9
1.4 Manfaat Penelitian
Tahap perumusan masalah dan pembahasan hingga mendapatkan kesimpulan diharapkan sebagai sumbang saran maupun ide dasar memperbarui
sistem tataniaga beras di Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak : 1
Petani sebagai produsen utama dapat menjadi referensi dalam memutuskan saluran tataniaga yang efektif dan efisien sehingga dapat melakukan kebijakan
yang lebih tepat dalam menmyalurkan hasil produksi padi. 2
Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab menjaga kestabilan ketahanan pangan dan harga beras, sehingga lebih mengetahui identifikasi
sistem tataniaga padi hingga menjadi komoditi beras yang terjadi di lapangan sehingga pemerintah harus lebih fokus dalam mengatur sistem tataniaga padi di
Indonesia sekaligus menciptakan program-program yang turut mencapai sistem tataniaga yang efektif dan efisien yang bertujuan meratakan keuntungan.
3 Peneliti sebagai pihak yang dapat mempersentasikan kepada masyarakat
sebagai konsumen komoditi beras dalam menjelaskan alasan yang menyebabkan harga komoditas beras cukup tinggi dengan menghubungkan
kondisi yang terjadi di lapangan dengan keterkaitan sistem tataniaga padi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian fokus membahas analisis tataniaga padi varietas
ciherang. Lembaga pemasaran yang menjadi responden adalah lembaga yang terlibat langsung dalam proses tataniaga padi varietas ciherang di Kecamatan
Pamijahan dan lembaga-lembaga yang berkaitan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis marjin tataniaga,
farmer’s share dan rasio biaya dan keuntungan untuk melihat tingkat efisiensi tataniaga padi varietas
ciherang hasil produksi Kecamatan Pemijahan, Kabupaten Bogor. Menganalisis sistem tataniaga hasil produksi padi dengan menelusuri saluran distribusi sehingga
dapat ditindak lanjut mengambil keputusan dalam program kebijakan mengevaluasi rantai-rantai tataniaga yang bertujuan efektif dan efesien.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Gambaran Umum Komoditi
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban, meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga genus yang sama, disebut sebagai padi liar. Padi berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia
dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 sebelum masehi. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah
jagung dan gandum. Padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Komoditi beras berasal dari tumbuhan padi bahasa latin : Oryza sativa L., secara biologi. Beras adalah bagian biji yang terdiri dari aleuron, lapis terluar
yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, endospermia, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan embrio yang merupakan calon
tanaman baru dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan. Kandungan Beras : sebagaimana bulir serealia lain, bagian
terbesar beras didominasi oleh pati sekitar 80-85 persen. Beras juga mengandung protein, vitamin terutama pada bagian aleuron, mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat : amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung
bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna transparan atau tidak dan tekstur nasi lengket, lunak, keras,
atau pera. Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20
persen yang membuat butiran nasi terpencar-pencar tidak berlekatan dan keras.
2.1.1 Deskripsi Umum Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman pertanian yang penting bagi Indonesia, terutama bagi petani merupakan penghasilan yang utama. Menurut para ahli di Indonesia
terdapat beberapa jenis padi liar terutama terdapat di Sumatera, Jawa, dan Kangean. Padi tipe-tipe liar yang ada di Indonesia sering disebut tipe Javanica
karena berbeda dari tipe Indica maupun tipe Japonica.