Karakteristik Petani Responden Tataniaga Padi Varietas Ciherang

39

5.2.2 Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan merupakan salah satu karakteristik yang terpenting yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan formal diduga dapat membantu petani dalam hal memperoleh informasi dan perkembangan teknologi dalam penerapan bagi usahatani. Dari keseluruhan responden tingkat pendidikan formal sekolah dasar SD adalah yang paling terbesar yaitu sebanyak 25 orang atau 83,33 persen, sedangakan tingkat sekolah menengah pertama SMP berjumlah 3 orang atau 10 persen, tingkat sekolah menengah atas SMA dan perguruan tinggi masing-masing berjumlah 1 orang atau hanya 3,33 persen. Tabel 7 memperlihatkan sebaran petani responden berdasarkan lama pendidikan formal. Tabel 7. Sebaran Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Pendidikan Formal Jumlah Petani Orang Persentase SD 25 83,33 SMP 3 10 SMA 1 3,33 Perguruan Tinggi 1 3,33 Total 30 100 Berdasarkan tabel 7 diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik petani responden tingkat pendidikan formal rata-rata tingkat sekolah dasar SD, hal ini akan mempengaruhi setiap petani dalam mengambil keputusan misalkan keputusan menjual hasil panen ke lembaga-lembaga tataniaga yang cenderung memberikan mereka pinjaman modal dengan pembayaran secara setor gabah kering giling dapat berbeda dengan keputusan petani yang pendidikan formal hingga tingkat sekolah menengah atas SMA ataupun perguruan tinggi mengambil keputusan akan lebih mempertimbangkan kebijaksanaan dengan menghubungkan pengetahuan dan teknologi sehingga berpikir secara komersial. Pernyataan kesimpulan responden petani yang dominan tingkat formal sekolah dasar SD juga diperkuat oleh data pada tabel 8 yang merupakan persentase tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Pamijahan Tahun 2011. 40 Tabel 8. Persentase Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Pamijahan Pada Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase Tidak Tamat SD 28.393 20,11 Tamat SD, SLTP 58.410 41,39 Perguruan Tinggi 11.945 8,46 Belum Sekolah 3.011 2,13 Sumber : Herna Djumhana, S. Sos Camat Pamijahan

5.2.3 Pengalaman Usahatani Padi

Rata-rata responden berprofesi sebagai petani sejak awal karena usaha turun temurun dari orangtua mereka sehingga pengalaman usahatani padi telah diusahakan sejak bertahun-tahun. Petani yang baru memulai usaha di bidang pertanian cenderung menjadikan usahatani padi sebagai pekerjaan sampingan. Berdasarkan lama pengalaman usahatani padi terbagi menjadi 1-5 tahun berjumlah 12 orang atau 40 persen, 5-10 tahun sebanyak 3 orang atau 10 persen, dan petani yang memiliki pengalaman usahatani padi yang lebih dari 10 tahun berjumlah 15 orang jika dipersentasekan sebesar 50 persen. Pengalaman usahatani yang identik lebih dari 10 tahun akan menunjukkan karakteristik mengambil keputusan lebih berdasarkan pengalaman-pengalaman yang terdahulu misalkan dalam memutuskan pemilihan benih padi atau pun penggunaan pupuk tidak ingin mengikuti teknologi sekalipun telah dijelaskan oleh penyuluh-penyuluh desa. Berikut tabel 9 yang menunjukkan sebaran petani responden berdasarkan pengalaman usahatani padi. Tabel 9. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan 2012 Pengalaman Usahatani Padi Tahun Jumlah Petani Orang Persentase 1-5 12 40 5-10 3 10 10 15 50 Total 30 100 41

5.2.4 Luas Lahan Produksi Padi

Responden petani sebagian besar memiliki luas lahan areal usahatani untuk komoditi padi seluas 0,1 hektar hingga lebih dari 1 ha, selain menanam padi ada sebagian petani yang menanam komoditi lain seperti jagung, singkong, pepaya, dan sayuran. Berikut data sebaran luas lahan usahatani komoditi padi. Tabel 10. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani Padi Di Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Luas Lahan hektar Jumlah Responden Orang Persentase 0,1-0,5 17 56,67 0,5-1 7 23,33 1 6 20 Total 30 100 Berdasarkan tabel 10 dapat dijelaskan bahwa petani responden untuk usahatani komoditi padi dengan luas lahan yang berkisar 0,1-05 ha ada 17 orang 56,67 persen, luas lahan dengan kisaran 0,5-1 ha sebanyak 7 orang atau 23,33 persen, dan luas lahan yang lebih dari 1 ha sebanyak 6 orang atau 20 persen.

5.2.5 Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan petani responden sebagian besar merupakan berstatus pemilik dan sebagian lagi berstatus sewa. Hasil sebaran tercatat ada 18 orang atau 60 persen petani responden yang memiliki lahan sendiri untuk usahatani padi dan 40 persen atau 12 orang merupakan petani responden yang berstatus sewa lahan. Berikut tabel 11 yang menunjukkan data sebaran jumlah responden petani padi menurut status kepemilikan lahan. Tabel 11. Sebaran Jumlah Responden Petani Padi Varietas Ciherang Menurut Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Status Kepemilikan Lahan Jumlah Responden Orang Persentase Pemilik 18 60 Sewa 12 40 Total 30 100 42 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Tataniaga Padi Varietas Ciherang

Tataniaga merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem fungsi- fungsi tataniaga yang merupakan aktivitas bisnis atau kegiatan produktif dalam mengalirnya produk atau jasa pertanian dari petani produsen sampai ke konsumen akhir. Tataniaga dari aspek ekonomi merupakan keseluruhan aktivitas bisnis dalam mengalirnya barang atau dan jasa produk dari petani ke konsumen akhir. Hasil analisis tataniaga padi varietas ciherang di Kecamatan Pamijahan terdapat saluran tataniaga yang melibatkan beberapa lembaga yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer. Secara umum saluran tataniaga padi varietas ciherang mulai dari tingkat produsen hingga ke tingkat konsumen akhir memiliki beberapa saluran tataniaga yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan, diketahui terdapat tiga saluran tataniaga padi verietas ciherang di Kecamatan Pamijahan yaitu : Saluran I : petani pedagang pengumpul pedagang pengecer konsumen akhir Saluran II : petani pedagang besar pedagang pengecer konsumen akhir Saluran III : petani pedagang pengumpul konsumen akhir Secara grafis, alur tataniaga padi varietas ciherang di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada gambar 4. 26,67 73,34 16,67 56,67 Gambar 4. Saluran Tataniaga Padi Varietas Ciherang di Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Petani Konsumen Akhir Pedagang Pengecer Pedagang Besar Pedagang Pengumpul 43

6.1.1 Pola Saluran Tataniaga I

Saluran tataniaga I komoditi padi varietas ciherang di Kecamatan Pamijahan melibatkan tiga lembaga tataniaga. Saluran tataniaga I merupakan saluran tataniaga yang terdiri dari petani – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen akhir. Pada saluran tataniaga ini, petani menjual padi varietas ciherang dalam bentuk gabah kering giling GKK setelah melakukan penjemuran padi kepada pedagang pengumpul. Pihak pedagang pengumpul biasanya mendatangi langsung para petani yang sudah bekerja sama sebelumnya. Gambar 5. Penjemuran Padi Pihak pengumpul dalam mendapatkan hasil produksi padi varietas ciherang yang berkualitas dan terjamin biasanya juga telah membuat kesepakatan kerja sama pada ketua gabungan kelompok petani gapoktan dalam hal menginformasikan ketersediaan gabah kering giling. Gapoktan di desa-desa Kecamatan Pamijahan memiliki ketua-ketua gapoktan dan penyuluh sebagai upaya membimbing petani-petani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani sehingga hasil produksi padi yang dihasilkan oleh petani-petani di desa ini memiliki harga tawar yang tinggi dan belajar bertahap meningkatkan atau menciptakan nilai. Lembaga gapoktan juga menyediakan seperti pupuk dan benih sebagai upaya agar para petani mudah memperoleh kebutuhan input untuk usahatani sekaligus membantu para petani dalam menyalurkan hasil panen padi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh 22 petani responden menjual hasil produksi padi varietas ciherang langsung ke pihak pedagang pengumpul, namun pada saluran I terdapat 5 petani yang menjual kepada pedagang pengumpul yang diketahui melakukan proses kegiatan yang meningkatkan atau menciptakan nilai added value yaitu nilai guna bentuk,