2. Evaluasi Akhir terminal Evaluation Evaluasi yang dilaksanakan paling tidak enam sampai dua belas bulan setelah
program berakhir atau sebelum memulai fase program berikutnya sebagai pengganti ex post evaluation evaluasi menyeluruh pada program-program
berjangka waktu singkat yang kebanyakan berjangka waktu satu tahun. 3.
Evaluasi menyeluruh ex post evaluation Evaluasi yang dilaksanakan pada saat perkembangan program telah tercapai
sepenuhnya, yaitu beberapa tahun setelah proyek ini berakhir, bila manfaat dan dampak yang diharapkan dari program telah terealisasi sepenuhnya.
Monitoring dan evaluasi partisipasoris merupakan alat untuk belajar dari pengalaman, dari keberhasilan kegagalan, untuk kemudian melakukan yang lebih
baik di masa datang. Partisipasi dalam monitoring dan evaluasi mempunyai dua tujuan: a merupakan alat manajemen yang dapat membantu orang meningkatkan
efisiensi dan efektivitasnya, b merupakan proses pendidikan dimana para partisipan meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan faktor-faktor yang
mempengaruhi situasi mereka, dan dengan demikian meningkatkan kontrol mereka terhadap proses pembangunan Mikkelsen, 1999.
Prosedur monitoring dan evaluasi dapat dilihat sebagai proses dalam suatu sistem yang mengijinkan pemakai secara berkesinambungan berbagi dalam
menilai kemajuan mereka sendiri dan secara periodik mengevaluasi proses itu untuk mengambil pelajaran dari kesalahan. Partisipasi sejati dalam monitoring dan
evaluasi mensyaratkan bahwa para peserta terlibat dalam tahap-tahap sebelumnya, yaitu dalam pembuatan perencanaan dan keputusan dalam proses pelaksanaan
serta dalam berbagai manfaat.
2.4. Hasil Kajian Terdahulu
Kajian mengenai dana bergulir pernah dilakukan oleh Goma 2004 melakukan kajian mengenai ”Pengembangan Kredit Dana Bergulir dalam
Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Kasus Kelurahan Tegal Rejo Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah”, menyatakan bahwa
pengelolaan program kredit dana bergulir yang dilaksanakan di Kelurahan Tegal
20
Rejo belum sepenuhnya memperhatikan prinsip-prinsip partisipatif, kemandirian, keterpaduan, keberlanjutan, maupun pemberdayaan. Hal ini tercermin dari hasil
evaluasi keragaan program dimaksud seperti masih kurangnya pelibatan masyarakat pada setiap tahapan pengelolaan program, kurangnya koordinasi antar
instansi, kurangnya memberikan kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuannya. Kajian
dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Sedangkan penyusunan program dilakukan dengan menggunakan metode PRA Participatory Rural Appraisal.
Untuk memperbaiki performa pelaksanaan program kredit dana bergulir di Kelurahan Tegal Rejo ke depan maka secara partisipatif telah disusun rancangan
kegiatan yang perlu dilakukan adalah : 1 penyusunan program secara
partisipatif ; 2 perumusan mekanisme perguliran secara terpadu dan partisipatif ; 3 sosialisasi dan penyiapan kelompok masyarakat secara intensif ; 4 survey
dan perhitungan kesesuaian jumlah pinjaman dengan pengembangan usaha ; 5 membuat dan menandatangani secara bersama-sama kontrak perjanjian ; 6
penempatan pendamping di lokasi sesuai kontrak ; 7 pembinaan dan monitoring secara berkelanjutan dengan melibatkan pemimpin baik formal maupun informal
yang ada di desa. Saidi 2003 melakukan kajian yang berjudul ”Strategi Peningkatan
Efektivitas Penyaluran Dana Usaha DesaKelurahan Untuk Penanggulangan Kemiskinan Kajian di Kota Pekanbaru Provinsi Riau”. Hasil kajian
menunjukkan bahwa pinjaman modal usaha dari Dana Usaha Desakelurahan efektif dalam menanggulangai kemiskinan. Pendapatan bersih keluarga miskin
yang mendapat pinjaman modal usaha dari Dana Usaha Desa meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan pendapatan bersih sebelum mendapatkan pinjaman
modal usaha. Selain itu lebih dari dua pertiga keluarga miskin yang mendapatkan pinjaman modal usaha produktivitas usahanya meningkat. Metode analisis yang
digunakan dalam kajiannya adalah metode analisis deskriptif. Sedangkan strategi utama untuk meningkatkan efektifitas penyaluran Dana Usaha Desa adalah
meningkatkan jumlah Desakelurahan sasaran program, menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk pendanaan, peningkatan sosialisasi program kepada
masyarakat luas dan memberikan pelatihan.training kepada pengelola UEDK-SP.
21
Solihin 2005 melakukan kajian mengenai ”Evaluasi Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dalam Rangka Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat. Kajian tersebut memaparkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan dan
permasalahan program pemberdayaan masyarakat khususnya program P2KP di Kelurahan Abadijaya yaitu pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Hasil
kajian pada aspek ekonomi menunjukkan bahwa dimana keerbatasan modal, rendahnya pendapatan masyarakat, kurangnya aset produksi dan tabungan
menyebabkan masyarakat tidak berdaya dalam meningkatkan ekonomi rumah tangganya. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan metode kuantitatif menggunakan tabulasi data. Hasil kajian pada aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan modal dan
peningkatan pendapatan. Untuk penambahan aset tidak terjadi perubahan yang signifikan. Sedangkan dalam hal menabung terjadi perubahan yagn mencolok
dimana yang sebelumnya tidak bisa menabung menjadi bisa menabung setiap harinya. Sedangkan rekomendasi yang disampaikan dalam rangka keberlanjutan
program yaitu: 1 pentingnya perencanaan, kebijakan dan pengalokasian dana yang baik dan benar; 2 monitoring dan evaluasi dalam setiap programproyek
hendaknya dilakukan secara tepat; 3 Kebijakan Pemda dalam penanggulangan kemiskinan harus berdasar pada prinsip-prinsip pengembangan masyarakat; 4
Komitmen Pemda yang telah ditungkan dalam kesepakatan bersama hendaknya dapat dijadikan pegangan dan 5 usulan kegiatan masyarakat yang telah melalui
proses partisipatif hendaknya dapat diakomodasikan dalam suatu kebijakan. Hal-hal yang membedakan kajian-kajian tersebut dengan kajian ini adalah
Pertama, kajian ini fokus pada dana pinjaman bergulir pada Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dengan wilayah kajian di
Kelurahan Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun dan kedua adalah kajian ini telah menggunakan analisis AHP Analytical Hierarchi Process, dimana AHP
merupakan alat analisis kuantitatif yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah, keputusan-keputusan yang dihasilkan adalah angka yang nantinya akan
dijelaskan dalam bentuk tulisan.
22
III. METODOLOGI KAJIAN