Hubungan Kelompok Usia Responden dengan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat

5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat

5.5.1 Hubungan Kelompok Usia Responden dengan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat

Berdasarkan Tabel 17, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan tempat tinggal sering muncul dengan persentase kemunculan sebesar 56,01. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi banyak menyebar pada kelompok usia 40 –74 tahun. Kebutuhan rumah pada kelompok usia ini disebabkan beberapa alasan seperti: 1 kondisi rumah yang ada saat ini sudah tua, membutuhkan perbaikan, dan bahkan tidak layak huni; 2 banyak keluarga muda yang masih tinggal bersama orang tua mereka dalam rumah yang sama; dan 3 ketidakmampuan responden mencukupi kebutuhan tempat tinggal dari pendapatan utama mereka, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok usia 60 –64 tahun. Mereka membangun rumah baru untuk diberikan kepada anak mereka yang telah berkeluarga dan belum mampu menjadi alasan bagi sebagian responden di kelompok usia ini untuk melakukan perbaikan rumah. Motivasi membangun rumah sebagai motivasi yang disebabkan kebutuhan tempat tinggal menyebar hampir di seluruh kelompok usia 38,67. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan tempat tinggal yang menyebabkan membangun rumah muncul pada hampir seluruh kelompok usia. Persentase kemunculan terbesar motivasi membangun rumah terdapat pada kelompok usia antara 40 –44 tahun 8 dan kelompok usia antara 60 –64 tahun 8. Adapun pada kelompok usia 40 –44 tahun, responden masih tinggal bersama orang tua mereka, dan mereka membangun rumah untuk keluar dari rumah tersebut. Selanjutnya pada kelompok usia 60 –64 tahun, responden membangun rumah untuk diberikan kepada anak mereka yang telah berkeluarga namun belum memiliki rumah sendiri. Berkaitan dengan kebutuhan tempat tinggal, motivasi memperbaiki rumah menyebar pada kelompok usia 45 –74 tahun 14,67. Persentase kemunculan terbanyak terdapat pada kelompok usia 60 –64 tahun 5,33. 46 Tabel 17 Persentase kemunculan motivasi pemanenan kayu rakyat pada kelompok usia responden Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa responden mulai banyak membangun rumah pada kelompok usia 40 –44 tahun, responden kelompok usia 45–54 tahun setelah memiliki rumah baru akan membantu orang tuanya untuk melakukan perbaikan terhadap rumah lamanya, mengganti bagian-bagian yang rusak, dan menambah ruang maupun menambah fasilitas di dalamnya. Sedangkan responden kelompok usia 55 –74 tahun memperbaiki rumah setelah mereka ditinggalkan anak mereka yang sudah memiliki rumah baru. Selain menambah ruang dan memperbaiki bagian yang rusak, mereka juga meningkatkan kenyamanan dan fasilitas rumah mereka tersebut. Berdasarkan Tabel 17, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan investasi muncul dengan persentase kemunculan sebesar 36. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada kelompok usia 45 –69 tahun. Bagi kelompok usia ini, mereka berinvestasi untuk mendapatkan pendapatan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga sehari-hari. Mulai usia 45 tahun, beberapa responden mengaku bahwa kebutuhan mereka meningkat akibat kondisi anak mereka yang sudah beranjak besar. Setelah usia 69 tahun, beberapa responden telah melepaskan tanggungan secara ekonomi dari anak-anak mereka. Selain itu, responden tidak mampu mencukupi kebutuhan investasi dari pendapatan utama mereka, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok usia 60 –64 tahun. Mereka lebih banyak membeli tanah 4 untuk berinvestasi dibanding menjadikan hasil pemanenan kayu rakyat sebagai modal usaha dan biaya pendidikan. Pembelian tanah pada kelompok usia 60 –64 tahun disebabkan oleh: 1 pandangan umum bahwa harga tanah tetap atau cenderung naik dari waktu ke waktu; 2 tanah yang dibeli dapat ditanami sehingga dapat meningkatkan pendapatandari usaha tani; dan 3 persiapan untuk memberikan warisan bagi anak-anak mereka. Motivasi modal usaha menyebar pada kelompok usia 40 –69 tahun 13,33 dan kelompok usia 75 –84 tahun 2,67, seperti terlihat pada Tabel 17. Persentase terbanyak terjadi pada kelompok usia 50 –54 tahun 4. Pada kelompok usia 40-69 tahun, beberapa responden baru bisa melakukan pemanenan kayu rakyat, karena mereka umumnya baru memanen ketika tanaman-tanaman kehutanan yang mereka tanam saat awal mengolah lahan telah cukup besar. Pada kelompok usia 75 –84 tahun, modal usaha biasanya diberikan kepada anak mereka untuk menambah modal usaha yang telah ada atau membuka usaha baru. Motivasi membeli tanah menyebar pada kelompok usia 60 –74 tahun 8, seperti tercantum dalam Tabel 17. Persentase terbanyak terjadi pada kelompok usia 60 –64 tahun 4. Terdapat beberapa sebab mengenai motivasi membeli tanah, yaitu responden pada kelompok ini telah merasakan manfaat dari lahan yang dimilikinya, sehingga mereka ingin menambah luas lahan kepemilikan mereka. Selain itu, terdapat beberapa responden yang baru mulai fokus berusaha tani setelah pensiun dari pekerjaan sebelumnya, mereka sebenarnya telah memiliki lahan, namun mereka juga ingin menambah lahan milik mereka. Motivasi biaya pendidikan menyebar merata pada kelompok usia 45 –64 tahun 9,33, seperti tercantum dalam Tabel 17. Pada kelompok usia tersebut, anak mereka sedang menempuh tingkat pendidikan yang membutuhkan biaya besar. Oleh karena penghasilan utama mereka tidak mencukupi, penggunaan hasil penjualan kayu rakyat merupakan solusi bagi mereka. Kelompok terakhir ialah kebutuhan lain-lain yang menyebabkan kemunculan motivasi dengan persentase kemunculan sebesar 7,99 Tabel 17. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada kelompok usia 55 –74 tahun. Bagi kelompok usia ini, kebutuhan yang beragam tidak menentu, bersifat mendesak, dan bergantung kepada kesiapan masing- masing dalam melakukan pemanenan kayu rakyat. Selain itu, responden tidak mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut dari pendapatan utamanya, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Menurut BPS 2010c, usia produktif berkisar antara usia 15 –64 tahun. Pada Tabel 17, kelompok usia responden produktif yang melakukan pemanenan kayu rakyat ialah antara usia 30 –64 tahun 73,33, namun sebaran kemunculan banyak terjadi pada kelompok usia 40 –64 tahun 69,33. Pada selang usia tersebut, terdapat lima besar motivasi pemanenan kayu rakyat dengan kemunculan terbesar. Hal ini tidak dijumpai pada kelompok usia tidak produktif. Usia produktif ialah usia dimana seseorang memiliki kemampuan untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dirinya pribadi atau keluarganya BPS 2010c. Pada usia tersebut, responden masih mampu untuk mengolah lahan miliknya sendiri. Pemanenan kayu rakyat yang dilakukan responden produktif akan menjamin penanaman kembali lahan yang telah dipanen, sehingga usaha hutan rakyat akan berlanjut. Menurut hubungan antara kelompok usia responden dengan motivasi pemanenan kayu rakyat, kelompok usia 40 –64 tahun usia produktif manusia merupakan responden yang paling produktif menghasilkan kayu rakyat. Dengan kecenderungan ini, kelompok usia 40 –64 tahun merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan untuk menjaga keberlanjutan produksi kayu rakyat yang merupakan komoditas alternatif bagi pemenuhan kebutuhan kayu selama ini. Sementara kelompok usia lainnya merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan dalam menjaga kelestarian alam, sehingga hutan rakyat tetap memiliki manfaat secara ekologi. Terdapat beberapa macam bentuk program pembinaan. Pengenalan jenis baru yang cocok dengan kondisi lingkungan, cepat tumbuh, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Keberlanjutan usaha kayu rakyat bergantung pada ketergantungan petani terhadap hasil kayu rakyat. Untuk mempertahankannya, petani dibina untuk terus menanam tanaman kehutanan. Selain itu, terkait dengan daur volume maksimum, petani diberikan pengetahuan mengenai teknik pengaturan hasil. Hai itu dilakukan agar petani memperoleh pendapatan optimal. Daur butuh yang selama ini diterapkan petani tidak memberikan keuntungan yang optimal, karena nilai ekonomis kayu bisa saja masih rendah. Faktor ekologis juga terpengaruh, karena tanaman kehutanan kurang optimal memberikan manfaat bagi lingkungannya. Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi sponsor.

5.5.2 Hubungan Jenis Kelamin Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat