Struktur Pasar Analisis tataniaga padi varietas ciherang di Kecamatan Pamijahan Kab.Bogor, Prov. Jawa Barat

55 Struktur pasar merupakan suatu dimensi yang menggambarkan suatu sistem pengambilan keputusan oleh perusahaan, jumlah perusahaan dalam suatu pasar, konsentrasi perusahaan, jenis-jenis dan diferensiasi produk serta syarat- syarat untuk masuk ke dalam pasar.

6.2.1 Struktur Pasar di Tingkat Petani

Struktur pasar di tingkat petani komoditi padi di Kecamatan Pamijahan dominan mendekati pasar persaingan sempurna. Berdasarkan struktur pasar persaingan sempurna yang memiliki ciri-ciri menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah petani yang banyak, tidak mempengaruhi harga dan petani bebas untuk keluar masuk pasar. Harga komoditi terbentuk berdasarkan mekanisme pasar dan sesuai dengan harga yang berlaku sehingga petani hanya berperan sebagai price taker. Petani di lokasi penelitian pada umumnya dapat dengan bebas memilih untuk mendistribusikan hasil produksi berupa gabah kering giling kepada lembaga tataniaga manapun seperti ke pedagang pengumpul, gapoktan, atau langsung ke pedagang besar. Petani dalam mengetahui informasi harga dari lembaga tataniaga lain seperti pedagang, ketua gapoktan, atau penyuluh desa. Penentuan harga biasanya dilakukan oleh pihak pedagang pengumpul atau pedagang besar berdasarkan harga yang berlaku di pasaran, sehingga kedudukan petani dalam pemasaran dan posisi tawar cenderung hanya menerima kesepakatan dari pihak lembaga lain.

6.2.2 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul di Kecamatan Pamijahan dengan komoditi padi dan diproses menjadi beras termasuk struktur pasar persaingan sempurna. Pada penelitian diketahui jumlah penjual atau petani lebih banyak dibandingkan jumlah pembeli. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar, selain itu pedagang pengumpul di Kecamatan Pamijahan bebas menentukan pasar tujuan. Pedagang pengumpul tidak dapat mempengaruhi harga pasar sehingga pembelian harga gabah kering giling mengikuti mekanisme pasar yang berdasarkan informasi sesama pedagang-pedagng yang juga membeli produk yang sama atau produk yang ditawarkan bersifat homogen. 56

6.2.3 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Besar

Strutur pasar yang dihadapi oleh pedagang besar cenderung mendekati struktur pasar oligopoli. Pedagang-pedagang besar dalam mendapatkan gabah kering giling melakukan pembelian kepada target petani-petani yang hanya memiliki lahan berkisar 0,1-0,5 ha dan biasanya petani ini memiliki karakteristik menjual sebagian hasil produksi sehingga sisa yang berkisar mulai dari 500-2.000 kg gabah kering giling dibeli oleh pedagang besar. Hambatan yang dialami pedagang besar permasalahan modal dalam memborong gabah kering giling, diketahui petani-petani di Kecamatan Pamijahan dengan karakteristik seperti ini sangat banyak, sehingga jumlah pembeli lebih sedikit. Pedagang besar juga mampu memprediksi harga berdasarkan jumlah pasokan dengan banyaknya permintaan dari pedagang pengecer sehingga mengidentifikasikan bahwa antara pedagang besar dan pedagang pengecer dapat terjadi tawar menawar.

6.2.4 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengecer

Lembaga tataniaga yang terlibat sebelum konsumen akhir di Kecamatan Pamijahan untuk komoditi padi varietas ciherang adalah pedagang pengecer. Struktur pasar di tingkat pedagang pengecer juga cenderung mendekati pasar persaingan sempurna untuk pedagang pengecer beras tanpa kemasan yang dipasarkan langsung ke konsumen akhir di daerah pedesaan Kecamatan Pamijahan sedangkan pedagang pengecer yang menjual beras dengan kemasan yang dipasarkan di kios-kios perumahan daerah Bogor mengarah struktur pasar oligopoli diferensiasi. Pendistribuasian beras yang menggunakan kemasan tidak hanya dari pedagang-pedagang pengumpul di Kecamatan Pamijahan, tetapi harus menghadapi pedagang pengumpul atau pedagang besar pesaing dari berbagai daerah untuk memasarkan kios-kios di setiap perumahan yang tersebar di daerah Bogor. Pedagang pengecer beras yang tanpa kemasan yang dibeli dari pedagang pengumpul jumlah penjual dan jumlah pembeli sama-sama banyak hanya yang membedakan varietas beras yang dipasarkan oleh para pesaing namun sifat produk homogen. Pedagang pengecer dapat bebas keluar masuk pasar dan memperoleh informasi mengenai harga beras karena tidak ada hambatan untuk memasuki pasar. 57 Rincian struktur pasar komoditi padi varietas ciherang di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Struktur Pasar pada Masing-Masing Lembaga Tataniaga Padi Varietas Ciherang di Kecamatan Pamijahan Tahun 2012 Lembaga Tataniaga Struktur Pasar Persaingan Sempurna Persaingan Monopolistik Oligopoli Oligopoli Diferensiasi Monopoli Petani √ -- -- -- -- Pedagang Pengumpul √ -- -- -- -- Pedagang Besar -- -- √ -- -- Pedagang Pengecer √ -- -- √ --

6.3 Perilaku Pasar

Perilaku pasar merupakan tingkah laku lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga suatu komoditas agribisnis dan lembaga-lembaga tataniaga tersebut menyesuaikan dengan struktur pasar sehingga lembaga tersebut melakukan aktivitas jual beli termasuk bentuk keputusan-keputusan yang dialmbi dalam menghadapi struktur pasar tersebut. Perilaku pasar dapat diamati pada sistem penentuan harga, sistem atau cara pembayaran, sistem kerjasama, serta praktik jual beli antar lembaga tataniaga pada penelitian ini tataniaga komoditi padi varietas ciherang. 6.3.1 Perilaku Pasar pada Saluran Tataniaga I 6.3.1.1 Praktik Pembelian dan Penjualan Praktik pembelian dan penjualan saluran I dimulai dari tingkat petani. Di Kecamatan Pamijahan petani padi varietas ciherang hanya melakukan praktik penjualan. Hasil produksi padi yang berupa gabah kering giling dijual kepada pedagang pengumpul. Praktik penjualan yang terjadi dengan sistem timbang dan pembayaran secara tunai. Pada saluran I secara umum petani tidak mengeluarkan biaya tataniaga karena biaya-biaya ditanggung oleh pedagang pengumpul. 58 Praktik pembelian dan penjualan lembaga tataniaga di tingkat pedagang pengumpul pada saluran I, pedagang pengumpul melakukan pembelian gabah kering giling dari para petani dengan sistem timbang dan pembayaran secara tunai. Pedagang pengumpul pada saluran I lebih bersifat membeli gabah kering giling yang lebih terjamin kualitas dan dalam skala besar dengan varietas ciherang yang bermutu sehingga pedagang pengumpul pada saluran I ini meminta informasi kepada ketua gapoktan atau penyuluh dalam hal ketersediaan gabah kering giling yang bagus dengan sasaran petani yang akan dituju. Gabah kering giling yang telah dibeli dari petani diangkut ke tempat penggilingan untuk diproses menjadi beras dan dikemas ke dalam karung dengan ukuran 5 kilogram. Pedagang pengumpul lalu mengangkut kembali beras-beras yang sudah dalam kemasan tersebut untuk disalurkan atau melakukan praktik penjualan ke lembaga berikutnya yaitu kepada pedagang-pedagang pengecer yang memiliki kios di perumahan daerah Bogor. Praktik penjualan dan pembelian pada saluran I di tingkat pedagang pengecer pertama melakukan pembelian komoditi beras dari pedagang pengumpul yang kemudian dipasarkan di kios-kios perumahan. Pedagang pengumpul biasanya sudah memiliki target pelanggan yang dituju, dan penerapan beras dalam kemasan ini baru diberlakukan sehingga baru belajar dalam mencari pelanggan. Kios-kios juga tidak khusus menjual komoditi beras dalam satu varietas, tetapi menjual berbagai macam varietas sehingga harus bersaing dengan pemasok beras dalam kemasan lainnya. Penjualan beras yang dibeli dari pedagang pengumpul oleh pedagang pengecer dijual kembali ke konsumen akhir dalam satuan karung beras dengan dua pilihan volume yaitu 5 kilogram.

6.3.1.2 Sistem Penentuan Harga

Praktik penentuan harga ditingkat petani pada setiap saluran tataniaga secara umum tidak dapat mempengaruhi penetapan harga, petani hanya bertindak sebagai price taker penerima harga yang berlaku di pasar. Petani tidak memiliki kuasa karena penentuan harga terbentuk secara alami dengan adanya mekanisme pasar. Petani yang rata-rata sebagai anggota gapoktan dengan mudah mendapatkan informasi mengenai harga dari ketua kelompok atau penyuluh.