Kelayakan Lembaga Pengelola Pinjaman Bergulir 1. Terbentuk Secara Sah

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

5.1. Evaluasi Persiapan Input Program

Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai, harus dilakukan pengujian kelayakan, baik untuk BKMUPK, maupun untuk KSMAnggota dengan menggunakan instrumen kriteria kelayakan yang sudah disiapkan. Kegiatan pinjaman bergulir dapat dilaksanakan jika para pelaku tersebut telah memenuhi kriteria kelayakan yang akan dijelaskan dibawah. KMWKorkot bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan BKMUPK. sedangkan fasilitator bersama BKMUPK dan relawan setempat bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan kelompok maupun anggotanya. 5.1.1. Kelayakan Lembaga Pengelola Pinjaman Bergulir 5.1.1.1. Terbentuk Secara Sah Ketentuan ataupun kriteria yang harus dipenuhi oleh BKM untuk memenuhi kelayakan dalam mengelola dana pinjaman bergulir P2KP adalah BKM tersebut telah terbentuk secara sah dengan membuat Anggaran Dasar yang merupakan pedoman dasar kegiatan BKM. Melalui Anggaran Dasar AD diatur hal-hal pokok mengenai BKM antara lain bentuk lembaga, organisasi, keanggotaaan, keuangan, serta uraian dasarpokok dari kegiatan yang dilaksanakan. Evaluasi melalui pendapat responden ahli diperoleh hasil berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya yaitu: 7 responden menjawab dengan kategori baik dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek sebagaimana pada gambar 9 dibawah ini. 56 7 2 4 6 8 Responden Kategori Baik Kategori Jelek Gambar 9. Kategori Lembaga Pengelola Berdasarkan Pembentukan Secara Sah Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Lembaga Pengelola dalam hal ini BKMUPK telah memenuhi kriteria atau ketentuan yang telah ditetapkan yaitu terbentuk secara sah melalui pembuatan Anggaran yang memuat hal-hal pokok mengenai BKM antara lain bentuk lembaga, organisasi, keanggotaaan, keuangan, serta uraian dasarpokok dari kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini diperkuat oleh data yang diperoleh dimana Anggaraan Dasar yang ada telah dibuat oleh Notaris setempat dengan nomor WAR-XI-2006 tertanggal 16 November 2006. Sehingga Anggaran Dasar tersebut menjadi suatu bukti otentik yang secara yuridis diakui sebagai alat bukti tertulis yang terkuat.

5.1.1.2. Pembuatan Aturan Dasar

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, BKM dengan persetujuan masyarakat membuat aturan dasar yang memuat kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula-mula, besar jasa pinjaman, jangka waktu pinjaman dan sistem angsuran pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota KSM. Evaluasi melalui pendapat responden ahli diperoleh hasil berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya yaitu: 2 responden menjawab dengan kategori baik, 5 responden menjawab dengan kategori sedang dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek sebagaimana pada gambar 10 dibawah ini. 57 2 5 2 4 6 Responden Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 10. Kategori Lembaga Pengelola Berdasarkan Pembuatan Aturan Dasar Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 2 orang responden menjawab dengan kategori baik yaitu dalam pembuatan aturan dasar pinjaman bergulir BKM telah mendapatkan persetujuan stakeholder masyarakat Ketua RT, Ketua RW, tokoh masyarakat dan relawan secara keseluruhan, 5 orang responden menjawab dengan kategori sedang dimana BKM telah membuat aturan dasar pinjaman bergulir, namun dalam pembuatannnya belum melibatkan Stakeholder masyarakat secara keseluruhan dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek yaitu BKM belum membuat aturan dasar pinjaman bergulir. Dari jawaban responden ahli tersebut dapat diketahui sebagian besar menyatakan bahwa BKM dalam membuat aturan dasar pinjaman bergulir belum melibatkan perwakilanstakeholder dari masyarakat yaitu ketua RT, Ketua RW, maupun tokoh masyarakat secara keseluruhan. Walaupun dalam keanggotaan BKM itu sendiri terdapat juga beberapa orang ketua RT, Ketua RW, dan tokoh masyarakat setempat. Namun ketidakterlibatan stakeholder diluar pengurus BKM tersebut dikhawatirkan menyebabkan pembuatan aturan dasar tersebut menjadi bias. Terutama didalam penetapan kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman. Kriteria warga miskin dari satu RT dengan RT yang lain bisa jadi berbeda. Sehingga dalam prakteknya banyak dari Ketua RT maupun Ketua RW yang mengajukan permohonan susulan atas permintaan warganya untuk mendapatkan dana pinjaman bergulir dimaksud. 58 Hasil wawancara terhadap beberapa responden ahli menyatakan dengan jangka waktu 2 bulan untuk menyiapkan kelembagaan maupun penyiapan administrasi dalam pembentukan BKM merupakan waktu yang terbatas. Sehingga dalam beberapa tahapan termasuk dalam pembuatan aturan dasar bagi pelaksanaan dana bergulir ini berjalan tidak maksimal. Dimana dalam beberapa tahapan BKM tidak melibatkan stakeholder diluar dari BKM itu sendiri.

5.1.1.3. Kriteria Unit Pengelola Keuangan UPK.

Bagian atau unit dari BKM yang mengelola dana pinjaman bergulir adalah Unit Pengelola keuangan UPK. UPK adalah salah satu unit pengelola dari 3 unit pengelola yang berada dibawah BKM. Dua unit pengelola lainnya adalah Unit Pengelola Lingkungan UPL dan Unit Pengelola Sosial UPS. Kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh UPK untuk mengelola dana pinjaman bergulir P2KP adalah: telah mengikuti pelatihan Keorganisasian, rencana usaha, pembukuan dan pengelolaan kas, PERT dan kewirausahaan, telah memahami aturan dasar pinjaman bergulir, telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab, telah memiliki rekening atas nama UPK dan melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP. Evaluasi melalui pendapat responden ahli diperoleh hasil berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya yaitu: tidak ada responden menjawab dengan kategori baik, 7 responden menjawab dengan kategori sedang dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek sebagaimana pada gambar 11 dibawah ini. 7 2 4 6 8 Responden Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 11. Kategori Lembaga Pengelola Berdasarkan Kriteria Unit Pengelola Keuangan UPK 59 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden menjawab dengan kategori baik yaitu apabila UPK telah mengikuti pelatihan, memahami aturan dasar pinjaman bergulir dan memiliki uraian tugas dan tanggung jawab, telah memiliki rekening atas nama UPK dan melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP dengan baik. 7 orang responden menjawab dengan kategori sedang yaitu apabila UPK telah mengikuti pelatihan dan telah memiliki rekening atas nama UPK, namun belum memahami keseluruhan aturan dasar pinjaman bergulir dan belum melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP secara baik. Dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek yaitu apabila UPK belum mengikuti pelatihan, belum memahami aturan dasar pinjaman bergulir, tidak memiliki rekening atas nama UPK dan belum melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP. Sehingga dari jawaban responden ahli tersebut dapat diketahui bahwa secara umum UPK telah memenuhi kriteria kelayakan UPK dalam hal ini telah mengikuti pelatihan dan memiliki rekening atas nama UPK namun dalam prakteknya belum memahami dan melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP secara baik. Hal ini dikarenakan SDM yang terbatas dan pendidikan yang kurang memadai. Sehingga UPK dalam hal ini masih sangat bergantung dari bantuan teknis Fasilitator Kelurahan maupun tenaga administrasi keuangan dari pihak Koordonator Kota Korkot.

5.1.2. Kelayakan Peminjam

Dokumen yang terkait

Evaluasi Sistem Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2015

10 170 125

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Di Puskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2014

11 123 86

Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung Sari, Kec.Medan Selayang-Medan)

8 100 116

Analisis Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKU) Madani Kota Tanjung Balai

5 113 118

Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan, Kel.Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian Di Kel.Tanjung Sari Kec.Medan Selayang-Medan)

1 36 115

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

EFEKTIFITAS MODAL DANA BERGULIR DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) (Studi kasus Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota padang).

0 0 6

Penyebab Kemacetan Dana Bergulir Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Gisikdrono Semarang Barat.

0 0 1