations: Hari; Fruktosa; Glukosa; Sukrosa; etanol; Sitrat; Malat Perasan Apel Hari Fruktosa Glukosa Sukrosa etanol Sitrat Fruktosa -0,882 0,020 Glukosa -0,753 0,903 0,084 0,014 Sukrosa -0,850 0,529 0,365 0,032 0,280 0,477 etanol 0,980 -0,900 -0,736 -0,827 0,001 0,014 0,095 0,042 Sitrat 0,966 -0,763 -0,657 -0,941 0,941 0,002 0,078 0,157 0,005 0,005 Malat 0,952 -0,856 -0,771 -0,742 0,938 0,886 0,003 0,030 0,073 0,091 0,006 0,019 Cell Contents: Pearson correlation P-Value Gambar 30. Korelasi waktu dengan kadar fruktosa, glukosa, sukrosa, etanol, sitrat, dan malat pada perasan apel Correlations: Hari; Fruktosa 3; Glukosa; Sukrosa; Etanol; Tartarat; Malat; As. Asetat Perasan Kurma Hari Fruktosa 3 Glukosa Sukrosa Etanol Fruktosa 3 -0,903 0,014 Glukosa -0,506 0,389 0,306 0,446 Sukrosa -0,973 0,801 0,632 0,001 0,056 0,178 Etanol 0,947 -0,983 -0,426 -0,863 0,004 0,000 0,399 0,027 Tartarat 0,958 -0,940 -0,437 -0,892 0,986 0,003 0,005 0,386 0,017 0,000 Malat 0,655 -0,517 -0,450 -0,653 0,599 0,158 0,293 0,370 0,160 0,209 As. Asetat 0,818 -0,723 -0,512 -0,793 0,813 0,047 0,105 0,299 0,060 0,049 Tartarat Malat Malat 0,635 0,175 As. Asetat 0,859 0,920 0,029 0,009 Cell Contents: Pearson correlation P-Value Gambar 31. Korelasi waktu dengan kadar fruktosa, glukosa, sukrosa, tartarat, malat, dan asam asetat pada perasan kurma Berdasarkan hasil analisis ketiga perasan buah, terlihat bahwa nilai negatif dimiliki oleh kadar fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya hari, maka kadar 69 fruktosa, glukosa, dan sukrosa semakin menurun. Di sisi lain, nilai positif dimiliki oleh kadar etanol, tartarat, sitrat, malat, dan asam asetat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya hari, maka kadar etanol, tartarat, sitrat, malat dan asam asetat semakin meningkat. Di samping nilai korelasi, nilai signifikansi juga diperoleh dari hasil analisis ini. Nilai signifikansi ditunjukkan dengan nilai di bawah nilai korelasi, yang disebut nilai Pvalue. Jika nilai Pvalue lebih kecil dari nilai alfa 0.05, maka kesimpulannya adalah korelasi bernilai signifikan. Semakin kecil nilai Pvalue, maka semakin besar signifikansinya. Berdasarkan hasil analisis pada perasan anggur, nilai Pvalue yang lebih kecil dari alfa 0.05 dimiliki oleh kadar glukosa 0.011, kadar etanol 0.002, kadar asam tartarat 0.029, dan kadar asam malat 0.030. Pada perasan apel, nilai Pvalue yang lebih kecil dari alfa 0.05 dimiliki oleh kadar fruktosa 0.020, kadar sukrosa 0.032, kadar etanol 0.001, kadar asam sitrat 0.002, dan kadar asam malat 0.003. Pada perasan kurma nilai Pvalue yang lebih kecil dari alfa 0.05 dimiliki oleh kadar fruktosa 0.014, kadar sukrosa 0.001, kadar etanol 0.004, kadar asam tartarat 0.003, dan kadar asam asetat 0.047. Nilai signifikansi keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai Signifikansi pada perasan anggur, apel, dan kurma Variabel Objek perasan buah Per. Anggur Per. Apel Per. Kurma Fruktosa 0.020 0.014 Glukosa 0.011 Sukrosa 0.032 0.001 Etanol 0.001 0.001 0.004 Asam Tartarat 0.029 0.003 Asam Sitrat 0.002 Asam Malat 0.030 0.003 Asam Asetat 0.047 Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa signifikansi variabel yang dimiliki oleh ketiga perasan buah hanya kadar etanol. Korelasi antara waktu hari dengan kadar etanol pada ketiga perasan buah memiliki nilai Pvalue terkecil dibandingkan nilai alfa 0.05, yaitu 0.001 untuk perasan anggur, 0.001 untuk perasan apel, dan 0.004 untuk perasan kurma. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran terhadap hubungan antara waktu hari dengan kadar etanol pada perasan angur sebesar 99.999, pada perasan apel sebesar 99.999, pada perasan kurma sebesar 99.996. Selain itu, nilai koefisien korelasi antara waktu hari dengan kadar etanol Gambar 28, 29, dan 30 sangat besar, yaitu 0.965 untuk perasan anggur, 0.973 untuk perasan apel, dan 0.947 untuk perasan kurma. Menurut Sarwono 2006, 70 koefisien korelasi yang 0.75-0.99 merupakan korelasi dengan kriteria sangat kuat. Hal ini berarti hubungan antara waktu hari dengan kadar etanol pada ketiga perasan buah sangat kuat, signifikan, dan searah.

5.2.6 Analisis Pengaruh Waktu hari Terhadap Kadar Etanol

Dokumen yang terkait

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0

SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK PANGAN STUDI PADA LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG

0 3 14

Praktik Kerja Magang di Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan Topik Khusus : Kajian Ilmiah Istiĥālah (Transformasi ) Babi

4 31 126

Evaluasi proses sertifikasi halal indonesia di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

6 25 135

SERTIFIKASI HALAL PRODUK LOKAL OLEH LEMBAGA PENGKAJIAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA (LP POM) MUI SUMATERA BARAT.

0 1 11

Eksistensi Dan Tanggungjawab Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dalam Penerapan Sertifikasi Serta Labelisasi Halal Produk Pangan Di Indonesia ( Existence And Responsibility Of Majelis Ulama Indonesia (MUI) In Application And Certification Labeling Halal Food P

0 0 17

SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (STUDY FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA (LPPOM)) PROVINSI LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 115

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENGAJUAN SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN OLAHAN KERIPIK PISANG (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia ( LPPOM MUI) Provinsi Lampung - Raden Intan Repository

0 6 150

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL SUATU PRODUK DI INDONESIA (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan)

0 0 88

URGENSI PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TERHADAP PRODUK UMKM (STUDI DI KOTA MATARAM) JURNAL ILMIAH

0 2 18