Hubungan Pengalaman Berusaha Tani Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat

masih rendah. Faktor ekologis juga terpengaruh, karena tanaman kehutanan kurang optimal memberikan manfaat bagi lingkungannya. Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi sponsor.

5.5.5 Hubungan Pengalaman Berusaha Tani Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat

Berdasarkan Tabel 21, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan tempat tinggal sering muncul dengan persentase kemunculan sebesar 56,01. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi banyak menyebar pada kelompok pengalaman berusaha tani di bawah 49 tahun. Kebutuhan tempat tinggal pada kelompok pengalaman berusaha tani ini disebabkan beberapa alasan seperti: 1 kondisi rumah yang ada saat ini sudah tua, membutuhkan perbaikan, dan bahkan tidak layak huni; 2 banyak keluarga muda yang masih tinggal bersama orang tua mereka dalam rumah yang sama; dan 3 ketidakmampuan responden mencukupi kebutuhan tempat tinggal dari pendapatan utama mereka, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –19 tahun. Mereka membutuhkan tempat tinggal karena alasan seperti yang dijelaskan sebelumnya. Selain itu, mereka baru mulai melakukan pemanenan kayu rakyat setelah tanaman kehutanan yang mereka tanam pada awal usaha tani sudah besar, optimalnya setelah 10 tahunan. Berdasarkan Tabel 21, motivasi membangun rumah menyebar di kelompok pengalaman berusaha tani selama di bawah 49 tahun 38,67. Kelompok responden tersebut masih sangat menggantungkan hidupnya pada usaha tani, sehingga mereka menggunakan hasil hutan rakyat untuk memenuhi kebutuhan membangun rumah. Persentase kemunculan terbesar motivasi membangun rumah terdapat pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –19 tahun 16. Hal ini disebabkan oleh: 1 beberapa responden baru memulai usaha tani ketika mereka sudah berhenti dari pekerjaan lain sebelumnya, sehingga beberapa responden masih belum terlalu lama berusaha tani; 2 kelompok responden ini menunggu sampai tanaman kehutanan yang mereka tanam pada awal berusaha tani cukup besar untuk memanen tanaman kehutanan miliknya yang sudah ada sebelumnya; dan 3 terdapat keinginan sebagian responden yang ingin merasakan manfaat usaha hutan rakyatnya bagi kehidupan sehari-hari, yang diwujudkan dengan pemanfaatan kayu rakyat sebagai bahan baku pembangunan rumah baru bagi mereka. Tabel 21 Persentase kemunculan motivasi pemanenan kayu rakyat pada pengalaman berusaha tani responden Motivasi pemanenan kayu Pengalaman berusaha tani tahun – 9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 Total 1. Kebutuhan tempat tinggal a. Membangun rumah 6,67 16,00 6,67 2,67 6,67 0,00 0,00 38,67 b. Memperbaiki rumah 0,00 4,00 5,33 0,00 5,33 0,00 0,00 14,67 c. Membeli rumah 0,00 0,00 1,33 1,33 0,00 0,00 0,00 2,67 Sub-total 6,67 20,00 13,33 4,00 12,00 0,00 0,00 56,01 2. Kebutuhan investasi a. Modal usaha 1,33 6,67 2,67 1,33 1,33 0,00 2,67 16,00 b. Membeli tanah 0,00 4,00 1,33 1,33 2,67 1,33 0,00 10,67 c. Biaya pendidikan 0,00 2,67 6,67 0,00 0,00 0,00 0,00 9,33 Sub-total 1,33 13,34 10,67 2,66 4,00 1,33 2,67 36,00 3. Kebutuhan sehari-hari a. Membayar utang 0,00 0,00 0,00 0,00 2,67 0,00 0,00 2,67 b. Biaya kesehatan 0,00 0,00 0,00 1,33 0,00 0,00 0,00 1,33 c. Biaya pernikahan 0,00 0,00 1,33 0,00 0,00 0,00 0,00 1,33 d. Kebutuhan sehari-hari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,33 0,00 1,33 e. Ongkos naik haji 0,00 0,00 0,00 1,33 0,00 0,00 0,00 1,33 Sub-total 0,00 0,00 1,33 2,66 2,67 1,33 0,00 7,99 Berkaitan dengan kebutuhan tempat tinggal, motivasi memperbaiki rumah 14,67 menyebar pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –29 tahun 9,33 dan 40 –49 tahun 5,33. Persentase kemunculan terbanyak terdapat pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 20 –29 tahun 5,33 dan 40 –49 tahun 5,33. Sama halnya dengan motivasi membangun rumah, motivasi memperbaiki rumah disebabkan oleh: 1 beberapa responden baru memulai usaha tani ketika mereka sudah berhenti dari pekerjaan lain sebelumnya, sehingga beberapa responden masih belum terlalu lama berusaha tani; 2 kelompok responden ini menunggu sampai tanaman kehutanan yang mereka tanam pada awal berusaha tani cukup besar untuk memanen tanaman kehutanan miliknya yang sudah ada sebelumnya; dan 3 terdapat keinginan sebagian responden yang ingin merasakan manfaat usaha hutan rakyatnya bagi kehidupan sehari-hari, yang diwujudkan dengan pemanfaatan kayu rakyat sebagai bahan baku perbaikan beberapa bagian rumah yang sudah rusak. Motivasi membeli rumah muncul pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 20 –29 tahun. Hal ini karena responden pada kelompok ini membutuhkan rumah baru untuk diberikan kepada anak mereka tanpa harus membangun rumah dari awal. Rumah yang dibeli berada di luar wilayah Desa Padasari. Berdasarkan Tabel 21, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan investasi muncul dengan persentase kemunculan sebesar 36. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada seluruh kelompok pengalaman berusaha tani. Responden menganggap bahwa bahwa investasi berguna untuk periode waktu jangka pendek dan jangka panjang. Manfaat investasi untuk jangka pendek ialah bahwa mereka dapat menghasilkan pendapatan dari investasi dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan manfaat jangka panjang ialah adanya pendapatan yang dihasilkan dari investasi saat ini atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan baru bagi anak mereka sehingga dapat hidup mandiri. Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –19 tahun. Mereka baru mulai melakukan pemanenan kayu rakyat setelah tanaman kehutanan yang mereka tanam pada awal usaha tani sudah besar, optimalnya setelah 10 tahunan. Motivasi modal usaha menyebar hampir di seluruh kelompok pengalaman berusaha tani 16, seperti terlihat pada Tabel 21. Persentase terbanyak terjadi pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –19 tahun 6,67. Untuk motivasi modal usaha, terdapat responden kelompok pengalaman berusaha tani selama di bawah 9 tahun yang melakukan pemanenan kayu rakyat, karena lahan mereka cukup luas dan pemanenan tidak terlalu banyak, namun sangat diperlukan untuk modal usaha. Responden kelompok pengalaman berusaha tani selama 60 – 69 tahun melakukan pemanenan kayu rakyat karena untuk diberikan kepada anak mereka yang sedang membutuhkan tambahan modal usaha. Responden kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –19 tahun banyak melakukan pemanenan kayu rakyat untuk kepentingan bahan baku usahanya. Motivasi membeli tanah menyebar pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –59 tahun 10,67, seperti tercantum dalam Tabel 21. Persentase terbanyak terjadi pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –19 tahun 4. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan investasi terhadap tanah mulai muncul saat mereka sudah mulai berani melakukan pemanenan kayu rakyat saat tanaman yang mereka tanam pada awal berusaha tani sudah mulai besar sampai ketika mereka sudah memberikan tanahnya kepada anak mereka. Motivasi biaya pendidikan menyebar pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –29 tahun 9,33, seperti tercantum dalam Tabel 21. Persentase terbanyak terdapat pada kelompok pengalaman berusaha tani selama 20 –29 tahun 6,67. Pada responden kelompok tersebut masih memiliki anak yang mulai membutuhkan biaya penddikan besar dan segera yang tidak dapat terpenuhi oleh penghasilan utama mereka. Kelompok terakhir ialah kebutuhan lain-lain yang menyebabkan kemunculan motivasi dengan persentase kemunculan sebesar 7,99 Tabel 21. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada kelompok berusaha tani selama 20 –59 tahun. Bagi kelompok ini, kebutuhan yang beragam tidak menentu, bersifat mendesak, dan bergantung kepada kesiapan masing-masing dalam melakukan pemanenan kayu rakyat. Selain itu, responden tidak mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut dari pendapatan utamanya, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Menurut hubungan antara pengalaman berusaha tani responden dengan motivasi pemanenan kayu rakyat, kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –49 tahun merupakan responden yang paling produktif menghasilkan kayu rakyat. Terdapat 10 motivasi pemanenan kayu rakyat yang berbeda pada kelompok tersebut. Produktivitas tersebut bermula saat tanaman yang mereka tanam pertama kali berusaha tani cukup besar sampai ketika mereka memutuskan untuk memberikan lahan mereka kepada ahli waris mereka. Dengan kecenderungan tersebut, kelompok pengalaman berusaha tani selama 10 –49 tahun merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan untuk menjaga keberlanjutan produksi kayu rakyat yang merupakan komoditas alternatif bagi pemenuhan kebutuhan kayu selama ini. Sementara kelompok pengalaman berusaha tani selama 50 –69 tahun jarang melakukan pemanenan kayu rakyat karena sudah tidak memiliki kebutuhan yang besar lagi. Mereka merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan dalam menjaga kelestarian alam, sehingga hutan rakyat tetap memiliki manfaat secara ekologi. Hal ini tidak dapat dilakukan pada kelompok pengalaman berusah tani selama di bawah 9 tahun, karena mereka sedang menunggu saat yang tepat untuk melakukan pemanenan kayu rakyat. Terdapat beberapa macam bentuk program pembinaan. Pengenalan jenis baru yang cocok dengan kondisi lingkungan, cepat tumbuh, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Keberlanjutan usaha kayu rakyat bergantung pada ketergantungan petani terhadap hasil kayu rakyat. Untuk mempertahankannya, petani dibina untuk terus menanam tanaman kehutanan. Selain itu, terkait dengan daur volume maksimum, petani diberikan pengetahuan mengenai teknik pengaturan hasil. Hai itu dilakukan agar petani memperoleh pendapatan optimal. Daur butuh yang selama ini diterapkan petani tidak memberikan keuntungan yang optimal, karena nilai ekonomis kayu bisa saja masih rendah. Faktor ekologis juga terpengaruh, karena tanaman kehutanan kurang optimal memberikan manfaat bagi lingkungannya. Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau pinjaman untuk memnuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi sponsor.

5.5.6 Hubungan Luas Kepemilikan Lahan Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat