Kelayakan Peminjam Evaluasi Persiapan Input Program

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden menjawab dengan kategori baik yaitu apabila UPK telah mengikuti pelatihan, memahami aturan dasar pinjaman bergulir dan memiliki uraian tugas dan tanggung jawab, telah memiliki rekening atas nama UPK dan melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP dengan baik. 7 orang responden menjawab dengan kategori sedang yaitu apabila UPK telah mengikuti pelatihan dan telah memiliki rekening atas nama UPK, namun belum memahami keseluruhan aturan dasar pinjaman bergulir dan belum melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP secara baik. Dan tidak ada responden yang menjawab dengan kategori jelek yaitu apabila UPK belum mengikuti pelatihan, belum memahami aturan dasar pinjaman bergulir, tidak memiliki rekening atas nama UPK dan belum melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP. Sehingga dari jawaban responden ahli tersebut dapat diketahui bahwa secara umum UPK telah memenuhi kriteria kelayakan UPK dalam hal ini telah mengikuti pelatihan dan memiliki rekening atas nama UPK namun dalam prakteknya belum memahami dan melaksanakan sistem pembukuan yang berlaku di P2KP secara baik. Hal ini dikarenakan SDM yang terbatas dan pendidikan yang kurang memadai. Sehingga UPK dalam hal ini masih sangat bergantung dari bantuan teknis Fasilitator Kelurahan maupun tenaga administrasi keuangan dari pihak Koordonator Kota Korkot.

5.1.2. Kelayakan Peminjam

5.1.2.1. Pemetaan Swadaya

Anggota KSM yang berhak menerima dana pinjaman bergulir adalah warga miskin yang tercantum dalam daftar Pemetaan Swadaya. Pemetaan Swadaya ini dilakukan untuk memperoleh Peta dan Profil Keluarga Miskin yang berhak mendapatkan dana dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam P2KP. Baik itu dana yang bersifat sosial berupa dana hibah yaitu dana yang tidak perlu dikembalikan bantuan kepada fakir miskin, jompo, dan bea siswa kepada anak dari warga miskin maupun dana ekonomi berupa dana bergulir yang harus dikembalikan. Dari hasil evaluasi terhadap 76 KSM yang ada, sebagian dari anggota KSM yang mendapatkan dana pinjaman bergulir bukan merupakan warga miskin 60 yang tercantum pada daftar Pemetaan Swadaya yang telah dilakukan. Berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya terdapat 10 KSM dengan kategori baik, 41 KSM dengan kategori sedang dan 25 KSM dengan kategori jelek. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 12 dibawah ini. 10 41 25 20 40 60 Jumlah KSM Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 12. Kategori KSM Berdasarkan Pemetaan Swadaya Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hanya 10 KSM dengan kategori baik yaitu seluruh anggotanya merupakan warga miskin yang tercantum dalam pemetaan swadaya yang telah dilakukan. Sedangkan 41 KSM kategori sedang dimana minimal 60 anggotanya tercantum dalam pemetaan swadaya dan 25 KSM dengan kategori jelek dimana tidak satupun anggotanya tercantum kedalam pemetaan swadaya yang dilakukan. Adapun penyebab banyaknya warga yang tidak tercantum dalam pemetaan swadaya namun mendapatkan dana pinjaman bergulir tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Waktu yang terbatas dan ketidakterlibatan seluruh Stakeholder masyarakat sehingga adanya warga yang sesuai dengan kriteria miskin namun tidak terdaftar atau tercantum dalam pemetaan swadaya. Sehingga pada pencairan dana termen kedua dan ketiga mereka tetap diberikan. 2 Terdapatnya dalam satu KSM lebih dari satu orang yang mewakili Kepala Keluarga KK. Hal ini dikarenakan keperluan dana yang melebihi dari ketentuan penyaluran pertama yaitu sebesar Rp. 500.000. Sehingga mereka memasukkan anggota keluarga lainnya baik itu istri, anak maupun menantu dalam satu KSM tersebut. 61 3 Pemahaman masyarakat yang masih kurang sehingga menganggap program ini seperti dana UKM maupun program sejenis. Dimana secara umum program tersebut disalurkan kepada masyarakat yang memerlukan modal tanpa melihat kriteria miskin atau tidak. Sehingga mereka tetap mengajukan pinjaman dana bergulir tersebut. 4 Ketidaktegasan dari pihak pengelola dalam hal ini BKM maupun UPK dalam menolak pengajuan dari masyarakat. Sehingga dikarenakan hubungan kekerabatan dan desakan mereka tetap memberikan atau melayani pinjaman masyarakat seperti yang disebutkan pada point 2 dan 3 diatas. Sehingga dikhawatirkan bahwa dengan masih banyaknya warga yang bukan miskin termasuk dan mendapatkan pinjaman maka pencapaian dari program ini yaitu pengentasan kemiskinan tidak tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank dan peraih nobel perdamaian bahwa bila sebuah program pengentasan kemiskinan mengizinkan mereka yang relatif tidak miskin untuk turut serta, maka kaum miskin dengan segera akan tersikut keluar dari program oleh mereka yang keadaannya lebih baik. Dalam dunia yang sedang membangun, jika seseorang menyatukan kaum miskin dan kaum yang relatif tidak miskin dalam sebuah program, maka mereka yang relatif tidak miskin akan selalu mengusir mereka yang miskin, dan mereka yang miskin akan mengusir mereka yang lebih miskin lagi, kecuali langkah-langkah proteksi dilembagakan secara tepat saat program dimulai. Dalam sejumlah kasus, kaum yang relatif tidak miskin malah menikmati manfaat seluruh kegiatan yang dikerjakan atas nama kaum miskin Nasution, 2008.

5.1.2.2. Kelengkapan Administrasi

Untuk mendapatkan pinjaman dana pinjaman bergulir P2KP suatu KSM harus memenuhi persyaratan administrasi antara lain: Memiliki kartu tanda penduduk KTP setempat, membuat analisa usaha Informasi, keuangan dan labarugi usaha, membuat pernyataan kesanggupan tanggung renteng, mempunyai tabungan minimal 5 dari pinjaman yang diajukan dan belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang ada. Dari hasil evaluasi terhadap 76 KSM yang ada, sebagian dari anggota KSM yang mendapatkan dana pinjaman belum memenuhi kelengkapan 62 administrasi. Dimana berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya terdapat 39 KSM dengan kategori baik, 36 KSM dengan kategori sedang dan 1 KSM dengan kategori jelek. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 13 dibawah ini. 39 36 1 20 40 Jumlah KSM Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 13. Kategori KSM Berdasarkan Kelengkapan Administrasi Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 39 KSM dengan kategori baik yaitu seluruh anggotanya telah memenuhi kelengkapan administrasi yang dipersyaratkan. Sedangkan 36 KSM kategori sedang dimana minimal hanya 60 anggotanya yang memenuhi kelengkapan administrasi secara keseluruhan dan 1 KSM dengan kategori jelek dimana tidak satupun anggotanya memenuhi persyaratan administrasi secara lengkap. Kelengkapan administrasi yang kurang atau tidak dilengkapi oleh sebagian besar peminjam adalah tidak membuat analisa usaha. Sedangkan sebagian kecil diketahui pernah mendapatkan pelayanan dari lembaga keuanganperbankan dan beberapa orang tidak memiliki KTP. Untuk persyaratan administrasi berupa tabungan KSM sebesar 5 dari pinjaman dan pernyataan kesanggupan tanggung renteng seluruh KSM telah melaksanakannya. Dari hasil evaluasi diatas terlihat jelas bahwa UPK tetap memberikan pelayanan atau pinjaman kepada anggota KSM yang belum memenuhi persyaratan administrasi padahal dalam ketentuannya UPK harus memberikan pendampingan terlebih dahulu hingga KSM tersebut memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 63

5.1.2.3. Pelatihan

Sebelum mendapatkan dana pinjaman bergulir P2KP seluruh anggota KSM harus mengikuti pelatihanpembekalan terlebih dahulu. Adapun pelatihan pembekalan yang harus dikuti adalah pembukuan KSM, pinjaman bergulir persyaratan pinjaman, skim pinjaman, tanggung renteng, dan tahapan peminjaman, Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga PERT, dan kewirausahaan. Dari hasil evaluasi terhadap 76 KSM yang ada, sebagian dari anggota KSM tidak mengikuti pelatihanpembekalan dimaksud. Dimana berdasarkan kategori yang telah dibuat sebelumnya terdapat 9 KSM dengan kategori baik, 67 KSM dengan kategori sedang dan 0 KSM dengan kategori jelek. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 14 dibawah ini. 9 67 20 40 60 80 Jumlah KSM Kategori Baik Kategori Sedang Kategori Jelek Gambar 14. Kategori KSM Berdasarkan Keikutsertaan pada Pelatihan Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 9 KSM dengan kategori baik yaitu seluruh anggotanya mengikuti pelatihanpembekalan yang diberikan. Sedangkan 67 KSM dengan kategori sedang dimana minimal terdapat satu orang wakil untuk mengikuti peatihanpembekalan dimaksud baik ketua KSM atau anggota dan tidak ada KSM dengan kategori jelek yaitu tidak satupun dari anggota KSM yang mengikuti atau mewakili untuk mengikuti pelatihanpembekalan dimaskud. Dalam prakteknya, semua anggota KSM telah diundang untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Koordinator Kota. Namun karena alasan kesibukan anggota KSM dalam mencari nafkah sehingga tidak seluruh anggota KSM mengikuti pelatihan dimaksud. Sehingga Fasilitator Kelurahan maupun UPK 64 dalam pelaksanaannya memberikan pembekalan tambahan kepada anggota KSM diluar dari pelatihan yang diadakan khusunya mengenai pembukuan KSM.

5.1.2.4. Keanggotaan Perempuan.

Salah satu ketentuan dalam penyaluran dana pinjaman bergulir P2KP adalah persyaratan minimal 30 adanya keanggotaan perempuan dalam KSM yang dibentuk. Dari hasil evaluasi terhadap 76 KSM yang ada, terdapat 70 KSM dengan kategori baik yaitu adanya keanggotaan perempuan lebih dari 30 dalam KSM tersebut. Sedangkan 6 KSM kategori jelek dimana keanggotaan perempuan dalam KSM dibawah 30 sebagaimana pada gambar 15 dibawah ini. 70 6 100 Jumlah KSM Kategori Baik Kategori Jelek Gambar 15. Kategori KSM berdasarkan Keanggotaan Perempuan Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa walaupun sebagian besar KSM telah memenuhi keanggotaan perempuan dalam pembentukan KSM namun diketahui bahwa UPK tetap melayani ataupun atau memberikan pinjaman kepada KSM yang keanggotaannya belum memenuhi ketentuan. Padahal berdasarkan ketentuan UPK harus memberikan pendampingan terlebih dahulu kepada KSM tersebut sehingga memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 65 5.1.3. Pendanaan 5.1.3.1. Jumlah Dana

Dokumen yang terkait

Evaluasi Sistem Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2015

10 170 125

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Di Puskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2014

11 123 86

Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung Sari, Kec.Medan Selayang-Medan)

8 100 116

Analisis Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Umum (PJKU) Madani Kota Tanjung Balai

5 113 118

Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan, Kel.Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian Di Kel.Tanjung Sari Kec.Medan Selayang-Medan)

1 36 115

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

EFEKTIFITAS MODAL DANA BERGULIR DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) (Studi kasus Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota padang).

0 0 6

Penyebab Kemacetan Dana Bergulir Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Gisikdrono Semarang Barat.

0 0 1