Optimalisasi dan Produksi Potensi Produk dan Peluang Pengembangan Usaha Nata De Coco

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Optimalisasi dan Produksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, bahwa optimalisasi berasal dari kata optimal artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik atau paling tinggi. Sedangkan optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi 1990:682. Jadi, optimalisasi adalah suatu proses mengopimalkan sesuatu atau proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik. Pengertian Produksi dapat dilihat dari dua arti yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. pengertian produksi dalam arti sempit yaitu merubah bentuk barang - barang baru, sedangkan makna atau pengertian produksi dalam arti luas yaitu setiap usaha yang menimbulkan kegunaan utility. Dapat pula dikatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang-barang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi secara langsung yaitu produksi yang menggunakan faktor- faktor produksi alama dan tenaga kerja sedangkan produksi tidak langsung sudah mempergunakan faktor produksi turunan yaitu modal dan keahlian.

2.2 Potensi Produk dan Peluang Pengembangan Usaha Nata De Coco

Kegiatan pascapanen merupakan bagian integral dari pengembangan agribisnis, yang dimulai dari aspek produksi bahan mentah sampai pemasaran produk akhir. Peran kegiatan pascapanen menjadi sangat penting, karena merupakan salah satu sub-sistem agribisnis yang mempunyai peluang besar dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk agribisnis. Dibanding dengan produk segar, produk olahan mampu memberikan nilai tambah yang sangat besar. Daya saing komoditas Indonesia masih lemah, karena selama ini hanya mengandalkan keunggulan komparatif dengan kelimpahan sumberdaya alam dan tenaga kerja tak terdidik factor –driven, sehingga produk yang dihasilkan didominasi oleh produk primer atau bersifat natural recources-based dan unskilled-labor intensive. 11 Departemen Pertanian telah menetapkan 17 komoditas yang menjadi prioritas pembangunan pertanian lima tahun 2005 – 2010 yaitu: padi, jagung, kedelai, kelapa, cengkeh, tanaman obat, pisang, jeruk, bawang merah, angrek, sapi, kambing dan domba, unggas, kelapa sawit, karet dan kakao. Dari empat belas komoditas yang menjadi mandat prioritas PuslitbangBalai Besar yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian, teridentifikasi 7 komoditas yang memiliki prospek untuk dikembangkan agroindustrinya yaitu: padi, jagung, kelapa, cengkeh, pisang, jeruk dan hasil ternak. Komoditas kelapa memiliki berbagai macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non-pangan. Pengembangan produk utama, produk turunan, dan produk samping dari kelapa ditujukan untuk mengejar perolehan nilai tambah domestik retained domestic value added secara maksimal. Dari pohon industri kelapa yang mempunyai prospek pasar meliputi nata de coco, minuman isotonik air kelapa, desiccated coconut, santan kelapa, virgin coconut oil, pakan ternak, arang tempurung, arang aktif, tepung tempurung kelapa, serat sabut kelapa, dan produk turunan oleokimia dari virgin coconut oil minyak kelapa murni. Air kelapa merupakan cairan yang mempunyai kandungan gizi, terutama mineral, yang sangat baik untuk tubuh manusia, sehingga air kelapa berpotensi dijadikan minuman isotonic drink. Permintaan terhadap produk santan kelapa dan desiccated coconut dimasa datang akan meningkat terutama untuk konsumsi dalam negeri, seiring dengan terjadinya perbaikan ekonomi domestik dan perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih mementingkan segi kepraktisan. Peluang potensi pasar di dalam negeri yang cukup besar di sektor makanan dan minuman, melainkan terbukanya pasar produk nata de coco di luar negeri, khususnya di Taiwan dan Jepang. Nata de Coco sebagai makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan. Produk Nata de Coco diolah dengan menambahkan gula dan flavouring agent yang disukai konsumen akan memberikan nilai tambah yang optimal. Untuk pengemasan terhadap produk nata de coco bertujuan; a. mengawetkan produk agar bertahan lama tidak rusak, b. memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik 12 yang lebih tinggi, c. meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk, d. memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk. Dalam olahan air kelapa dalam jumlah besar hasil samping industri pembuatan kopra dan desiccated coconut yang dibuang begitu saja ke dalam tanah akan terbentuk asam yang akan menurunkan pH tanah, yang akhirnya menggangu pertumbuhan tanaman sekitar dan menimbulkan bau. Dalam air kelapa cukup banyak mengandung zat –zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Komposisi air kelapa antara lain karbohidrat sukrosa, glukosa, fruktosa dan sorbitol mineral K, Na, Mg, P, Cl, Fe dan Cu, protein asam –asam amino essencial dan vitamin B dan C. Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan “nata de coco “, yaitu jenis makanan berbentuk seperti gelatin yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco dihidangkan setelah dimasak dalam sirup kental, sering disajikan bersama campuran es buah. Dalam proses fermentasi nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Enzim yang dihasilkan bakteri nata de coco mengubah gula yang terkandung dalam air kelapa menjadi lembaran-lembaran serat selulosa. Lembaran-lembaran selulosa itu kemudian menjadi padat dan berwarna putih bening yang dinamakan nata. Produk olahan kelapa untuk nata de coco merupakan bahan pangan yang makin diminati masyarakat, bukan hanya dalam negeri saja, tetapi pangsa pasar luar negeri semakin terbuka lebar. Peluang pasar nata de coco tidak hanya terbatas pada pasar domestik, karena prospek ekspor juga sangat terbuka luas, dan bahkan dapat menjadi komoditas andalan Indonesia kalau berhasil dikembangkan, karena Indonesia terkenal dengan negeri berbagai Pulau Kelapa. Untuk mengembangkan menuju pangsa pasar ekspor diperlukan peningkatan kualitas Nata De Coco dan ketersediaan jumlah barang sesuai permintaan pasar ekspor.

2.3 Penelitan Terdahulu