Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti
kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga
tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi sponsor.
5.5.7 Hubungan Jumlah Anggota Keluarga Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat
Berdasarkan Tabel 23, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan tempat tinggal sering muncul dengan persentase kemunculan sebesar 56,01. Pada
kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi banyak menyebar pada seluruh kelompok jumlah anggota keluarga. Kebutuhan tempat tinggal disebabkan
beberapa alasan seperti: 1 kondisi rumah yang ada saat ini sudah tua, membutuhkan perbaikan, dan bahkan tidak layak huni; 2 banyak keluarga muda
yang masih tinggal bersama orang tua mereka dalam rumah yang sama; dan 3 ketidakmampuan responden mencukupi kebutuhan tempat tinggal dari pendapatan
utama mereka, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat. Tabel 23 Persentase kemunculan motivasi pemanenan kayu rakyat pada jumlah
anggota keluarga responden
Motivasi pemanenan kayu Jumlah anggota keluarga jiwa
1-2 3-4
5-6 7-8
9-10 Total
1. Kebutuhan tempat tinggal
a. Membangun rumah
2,67 29,33
4,00 1,33
1,33 38,67
b. Memperbaiki rumah 5,33
6,67 2,67
0,00 0,00
14,67 c.
Membeli rumah 0,00
1,33 1,33
0,00 0,00
2,67 Sub-total
8,00 37,33
8,00 1,33
1,33 56,01
2. Kebutuhan investasi
a. Modal usaha
1,33 10,67
4,00 0,00
0,00 16,00
b. Membeli tanah 2,67
8,00 0,00
0,00 0,00
10,67 c.
Biaya pendidikan 0,00
4,00 5,33
0,00 0,00
9,33 Sub-total
4,00 22,67
9,33 0,00
0,00 36,00
3. Kebutuhan sehari-hari
a. Membayar utang
0,00 0,00
2,67 0,00
0,00 2,67
b. Biaya kesehatan 0,00
1,33 0,00
0,00 0,00
1,33 c.
Biaya pernikahan 0,00
0,00 1,33
0,00 0,00
1,33 d. Kebutuhan sehari-hari
0,00 1,33
0,00 0,00
0,00 1,33
e. Ongkos naik haji
0,00 1,33
0,00 0,00
0,00 1,33
Sub-total 0,00
3,99 4,00
0,00 0,00
7,99
Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 3
–4 jiwa. Bagi keluarga muda, mereka membutuhkan tempat tinggal untuk keluar dari rumah utama keluarga rumah
orang tua. Sedangkan bagi keluarga yang sudah tua, mereka membutuhkan tempat tinggal untuk diberikan kepada anak mereka yang belum mampu memiliki
tempat tinggal sendiri. Berdasarkan Tabel 23, motivasi membangun rumah menyebar di seluruh
kelompok jumlah anggota keluarga 38,67. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan tempat tinggal yang menyebabkan membangun rumah muncul pada
seluruh kelompok jumlah anggota keluarga. Persentase kemunculan terbesar motivasi membangun rumah terdapat pada kelompok yang memiliki jumlah
anggota keluarga 3 –4 jiwa 29,33.
Pada kelompok jumlah anggota 3 –4 jiwa, mereka memiliki anak 1–2 jiwa,
mengikuti program KB, dan kondisi ekonomi keluarga kurang mampu. Kelompok responden ini membutuhkan rumah baru karena: 1 umumnya mereka keluarga
muda dan masih tinggal bersama orang tua mereka; 2 belum mampu membangun rumah dari penghasilan utamanya; dan 3 karena keluarga kecil,
rumah mereka sebelumnya juga kecil, tua dan warisan dari orang tuanya, sehingga saat anak-anak mereka beranjak dewasa, mereka membutuhkan rumah yang lebih
besar. Berkaitan dengan kebutuhan tempat tinggal, motivasi memperbaiki rumah
menyebar pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 1 –6 jiwa
14,67, seperti terlihat pada Tabel 23. Hal ini disebabkan oleh: 1 kondisi rumah yang ada dianggap kurang nyaman, sementara untuk membangun rumah
tidak mampu,
mereka hanya
mampu menambah
ruang baru
atau mengalihfungsikan ruangan yang ada; dan 2 kebutuhan rumah masih mampu
dipenuhi walaupun dengan menggunakan tabungan kayu rakyat. Persentase kemunculan motivasi memperbaiki rumah terbanyak terdapat
pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 3 –4 jiwa 6,67.
Kelompok responden ini memperbaiki rumah karena: 1 umumnya mereka keluarga muda dan masih tinggal bersama orang tua mereka, sehingga membuat
ruang baru untuk mereka dari rumah yang ada; dan 2 belum mampu memperbaiki rumah dari penghasilan utamanya.
Motivasi membeli rumah muncul pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 3
–6 tahun. Hal ini karena responden pada kelompok ini membutuhkan rumah baru untuk diberikan kepada anak mereka tanpa harus
membangun rumah dari awal. Rumah yang dibeli berada di luar wilayah Desa Padasari.
Berdasarkan Tabel 23, motivasi yang disebabkan oleh kebutuhan investasi muncul dengan persentase kemunculan sebesar 36. Pada kelompok kebutuhan
ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 1
–6 jiwa. Bagi kelompok ini, mereka berinvestasi untuk mendapatkan pendapatan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah
tangga sehari-hari. Mereka menganggap bahwa investasi berguna untuk periode waktu jangka pendek dan jangka panjang. Manfaat investasi untuk jangka pendek
ialah bahwa mereka dapat menghasilkan pendapatan dari investasi dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan manfaat
jangka panjang ialah adanya pendapatan yang dihasilkan dari investasi saat ini atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan baru bagi anak mereka sehingga
dapat hidup mandiri. Adapun persentase kemunculan tertinggi terdapat pada kelompok yang
memiliki jumlah anggota keluarga 3 –4 jiwa. Mereka berinvestasi karena anak-
anak mereka sudah beranjak dewasa, sehingga membutuhkan pendapatan lebih untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Upaya meningkatkan pendapatan
ditempuh dengan melakukan pemanenan kayu rakyat sebagai tabungan mereka, karena umumnya pendapatan utama mereka selama ini belum dapat mencukupi
kebutuhan-kebutuhan yang lebih beragam. Motivasi modal usaha menyebar pada kelompok yang memiliki jumlah
anggota keluarga 1 –6 jiwa 16, seperti terlihat pada Tabel 23. Hal ini
disebabkan oleh kelompok responden ini terus berusaha menghidupi keluarga, yang diwujudkan dengan pengingkatan modal atau penggunaan hasil hutan rakyat
sebagai faktor produksi usahanya.
Persentase motivasi modal usaha terbanyak terjadi pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 3
–4 jiwa 10,67. Oleh karena kondisi ekonomi yang tidak terlalu mapan seperti dijelaskan pada Sub-sub-bab 5.3.7,
maka kelompok responden ini terus berusaha menggapai kemapanan, yang diwujudkan dengan peningkatan modal usaha, penggunaan hasil hutan rakyat
uang hasil penjualan kayu rakyat sebagai modal awal usaha, dan penggunaan hasil hutan rakyat kayu rakyat sebagia faktor produksi usahanya.
Motivasi membeli tanah menyebar pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 1
–4 jiwa 10,67, seperti tercantum dalam Tabel 23. Hal ini disebabkan kelompok responden ini terus berusaha menghidupi keluarga, yang
diwujudkan dengan pengingkatan luas kepemilikan lahan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari hasil panen lahan yang lebih luas.
Persentase motivasi membeli tanah terbanyak terjadi pada kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 3
–4 jiwa 8. Oleh karena kondisi ekonomi yang tidak terlalu mapan seperti dijelaskan pada Sub-sub-bab 5.3.7, maka
kelompok responden ini terus berusaha menggapai kemapanan, yang diwujudkan dengan pengingkatan luas kepemilikan lahan, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dari hasil panen lahan yang lebih luas. Motivasi biaya pendidikan menyebar pada kelompok yang memiliki jumlah
anggota keluarga 3 –6 jiwa 9,33, seperti tercantum dalam Tabel 23. Pada
kelompok responden ini, mereka memiliki anak yang diharapkan dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya yang mereka mampu biayai. Beberapa
responden menganggap dengan jumlah anak 1 –4 jiwa, mereka masih mampu
untuk membiayai pendidikannya, pemenuhannya dari penggunaan uang hasil penjualan kayu rakyat, karena penghasilan utama mereka digunakan untuk
memenuhi kebutuhan lainnya. Kelompok terakhir ialah kebutuhan lain-lain yang menyebabkan
kemunculan motivasi dengan persentase kemunculan sebesar 7,99 Tabel 23. Pada kelompok kebutuhan ini, persentase kemunculan motivasi menyebar pada
kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga 3 –6 jiwa. Bagi kelompok ini,
kebutuhan yang beragam tidak menentu, bersifat mendesak, dan bergantung kepada kesiapan masing-masing dalam melakukan pemanenan kayu rakyat. Selain
itu, responden tidak mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut dari pendapatan utamanya, sehingga menggunakan tabungan berupa kayu rakyat.
Menurut hubungan antara kelompok jumlah anggota keluarga responden dengan motivasi pemanenan kayu rakyat, kelompok yang memiliki jumlah
anggota keluarga 1 –6 jiwa merupakan responden yang paling produktif
menghasilkan kayu rakyat. Mereka merupakan objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan untuk menjaga keberlanjutan produksi kayu rakyat yang
merupakan komoditas alternatif bagi pemenuhan kebutuhan kayu selama ini. Sementara kelompok yang memiliki jumlah anggota keluarga lainnya merupakan
objek pembinaan bagi pihak yang berkepentingan dalam menjaga kelestarian alam, sehingga hutan rakyat tetap memiliki manfaat secara ekologi.
Terdapat beberapa macam bentuk program pembinaan. Pengenalan jenis baru yang cocok dengan kondisi lingkungan, cepat tumbuh, dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Keberlanjutan usaha kayu rakyat bergantung pada ketergantungan petani terhadap hasil kayu rakyat. Untuk mempertahankannya,
petani dibina untuk terus menanam tanaman kehutanan. Selain itu, terkait dengan daur volume maksimum, petani diberikan
pengetahuan mengenai teknik pengaturan hasil. Hai itu dilakukan agar petani memperoleh pendapatan optimal. Daur butuh yang selama ini diterapkan petani
tidak memberikan keuntungan yang optimal, karena nilai ekonomis kayu bisa saja masih rendah. Faktor ekologis juga terpengaruh, karena tanaman kehutanan
kurang optimal memberikan manfaat bagi lingkungannya. Oleh karena adanya kebutuhan-kebutuhan pada rumah tangga yang
menyebabkan motivasi pemanenan kayu rakyat, diperlukan suatu lembaga seperti kelompok tani atau koperasi yang memberikan bantuan berupa sumbangan atau
pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber dana bagi lembaga tersebut dapat berasal dari uang swadaya, bantuan pemerintah, atau donasi
sponsor.
5.5.8 Hubungan Penghasilan Rata-Rata Bulanan Responden dan Motivasi Pemanenan Kayu Rakyat