Deskripsi Umum Tanaman Padi
11 Menurut Siregar 1987, tumbuhan padi termasuk dalam golongan
tumbuhan Graminae yang memiliki ciri khas khusus berupa batang yang tersusun dari beberapa ruas. Varietas tanaman padi terdapat ribuan yang satu sama lain
memiliki ciri-ciri khas sehingga tidak ada dua jenis varietas padi yang memiliki bentuk tubuh morphologic yang sama dengan satu yang lain tetapi apabila
ditinjau satu jenis varietas dengan jenis varietas lain memiliki persamaan sifat umum yang dapat digolongkan menjadi :
1
Golongan Indica
Jenis tanaman padi golongan Indica secara umum terdapat di negara-negara yang termasuk daerah tropis yang biasa tumbuh di daerah beriklim panas. Di
Indonesia jenis ini biasa disebut varietas cere atau cempo.
2
Golongan YaponicaSub-YaponicaIndo-Yaponica
Tumbuh di negara-negara di luar daerah tropis atau beriklim dingin, di Indonesia biasa disebut varietas bulu atau gundil.
Tahun 1986 Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Tanaman
Pangan melalui Balai Penelitian Tanaman Padi Balitpa terus berupaya merakit varietas unggul baru dengan sifat-sifat yang lebih baik. Departemen Pertanian
hingga saat ini
telah melepas lebih dari 175 varietas unggul padi yang sebagian besar dihasilkan oleh Puslitbang Tanaman Pangan. Data survei pada MT 200203
di 12 propinsi penghasil padi membuktikan sekitar
90 persen
dari 9,2 juta ha lahan sawah telah ditanami varietas unggul baru. Dari sekitar 80 varietas padi yang telah
berkembang di petani, IR64, Way Apoburu, Ciliwung, Memberamo, dan Ciherang lebih disukai, masing-masing dengan luas tanam 4,20 juta ha, 0,80 juta ha, 0,62
juta ha, 0,43 juta ha, dan 0,41 juta ha. Di Jawa Barat, luas areal tanam varietas
Ciherang pada MT 200203 menduduki urutan kedua setelah IR64, masing-
masing 18 persen dan 33 persen dari total areal pertanaman padi di sentra produksi nasional ini. Lain halnya di Kabupaten Purwakarta, Subang, dan
Indramayu Jawa Barat, varietas Ciherang menduduki posisi pertama dengan luas tanam 36-40 persen, sedangkan luas tanam IR64 hanya 14- 28 persen dari total
areal pertanaman padi di ketiga kabupaten tersebut. Pada MT 2004, areal tanam varietas Ciherang terus meluas. Data survei di 20 propinsi penghasil padi
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung,
12 Banten, Jawa Barat
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur menunjukkan varietas Ciherang telah menempati posisi kedua dengan luas
tanam 16,7 persen dari total areal pertanaman padi. Posisi pertama masih ditempati oleh IR64 dengan luas tanam 33,2 persen.
Data survei pada MT 2005 menurut Badan Litbang Pertanian menunjukkan varietas Ciherang makin unggul di Jawa Barat dengan luas tanam 0,73 juta ha,
atau 33 persen lebih luas dari areal tanam IR64. Di Jawa Tengah, luas tanam Ciherang masih di bawah IR64, masing-masing 0,35 juta ha dan 0,95 juta ha. Di
Jawa Timur, areal tanam Ciherang juga lebih luas dari IR64, masing-masing 0,65 juta ha dan 0,45 juta ha. Varietas unggul lainnya yang cukup populer di ketiga
propinsi penghasil utama beras ini adalah Widas, Way Apoburu, Cisadane, Memberamo, dan Cibogo. Di antara varietas unggul yang telah berkembang di
petani, IR64 paling lama bertahan karena hasil dan mutu berasnya tinggi. Sebenarnya, Ciherang adalah hasil persilangan antara varietas IR64 dengan
varietas lain. Sebagian sifat IR64 juga dimiliki oleh Ciherang, termasuk hasil dan mutu berasnya yang tinggi. Varietas Ciherang makin mendominasi areal
pertanaman padi di Indonesia diitinjau dari perkembangan areal tanamnya, Ciherang yang dilepas pada tahun 2000 ini tampaknya akan terus meluas
pengembangannya.