KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI HPLC

3.8 KURMA

Kurma Phoenix dactylifera = date palm adalah keluarga palma palem yang berasal dari Jazirah Arab dan Afrika Utara. Buah ini merupakan tumbuhan gurun yang tahan panas, kelembapan rendah dan udara kering. Namun untuk dapat tumbuh dengan baik, pohon kurma tetap memerlukan air. Itulah sebabnya kurma tumbuh di oasis atau kawasan yang memperoleh pengairan teknis. Pohon kurma bernama latin Phoenix dactylifera dan sering disebut date palm. Taksonomi kurma adalah sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Famili : Palmae Genus : Phoenix Spesies : Phoenix dactylifera Vyawahare, 2009. Kurma dapat dimakan selagi mentah ataupun matang Rakhmawan, 2006. Kurma segar ruthab mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak, tetapi rendah kandungan energi siap pakainya. Sementara kurma yang kering tamr tinggi akan kandungan energi siap pakai, namun kandungan air dan beberapa vitamin menjadi lebih rendah. Buah kurma merupakan makanan yang mengandung energi tinggi dengan komposisi yang ideal. Energi yang terkandung dalam buah kurma adalah sebagai berikut. Tabel 3. Energi yang Terkandung dalam 100 gram Kurma Energi Makanan Jumlah kkal Total 282 Karbohidrat 270 Protein 3,3 Lemak 8,3 Alkohol - Secara umum buah kurma kaya akan kandungan gula, vitamin, dan mineral Vyawahare, 2009. Kandungan gula buah kurma terdiri atas sukrosa dan gula-gula monosakarida berupa glukosa dan fruktosa. Kandungan gula, vitamin, dan mineral buah kurma terdapat pada tabel berikut. Tabel 4. Karbohidrat yang Terkandung dalam 100 gram Kurma Jenis Karbohidrat Jumlah gram Sukrosa 23,8 Glukosa 19,9 Fruktosa 19,5 Laktosa 0,0 Maltosa 0,1 Galaktosa 0,0

3.9 KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI HPLC

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi adalah salah satu jenis kromatografi partisi cairan-cairan. Keuntungan pemakaian kromatografi partisi dibandingkan dengan kromatografi adsorbsi adalah 26 karena daya ulangnya yang lebih baik dan dari data kelarutannya, hasilnya sudah dapat diramalkan. Koefisien distribusinya konstan dalam jangka konsentrasi yang agak luas, sehingga dapat dihasilkan puncak yang simetris dan lebih tajam. Kromatografi cairan kinerja tinggi mempunyai keuntungan pada kemampuannya untuk menganalisis cuplikan yang tidak menguap dan labil pada suhu tinggi. Prinsip kerja HPLC terdiri dari beberapa tahap. Pertama, dengan bantuan pompa fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Kemudian cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran karena perbedaan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka solut-solut tersebut akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap komponen campuran yang keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Kromatogram HPLC menggambarkan jumlah peak dan luas peak, dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran Hendayana, 2006. Proses partisi dari kromatografi sangat peka terhadap perbedaan berat molekul dan polaritas solut. HPLC dapat melakukan pemisahan komponen jika komponen-komponen tersebut mempunyai berat molekul dan polaritas yang berbeda-beda. Pemisahan tersebut dilakukan di dalam kolom berdasarkan atas waktu retensi relatif dari masing-masing komponen. Analisa dengan teknik HPLC sangat kritis terhadap perubahan kondisi kerja, sehingga apabila akan melakukan analisa sejumlah besar sampel dianjurkan untuk melakukan preparasi seluruh sampelnya, pencucian dan stabilisasi kolom, dan baru dilakukan analisa secara sinambungan seluruh sampelnya. Cara ini dapat lebih menjamin kondisi analisa yang relatif konstan Sudarmaji, et.al., 1997. Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan sekaligus kualitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya sedangkan untuk analisa kuatitatif dapat rumus penghitungan senyawa, sebagai berikut Masruri, 2009: Cx = Ax Ap X Cp Keterangan : Cx = Konsentrasi sampel Cp = Konsentrasi standar Ax = Peak area sampel Ap = Peak area standar

3.10 METODE KRUSKAL WALLIS Daniel, 1990

Dokumen yang terkait

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0

SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK PANGAN STUDI PADA LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG

0 3 14

Praktik Kerja Magang di Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan Topik Khusus : Kajian Ilmiah Istiĥālah (Transformasi ) Babi

4 31 126

Evaluasi proses sertifikasi halal indonesia di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

6 25 135

SERTIFIKASI HALAL PRODUK LOKAL OLEH LEMBAGA PENGKAJIAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA (LP POM) MUI SUMATERA BARAT.

0 1 11

Eksistensi Dan Tanggungjawab Majelis Ulama Indonesia (Mui) Dalam Penerapan Sertifikasi Serta Labelisasi Halal Produk Pangan Di Indonesia ( Existence And Responsibility Of Majelis Ulama Indonesia (MUI) In Application And Certification Labeling Halal Food P

0 0 17

SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (STUDY FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA (LPPOM)) PROVINSI LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 115

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENGAJUAN SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN OLAHAN KERIPIK PISANG (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia ( LPPOM MUI) Provinsi Lampung - Raden Intan Repository

0 6 150

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL SUATU PRODUK DI INDONESIA (Studi pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan)

0 0 88

URGENSI PENERAPAN SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TERHADAP PRODUK UMKM (STUDI DI KOTA MATARAM) JURNAL ILMIAH

0 2 18