Pendampingan Evaluasi Pelaksanaan Proses Program

5.1.3. Pendanaan 5.1.3.1. Jumlah Dana Jumlah dana yang diterima dan disalurkan pada BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun termasuk kategori sedang yaitu sebesar Rp. 217.000.000 yang disalurkan kepada 76 KSM. Jumlah dana yang terbanyak disalurkan kepada KSM adalah Rp. 3.500.000 yang beranggotakan 7 orang dan terkecil adalah Rp. 1.500.000 yang beranggotakan 3 orang. Selanjutnya masing-masing anggota KSM mendapatkan dana pinjaman sebesar RP.500.000.

5.1.3.2. Sumber Dana

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa pada pelaksanaan dana bergulir P2KP selain dana yang bersumber dari dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM sebagai sumber dana utama dimungkinkan dana yang bersumber diluar BLM antara lain: APBD, pihak swasta, swadaya masyarakat dan dari sumber lainnya. Pada pelaksanaan dana begulir P2KP, sumber dana hanya berasal dari BLM yang merupakan dana dari pemerintah pusat melalui Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Sedangkan dana yang berasal dari sumber dana lainnya belum terlaksana. Adapun dana yang disalurkan oleh Pemerintah Daerah untuk penyuksesan pelaksanaan P2KP adalah untuk kegiatan pendampingan berupa operasional kegiatan Tim Koordinasi Pelaksanaan dan Penanggungjawab Kegiatan P2KP baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan.

5.2. Evaluasi Pelaksanaan Proses Program

5.2.1. Pendampingan

Pendampingan terhadap KSM dilakukan oleh Fasilitator dan UPK. Adapun pendampingan yang dilaksanakan kepada KSM berdasarkan pedoman pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir sebagaimana tabel 17 dibawah ini: 66 Tabel 17. Konsultasi serta pendampingan kepada KSM Dilakukan Oleh No Kegiatan Pendampingan Fasilitator UPK 1. Menjaga agar KSM yang dilayani selalu memenuhi kriteria kelayakan √ √ 2. Menghadiri pertemuan anggota yang diselenggarakan oleh kelompok maupun pertemuan antar kelompok yang ada. √ 3. Membantu menyusun proposal, pengembangan usaha maupun Ekonomi Rumah Tangga ERT anggota √ 4. Mengembangkan berbagai sikap positif dalam berkelompok komunikasi, kerjasama, disiplin, tanggung renteng , dan lain-lain √ √ 5. Membantu serta memfasilitasi KSManggota dalam hal memerlukan bantuan teknik usaha. √ 6. Mendorong ke arah berfungisnya kelompok dalam memperlancar pengelolaan pinjaman bergulir. √ √ 7. Memberikan pelatihan dasar pinjaman bergulir, pembukuan, PERT √ 8. Mendorong proses belajar KSM dan anggota dalam melakukan akses ke lembaga keuangan mikro √ √ Sumber: Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum 2006 Sedangkan pendampingan dari pihak Pemerintah Daerah, berdasarkan SK Bupati Nomor. 132.H Tahun 2006 dilakukan oleh Penanggungjawab Operasional Kegiatan PJOK. PJOK ini dibentuk pada tingkat Kecamatan yang dijabat oleh Kepala Seksi Kasi Pemberdayaan Masyarakat pada masing-masing Kecamatan dengan tugas sebagai berikut: 1 Memantau proses pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan; 2 Memfasilitasi proses pembentukan dan penguatan kelembagaan masyarakat di wilayah kerjanya. Bentuk-bentuk fasilitas yang dikonsultasikan dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan KMW serta dengan Tim Fasilitator yang ada di wilayah kerjanya; 3 Melaksanakan pengadministrasian proyek yang meliputi penandatanganan SPPB, memproses SPP ke LPKN dan lain-lain; 4 Membuat laporan pelaksanaan setiap bulan.; 5 Membuat laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatan dan 67 menyerahkannya kepada Bupati paling lambat satu bulan setelah masa tugasnya sebagai PJOK berakhir.

5.2.1.1. Pengelola Lokal

Adapun tanggapan 46 responden peminjam anggota KSM mengenai keberadaan pengelola lokal dalam hal ini BKMUPK dalam kegiatan pendampingan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan yaitu: 33 responden menjawab kategori baik, 13 responden menjawab sedang dan tidak ada responden menyatakan dengan kategori jelek sebagaimana pada gambar 16 dibawah ini: 33 13 10 20 30 40 Responden Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 16. Tanggapan Responden terhadap Pendampingan oleh Pengelola Lokal BKMUPK Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 33 responden menjawab dengan kategori baik KSM dengan kategori baik yaitu apabila anggota KSM mengetahui keberadaan pengelola lokal dan keberadaannya sangat membantu penyelesaian masalah atau kesulitan yang dialami. 13 responden menjawab dengan kategori sedang yaitu apabila anggota KSM mengetahui keberadaan pengelola lokal, namun keberadaannya belum terlalu membantu penyelesaian masalah atau kesulitan yang dialami dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek yaitu apabila anggota KSM tidak mengetahui keberadaan pengelola lokal dan keberadaannya tidak membantu dalam penyelesaian masalah atau kesulitan yang dialami. Sehingga dari jawaban responden dapat diketahui bahwa seluruh responden mengetahui keberadaan BKMUPK. Hal ini dikarenakan anggota BKMUPK dalam pembentukannya berasal dari warga masyarakat setempat. 68 Sehingga mereka mengenal anggota BKMUPK tersebut dengan baik. Namun dari seluruh responden sebagiannya menyatakan bahwa keberadaan BKMUPK tersebut belum terlalu membantu dalam penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Permasalahan yang dihadapi dalam proses pendampingan oleh UPK adalah tindakan oknum UPK lama yang membawa kabur sebagian dana KSM yang telah melakukan pengangsuran sebesar Rp. 25.000.000, sehingga UPK yang baru harus melaksanakan rekapitulasi kembali terhadap bukti atau kwitansi yang telah menyetor kepada UPK lama namun belum dimasukkan kedalam kas UPK. Selain itu UPK harus menumbuhkan kepercayaan kembali kepada peminjam terhadap pelaksanaan program

5.2.1.2. Fasilitator Kelurahan

Adapun tanggapan 46 responden peminjam anggota KSM mengenai keberadaan Fasilitator Kelurahan dalam kegiatan pendampingan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan yaitu: 19 responden menjawab kategori baik, 24 responden menjawab kategori sedang dan 3 responden menyatakan dengan kategori jelek sebagaimana pada gambar 17 dibawah ini: 19 24 3 5 10 15 20 25 Responden Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 17. Tanggapan Responden terhadap Pendampingan oleh Fasilitator Kelurahan Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 19 responden menjawab dengan kategori baik yaitu apabila anggota KSM mengetahui keberadaan fasilitator kelurahan dan keberadaannya sangat membantu penyelesaian masalah atau kesulitan yang dialami. 24 responden menjawab dengan kategori sedang yaitu 69 apabila anggota KSM mengetahui keberadaan fasilitator kelurahan, namun keberadaannya belum terlalu membantu penyelesaian masalah atau kesulitan yang dialami dan 3 responden menjawab dengan kategori jelek yaitu apabila anggota KSM tidak mengetahui keberadaan fasilitator kelurahan dan keberadaannya tidak membantu dalam penyelesaian masalah atau kesulitan yang dialami. Sehingga dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden mengetahui keberadaan fasilitator kelurahan namun hanya sebagian dari mereka 19 orang yang merasa terbantu dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh Fasilitator sehingga tidak bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal khususnya dalam kegiatan pendampingan terhadap anggota KSM adalah: 1 Luasnya ruang lingkup pembinaan dan pengawasan, dimana satu orang fasilitator rata-rata membawahi dua Kelurahan; 2 Kontrak kerja yang berlaku selama 1 tahun, yang terkadang menyebabkan adanya pergantian fasilitator; dan 3 Dana operasional yang kurang memadai.

5.2.2. Penggunaan Dana

Dokumen yang terkait

Evaluasi Sistem Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2015

10 170 125

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Di Puskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2014

11 123 86

Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung Sari, Kec.Medan Selayang-Medan)

8 100 116

Analisis Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKU) Madani Kota Tanjung Balai

5 113 118

Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan, Kel.Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian Di Kel.Tanjung Sari Kec.Medan Selayang-Medan)

1 36 115

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

EFEKTIFITAS MODAL DANA BERGULIR DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) (Studi kasus Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota padang).

0 0 6

Penyebab Kemacetan Dana Bergulir Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Gisikdrono Semarang Barat.

0 0 1