Profil Kadar Asam Tartarat, Sitrat, Malat, Asam Asetat

Gambar 21. Profil Kadar Alkohol etanol Perasan Anggur, Perasan Apel, dan PerasanRendaman Kurma Jika dilihat secara umum, kadar alkohol tertinggi terdapat pada perasan anggur 0.01 hingga 0.95 dan kadar alkohol terendah terdapat pada perasan apel 0 hingga 4.45. Hal ini karena kadar gula pereduksi yang dimiliki oleh perasan anggur lebih tinggi dibandingkan dengan kadar gula pereduksi pada perasan apel. Hal ini ditandakan dengan rasa apel yang lebih asam dibandingkan pada anggur. Akan tetapi, kadar alkohol pada kurma secara umum lebih rendah dibandingkan pada perasan anggur. Padahal kadar gula pereduksi pada kurma lebih tinggi dibandingkan pada perasan anggur. Hal ini dapat dikarenakan kadar gula yang terlampau tinggi. Paturau 1982 menyatakan, bahwa konsentrasi gula yang tepat untuk fermentasi adalah 14-18 sedangkan menurut Casida 1980, konsentrasi gula yang digunakan berkisar 10-18. Jika konsentrasi gula terlalu tinggi, aktivitas khamir dapat terhambat dan waktu fermentasi menjadi lebih lama serta tidak semua gula dapat difermentasi. Selain itu, pada konsentrasi tinggi lebih besar dari 150 gl, gula akan menghambat kerja enzim dengan menekan rantai oksidasi sehingga produksi alkohol berjalan lambat Fiechter, 1982. Di samping itu kadar sukrosa yang tinggi perlu dihidrolisis dan membutuhkan enzim invertase lebih banyak dari khamir. Oleh karena itu, kadar alkohol pada perasan kurma secara umum lebih rendah dibandingkan dengan kadar alkohol pada perasan anggur.

5.2.3 Profil Kadar Asam Tartarat, Sitrat, Malat, Asam Asetat

Asam yang dihasilkan dari fermentasi merupakan asam-asam organik. Asam keseluruhan yang dihasilkan terdiri atas asam tartarat, asam malat, asam sitrat, dan asam asetat. Hasil profil kadar asam pada ketiga perasan buah dapat dilihat pada Tabel 12. Adapun kurva profil asam pada perasan anggur terdapat pada Gambar 21, perasan apel Gambar 22, dan perasan kurma Gambar 23. Profil asam yang dihasilkan pada ketiga perasan buah tidak sama seluruhnya. Pada perasan anggur selama fermentasi diperoleh asam tartarat, asam sitrat, dan asam malat. Pada perasan apel diperoleh asam sitrat dan asam malat. Pada perasanrendaman kurma diperoleh asam malat, sitrat, dan asam asetat. Pada perasan anggur, kadar asam terendah terdapat di hari ke-0, yaitu 0.23 asam tartarat dan 0.16 asam malat, sedangkan asam sitrat tidak dihasilkan hingga hari pertama. Jenis asam yang terkandung pada buah anggur adalah asam malat dan asam tartarat Muhammadiyah, 2010. Pada perasan apel, kandungan asam malat di hari ke-0 cukup tinggi, yaitu sebesar 0.63, sedangkan asam 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1 2 3 4 5 K a da r E ta no l Waktu hari Profil Kadar Alkohol etanol Perasan Anggur, Perasan Apel, dan PerasanRendaman Kurma Perasan Anggur Perasan Apel Perasan Kurma 61 sitrat sebesar 0.006. Pada perasan kurma, asam yang terkandung pada hari ke-0 adalah asam tartarat dalam jumlah kecil, yaitu 0.01. Kadar asam pada hari ke-0 tersebut merupakan kadar asam alami yang terdapat pada buah. Tabel 12. Kadar asam tartarat, sitrat, malat, dan asetat pada perasan anggur, apel, dan kurma Waktu hari ke Kadar Asam Perasan Anggur Perasan Apel Perasan Kurma Tartarat Sitrat Malat Sitrat Malat Tartarat Malat As.Asetat 0.23 0.16 0.006 0.63 0.01 1 0.34 0.12 0.83 1.44 0.08 2 0.43 0.03 0.23 0.91 3.57 1.15 3 0.46 0.06 1.10 1.37 3.88 3.07 0.004 4 0.70 0.09 6.42 1.66 9.62 6.46 0.11 5 1.71 1.10 5.21 1.82 10.40 7.03 0.84 0.28 Gambar 22. Profil asam tartarat, sitrat, dan malat perasan anggur Gambar 23. Profil asam malat dan sitrat perasan apel 0,5 1 1,5 2 2 4 6 8 1 2 3 4 5 K a da r T a rt a ra t K a da r M a la t Sit ra t Waktu hari Kadar Tartarat, Sitrat, dan Malat Perasan Anggur Sitrat Malat Tartarat 0,5 1 1,5 2 0,00 5,00 10,00 15,00 1 2 3 4 5 K a da r Sitr a t K a da r M a la t Waktu hari Kadar Sitrat dan Malat Perasan Apel Malat Sitrat 62 Gambar 24. Profil asam tartarat, malat, dan asetat perasan kurma Di samping bakteri kelompok Acetobacter, asam-asam di atas berpeluang dihasilkan oleh mikroorganisme lainnya. Asam sitrat paling umum dihasilkan oleh Aspergillus niger, namun senyawa ini dapat pula diproduksi oleh jenis khamir Saccharomyces lipolytica Ahira, 2010. Menurut Akita 1999, asam organik adalah komponen esensial untuk rasa di dalam minuman beralkohol. Ketika khamir melakukan fermentasi, maka akan dihasilkan 70 asam organik dalam minuman beralkohol, antara lain asam malat, suksinat, dan piruvat. Asam asetat secara umum dihasilkan oleh kelompok bakteri Acetobacter. Spesies yang paling sering digunakan untuk menghasilkan asam asetat adalah Acetobacter acetii atau Acetobacter xylinum. Senyawa ini dihasilkan melalui dua rangkaian oksidasi di mana pada oksidasi tahap kedua melibatkan enzim asetaldehid dehidrogenase Crueger, 1989. Namun, secara anaerob, asam asetat dapat dihasilkan oleh kelompok bakteri asam laktat heterofermentatif. Jalur metabolisme heterofermentatif dapat dilihat pada Gambar 24 dimana salah satu produknya adalah asam asetat Kusuma, 2009. Contoh bakteri yang tergolong heterofermentatif adalah Leuconostoc dan Lactobacillus Madigan, et.al., 2006. Salah satu spesies bakteri yang tergolong heterofermentatif adalah L. fermentum Fardiaz, 1989 dimana spesies ini dapat menghasilkan asam asetat Nur, 2005. Secara keseluruhan, profil asam pada ketiga perasan buah mengalami peningkatan setiap harinya hingga hari kelima. Terlihat bahwa kadar asam secara umum mengalami peningkatan signifikan di akhir fermentasi hari keempat dan kelima. Hal ini dikarenakan seiring berjalannya fermentasi, kondisi fermentasi pun mendekati kondisi anaerob dimana oksigen semakin berkurang dibandingkan pada awal fermentasi. Kondisi ini menyebabkan khamir menurun dan bakteri meningkat. Peningkatan bakteri ini menyebabkan produksi asam meningkat. Pada perasan anggur, asam tartarat dan asam sitrat mengalami peningkatan cukup tajam di hari kelima dan asam malat mengalami peningkatan cukup tajam di hari keempat. Pada kondisi tersebut, kelompok bakteri Acetobacter memiliki peran dalam memproduksi asam tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada perasan apel, dimana asam sitrat dan asam malat juga mengalami peningkatan cukup tajam di hari keempat. Pada perasan kurma, asam tartarat dan asam asetat mengalami peningkatan di hari keempat, asam malat di hari kelima. -0,1 0,1 0,2 0,3 -1 1 3 5 7 9 1 2 3 4 5 K a da r Aset a t K a da r T a rt a ra t M a la t Waktu hari Kadar Asam Tartarat, Malat, dan Asetat Perasan Kurma Tartarat Malat As.Asetat 63 Gambar 25. Jalur metabolisme heterofermentatif Glukosa Glukosa-6-fosfat ATP ADP Fruktosa-6-fosfat ATP ADP 6-fosfoglukonat 2 NAD + 2 NADH Ribulosa-5-fosfat 2 NAD + 2 NADH CO 2 Xilulosa-5-fosfat Gliseraldehid-3-fosfat Asetil fosfat Asetat ATP ADP Piruvat Laktat NAD + NADH 2 ADP 2 ATP 2 P i NADH NAD + CoA P i Etanol NADH NAD + Asetil CoA Asetaldehi d NADH NAD + 64

5.2.4 Profil Keseluruhan Fermentasi Perasan Anggur, Apel, dan Kurma

Dokumen yang terkait

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0

SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK PANGAN STUDI PADA LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG

0 3 14

Praktik Kerja Magang di Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan Topik Khusus : Kajian Ilmiah Istiĥālah (Transformasi ) Babi

4 31 126

Evaluasi proses sertifikasi halal indonesia di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

6 25 135

SERTIFIKASI HALAL PRODUK LOKAL OLEH LEMBAGA PENGKAJIAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA (LP POM) MUI SUMATERA BARAT.

0 1 11

Eksistensi Dan Tanggungjawab Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dalam Penerapan Sertifikasi Serta Labelisasi Halal Produk Pangan Di Indonesia ( Existence And Responsibility Of Majelis Ulama Indonesia (MUI) In Application And Certification Labeling Halal Food P

0 0 17

SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (STUDY FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA (LPPOM)) PROVINSI LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 115

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENGAJUAN SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN OLAHAN KERIPIK PISANG (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia ( LPPOM MUI) Provinsi Lampung - Raden Intan Repository

0 6 150

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL SUATU PRODUK DI INDONESIA (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan)

0 0 88

URGENSI PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TERHADAP PRODUK UMKM (STUDI DI KOTA MATARAM) JURNAL ILMIAH

0 2 18