Terdapat beberapa macam bentuk program pembinaan. Pengenalan jenis baru yang cocok dengan kondisi lingkungan, cepat tumbuh, dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Keberlanjutan usaha kayu rakyat bergantung pada ketergantungan petani terhadap hasil kayu rakyat. Untuk mempertahankannya,
petani dibina untuk terus menanam tanaman kehutanan. Selain itu, terkait dengan daur volume maksimum, petani diberikan
pengetahuan mengenai teknik pengaturan hasil. Hai itu dilakukan agar petani memperoleh pendapatan optimal. Daur butuh yang selama ini diterapkan petani
tidak memberikan keuntungan yang optimal, karena nilai ekonomis kayu bisa saja masih rendah. Faktor ekologis juga terpengaruh, karena tanaman kehutanan
kurang optimal memberikan manfaat bagi lingkungannya. Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang
menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau
pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi
sponsor.
5.5.3 Hubungan Pendidikan Terakhir Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat
Berdasarkan Tabel 19, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan tempat tinggal sering muncul dengan persentase kemunculan sebesar 56,01. Pada
kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi banyak menyebar pada kelompok pendidikan terakhir. Kebutuhan tempat tinggal disebabkan beberapa
alasan seperti: 1 kondisi rumah yang ada saat ini sudah tua, membutuhkan perbaikan, dan bahkan tidak layak huni; 2 banyak keluarga muda yang masih
tinggal bersama orang tua mereka dalam rumah yang sama; dan 3 ketidakmampuan responden mencukupi kebutuhan tempat tinggal dari pendapatan
utama mereka, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok pendidikan terakhir
setingkat Sekolah Dasar SD. Mereka berpendidikan rendah, memiliki kesempatan kerja yang terbatas, dan cenderung bergantung pada hasil pengolahan
lahan mereka. Hal ini mengakibatkan mereka melakukan pemanenan kayu rakyat untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.
Berdasarkan Tabel 19, motivasi membangun rumah menyebar di seluruh kelompok pendidikan terakhir 38,67. Persentase kemunculan terbesar motivasi
membangun rumah terdapat pada kelompok pendidikan terakhir setingkat SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, masing-masing sebesar 12 . Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan tempat tinggal yang menyebabkan membangun rumah muncul pada hampir seluruh kelompok pendidikan terakhir. Oleh karena
pendidikan terakhir mereka yang rendah, kesempatan kerja bagi mereka menjadi sempit, dan kemampuan berinovasi pun juga rendah. Hal ini menyebabkan
pemenuhan kebutuhan tempat tinggal melalui pemanenan kayu rakyat. Berkaitan dengan kebutuhan tempat tinggal, motivasi memperbaiki rumah
14,67 menyebar pada kelompok pendidikan terakhir setingkat SD dan SLTP. Persentase kemunculan terbanyak terdapat pada kelompok pendidikan terakhir
setingkat SD 9,33. Oleh karena pendidikan terakhir mereka yang rendah, kesempatan kerja bagi mereka menjadi sempit, dan kemampuan berinovasi pun
juga rendah. Hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan perbaikan bagian rumah yang rusak melalui pemanenan kayu rakyat.
Tabel 19 Persentase kemunculan motivasi pemanenan kayu rakyat pada pendidikan terakhir responden
Motivasi pemanenan kayu Pendidikan terakhir
SD SLTP SMA
S1 Total
1. Kebutuhan tempat tinggal
a. Membangun rumah 12,00
12,00 10,67 4,00 38,67
b. Memperbaiki rumah 9,33
5,33 0,00 0,00 14,67
c. Membeli rumah 0,00
0,00 1,33 1,33
2,67 Sub-total
21,33 17,33
12,00 5,33 56,01 2.
Kebutuhan investasi a. Modal usaha
9,33 5,33
1,33 0,00 16,00 b. Membeli tanah
6,67 1,33
2,67 0,00 10,67 c. Biaya pendidikan
2,67 2,67
1,33 2,67 9,33
Sub-total 18,67
9,33 5,33 2,67 36,00
3. Kebutuhan sehari-hari
a. Membayar utang 2,67
0,00 0,00 0,00
2,67 b. Biaya kesehatan
1,33 0,00
0,00 0,00 1,33
c. Biaya pernikahan 0,00
0,00 0,00 1,33
1,33 d. Kebutuhan sehari-hari
1,33 0,00
0,00 0,00 1,33
e. Ongkos naik haji 0,00
1,33 0,00 0,00
1,33 Sub-total
5,33 1,33
0,00 1,33 7,99
Motivasi membeli rumah muncul pada kelompok pendidikan terakhir setingkat Sekolah Menengah Atas SMA dan Strata 1 S1. Hal ini karena
responden pada kelompok responden ini membutuhkan rumah baru untuk diberikan kepada anak mereka tanpa harus membangun rumah dari awal. Rumah
yang dibeli berada di luar wilayah Desa Padasari. Berdasarkan Tabel 19, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan investasi
muncul dengan persentase kemunculan sebesar 36. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada seluruh kelompok pendidikan
terakhir. Responden menganggap bahwa investasi berguna untuk periode waktu jangka pendek dan jangka panjang. Manfaat investasi untuk jangka pendek ialah
bahwa mereka
dapat menghasilkan
pendapatan dari
investasi dan
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan manfaat jangka panjang ialah adanya pendapatan yang dihasilkan dari investasi saat ini
atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan baru bagi anak mereka sehingga dapat hidup mandiri.
Motivasi modal usaha menyebar pada kelompok pendidikan terakhir setingkat SD sampai SMA, yaitu sebesar 13,33, seperti terlihat pada Tabel 19.
Persentase terbanyak terjadi pada kelompok pendidikan terakhir setingkat SD 9,33. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin sedikit pemanenan kayu
rakyat yang disebabkan kebutuhan modal usaha. Motivasi membeli tanah menyebar pada kelompok pendidikan terakhir
setingkat SD sampai SMA 10,67, seperti tercantum dalam Tabel 19. Persentase terbanyak terjadi pada kelompok pendidikan terakhir setingkat SD
6,67. Pada kelompok responden ini, kebutuhan hidupnya bergantung pada usaha pengolahan lahannya, sehingga dengan meningkatkan tanah dapat
meningkatkan pendapatannya. Motivasi biaya pendidikan menyebar merata pada kelompok pendidikan
terakhir setingkat SD sampai S1 9,33, seperti tercantum dalam Tabel 19. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat pendidikan terakhir apapun memiliki
kepedulian terhadap pendidikan anaknya, sehingga memenuhi kebutuhan biaya pendidikan dari hasil pemanenan kayu rakyat.
Kelompok terakhir ialah kebutuhan lain-lain yang menyebabkan kemunculan motivasi dengan persentase kemunculan sebesar 7,99 Tabel 19.
Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada kelompok pendidikan terakhir setingkat SD, SLTP, dan S1. Bagi kelompok
tersebut, kebutuhan yang beragam tidak menentu, bersifat mendesak, dan bergantung kepada kesiapan masing-masing dalam melakukan pemanenan kayu
rakyat. Selain itu, responden tidak mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut dari pendapatan utamanya, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu
rakyat. Menurut hubungan antara kelompok pendidikan terakhir responden dengan
motivasi pemanenan kayu rakyat, kelompok pendidikan terakhir setingkat SD dan SLTP merupakan responden yang paling produktif menghasilkan kayu rakyat.
Semakin rendah tingkat pendidikan terakhir maka semakin sempit kesempatan kerja dan semakin rendah kemampuan berinovasi sehingga untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya mereka hanya bergantung pada alam, yaitu usaha tani sawah, kebun, dan hutan rakyat. Dalam kelompok tersebut, terdapat sembilan
dari 11 motivasi pemanenan kayu rakyat. Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan yang terjadi pada kelompok itu beragam.
Dengan kecenderungan ini, kelompok pendidikan terakhir setingkat SD dan SLTP merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan untuk
menjaga keberlanjutan produksi kayu rakyat yang merupakan komoditas alternatif bagi pemenuhan kebutuhan kayu selama ini. Sementara kelompok pendidikan
terakhir setingkat SMA dan S1 merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan dalam menjaga kelestarian alam, sehingga hutan rakyat tetap
memiliki manfaat secara ekologi. Terdapat beberapa macam bentuk program pembinaan. Pengenalan jenis
baru yang cocok dengan kondisi lingkungan, cepat tumbuh, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Keberlanjutan usaha kayu rakyat bergantung pada
ketergantungan petani terhadap hasil kayu rakyat. Untuk mempertahankannya, petani dibina untuk terus menanam tanaman kehutanan.
Selain itu, terkait dengan daur volume maksimum, petani diberikan pengetahuan mengenai teknik pengaturan hasil. Hai itu dilakukan agar petani
memperoleh pendapatan optimal. Daur butuh yang selama ini diterapkan petani tidak memberikan keuntungan yang optimal, karena nilai ekonomis kayu bisa saja
masih rendah. Faktor ekologis juga terpengaruh, karena tanaman kehutanan kurang optimal memberikan manfaat bagi lingkungannya.
Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti
kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga
tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi sponsor.
5.5.4 Hubungan Jenis Pekerjaan Pokok Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat