Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pemasaran

41

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan nata de coco PT Galuh Pratama awalnya bernama CV Trina Jaya didirikan oleh Bapak Endus Zenal Mustofa pada tahun 1994 dirintis dengan modal dasar Rp 1.200.000. Pabrik nata de coco PT Galuh Pratama berlokasi di Jalan Citamiang RTRW 2908 Desa Ciulu, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Letak pabrik ini berbatasan dengan : sebelah Selatan areal pesawahan, sebelah Utara dengan areal pesawahan, sebelah Timur dengan areal pesawahan, dan sebelah Barat dengan pemukiman penduduk dan jalan raya. Pemilihan lokasi pabrik dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan yaitu fasilitas transportasi yang memadai, mudah didapatkan air, kondisi lingkungan sangat memungkinkan untuk produktivitas kerja yang optimal, harga tanah relative murah dan penanganan limbah industri yang mudah. Perusahaan ini pada mulanya menghasilkan nata de coco lembaran. Pemasarannya langsung dikirim kepenampungan di Bogor. Pekerjaannya merupakan sanak saudara yang telah dididik terlebih dahulu. Pada tahun 1995 perusahaan mulai mengelola nata de coco lebih lanjut dari lembaran menjadi bentuk kubus. Pada tahun 2003 perusahaan telah berkembang dengan pesat dan telah menempati luas tanah 960 m 2 . Sampai saat ini PT Galuh Pratama telah menjadi supplier ke PT Garuda Food, PT Ulga, PT Puspita dan pelanggan lainnya . 5.2 Manajemen Perusahaan 5.2.1 Struktur Organisasi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan Rangkuti, 2000. Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian atau bagan skematis yang menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab antara orang-orang yang menduduki suatu fungsi atau jabatan tertentu yang terdapat dalam suatu organisasi Rangkuti, 2000. 42 Kegiatan operasional di PT Galuh Pratama untuk saat ini kurang berjalan dengan efektif dan efisien, hal tersebut dikarenakan perusahaan sedang mengalami masa transisi dari awalnya perusahaan berbentuk CV menjadi PT. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang meliputi usaha memikirkan bagaimana para pekerja dapat bekerja sebagai suatu kesatuan dalam mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi yang digunakan di PT Galuh Pratama adalah struktur organisasi garis. Adapun struktur organisasi di PT Galuh Pratama untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4 . Struktur organisasi garis ini dipilih dengan alasan antara lain : 1. Bentuk organisasi sederhana sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya. 2. Pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas. 3. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi cukup mudah. 4. Menghemat biaya karena tidak banyak membutuhkan tenaga ahli yang perlu dibayar mahal. Gambar 4. Struktur Organisasi PT Galuh Pratama

5.2.2 Pembagian Kerja

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang diterapkan dalam manajemen perusahaan yang bertujuan untuk mempertahankan kelancaran perusahaan adalah sebagai berikut : PEMILIK KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PERSONALIA BAGIAN PEMASARAN BAGIAN ADMINISTRASI 43 1. Pemimpin Pemimpin bertugas mengatur, memimpin seluruh kegiatan operasional yang ada di PT Galuh Pratama, serta bertanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. 2. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas mengatur kegiatan pemimpin, serta menangani hubungan terhadap perusahaan lain. 3. Bagian Produksi Bagian produksi mempunyai tugas memberikan data kepada bagian pemasaran mengenai jumlah produksi, memeriksa kualitas dan kuantitas dari bahan baku yang diterima, memproduksi bahan yang ditentukan berdasarkan jumlah produksi yang direncanakan, menyusun dan mempersiapkan bahan baku yang diperlukan untuk keperluan produksi, mengatur para pegawai sesuai dengan tugasnya masing-masing dan mengawasi dalam kegiatan kerjanya, mempersiapkan semua sarana untuk kegiatan produksi. Bagian ini bertanggung jawab kepada pemimpin atas kelancaran seluruh proses produksi. 4. Bagian Pemasaran Bagian pemasaran mempunyai tugas mendistribusikan dan memasarkan hasil produksi kepada konsumen sesuai dengan jumlah pesanan yang diterima, mengirim produk kepada konsumen, mengevaluasi kebutuhan pasar, dan melaporkan kepada bagian produksi mengenai jumlah produk yang dibutuhkan. Bagian ini bertanggung jawab kepada pemimpin atas seluruh pemasaran hasil produksi. 5. Bagian Personalia Bagian personalia mempunyai tugas terhadap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan karyawan. Tugas-tugas itu antara lain adalah : 1. Mengatur pelaksanaan asuransi kesehatan dan asuransi tenaga kerja terhadap karyawan. 2. Mengatur seluruh gaji karyawan. 3. Mengatur kelengkapan seragam bagi karyawan. 4. Mengatur kegiatan operasional perusahaan. 44 5. Menyeleksi calon karyawan untuk menjadi karyawan tetap. 6. Mengatur pembagian kerja karyawan. 6. Bagian Administrasi dan Logistik Bagian administrasi mempunyai tugas mengolah data semua barang yang akan dipasarkan, penyiapan barang-barang yang akan dibutuhkan untuk keperluan produksi dan keperluan perusahaan, dan tugas lainnya yang berhubungan dengan kegiatan administrasi.

5.3 Sumber Daya Perusahaan

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan untuk menjalankan seluruh aktivitas perusahaan, dimana satu sumber daya mempunyai sifat yang saling berkaitan dan saling membutuhkan.

5.3.1 Sumber Daya Non Fisik

Sumber daya non fisik dapat berupa kemampuan, pengalaman, pendidikan, gaya manajemen dalam mengelola perusahaan. Sumber daya non fisik sangat berkaitan dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan sangat mempengaruhi hasil produksi. Sumber daya yang ada yaitu pemilik dan karyawan. 1. Pemilik Endus Zenal Mustofa merupakan pemilik serta pemimpin dari PT Galuh Pratama yang memegang tanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan yang terkait dengan pelaksanaan bisnis, dimana pemilik menjadi motor penggerak jalannya usaha. 2. Karyawan Karyawan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting. Dimana karyawan sebagai penggerak dalam sebuah perusahaan dan sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu usaha. Jumlah karyawan yang ada di PT Galuh Pratama saat ini berjumlah 20 orang. Berkaitan dengan sistem pengupahan, perusahaan menerapkan sistem upah harian dan upah borongan. Upah bulanan diberikan kepada karyawan bagian 45 pengelola serta bagian produksi dilapangan. Bagian pengelola diberikan upah atau gaji sebesar Rp 1.200.000,- per bulan. Sedangkan untuk karyawan lapangan seperti bagian pemotongan diberikan upah Rp 500.000 per bulan. Bagian pembersihan diberikan upah Rp 100,- per lembar dan bagian perebusan Rp 200,- per kilogram. Selain itu untuk karyawan lainnya diberikan upah harian sebesar Rp 20.000, per hari kerja. Jam kerja yang berlaku di perusahaan ini dimulai dari jam 08.00 – 17.00.

5.3.2 Sumber Daya Fisik

Sarana fisik merupakan sarana yang berbentuk fisik yang akan menunjang kinerja para pengelola perusahaan. Adapun sarana fisik yang ada di PT Galuh Pratama dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sumber Daya Fisik PT Galuh Pratama Tahun 2012 No Jenis Jumlah Unit Harga Satuan Rp Nilai Rp 1 Bangunan Pabrik 3 60.000.000 180.000.000 2 Kendaraan 1 50.000.000 50.000.000 3 Truk 1 80.000.000 80.000.000 4 Mesin Pemotong 2 15.000.000 30.000.000 5 Jerigen 1.000 25.000 25.000.000 6 Kompor Boiler 2 25.000.000 50.000.000 7 Dalung 7 500.000 3.500.000 8 Drum Plastik 20 150.000 3.000.000 9 Nampang Loyang 20.000 7.000 140.000.000 10 Botol 10.000 250 2.500.000 11 Roda 4 500.000 2.000.000 12 Pisau 10 5.000 50.000 13 Talenan 10 10.000 100.000 14 Saringan 10 7.000 70.000 15 Ember 40 15.000 600.000 16 Corong Kecil 5 4.000 20.000 17 Corong Besar 2 15.000 30.000 18 Timbangan Kecil 1 300.000 300.000 19 Timbangan Besar 1 1.500.000 1.500.000 Sumber : PT Galuh Pratama, 2012

5.4 Proses Pengolahan

Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis dan bertekstur kenyal. Nata de coco banyak diminati 46 karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat dilakukan di rumah. Kondisi permintaan nata de coco dipasaran terdiri dari tiga jenis yaitu nata de coco mentah yang berbentuk kubus maupun lembaran, manisan nata de coco, dan sirup nata de coco. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan nata de coco yaitu air kelapa dan bakteri Acetobacter xylinum.

5.4.1 Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu komponen penting dalam penciptaan barang jadi, dan ketersediaan bahan baku menjadi salah satufaktor yang memprngaruhi efesiensi proses produksi. Ketersediaan bahan baku sebaiknya dekat dengan lokasi tempat produksi, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya produksi. Namun hal tersebut masih sulit dilakukan oleh PT Galuh Pratama karena sebagian besar bahan baku diperoleh dari luar kota seperti Ciamis, Bandung, dan Jawa Tengah. Selain bahan baku kebutuhan akan bahan pendukung tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan bahan baku dimana bahan pendukung merupakan pelengkap dalam memproduksi suatu produk. Adapun bahan baku dan bahan penolong yang digunakan oleh PT Galuh Pratama dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini. Tabel 10. Jenis dan Harga Bahan Baku Utama dan Bahan Baku Penolong Pada PT Galuh Pratama Tahun 2012 No Jenis Satuan Harga Per Satuan Rp 1 Air Kelapa Liter 7.000 2 Cuka Taiwan Liter 11.000 3 Za Sak 80.000 4 Gula Pasir Kg 9.000 5 Kayu Bakar Kubik 65.000 6 Koran Kg 3.100 7 Karet Gelang Kg 28.000 8 Karet Tali Bungkus 65.000 9 Citric Acid Kg 14.000 Sumber : PT Galuh Pratama, September 2012 47 1 Air Kelapa Bahan baku utama pembuatan nata de coco adalah air kelapa. Bahan baku air kelapa ini diperoleh perusahaan dengan cara membeli dari penampung- penampung yang ada di daerah Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor. Air kelapa yang diperoleh perusahaan dari para penampang disimpan dalam kompan- kompan dari plastik dan masih dalam keadaan terkontaminasi oleh kotoran- kotoran seperti serabuk-serabuk kelapa dan pecahan-pecahan batok-batok kecil, sehingga sebelum dilakukan proses perebusan terlebih dahulu air kelapa dilakukan penyaringan. pH air kelapa yang diperoleh perusahaan masih kurang dari pH yang baik untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum yaitu sekitar pH 5. Air kelapa tersebut juga mempunyai kadar gula kurang dari 5 Brit dan terjadinya penurunan kadar gula akibat lama penyimpanan sehingga pada saat proses perlu penambahan gula pasir guna meningkatkan kadar gulanya. 2 Bakteri Acetobacter xylinum Stater atau bibit merupakan bahan baku utama kedua yang sangat penting dalam pembuatan nata. Stater merupakan biakan bakteri yang tumbuh pada medium yang sesuai dengan medium pertumbuhannya. Nata sebenarnya adalah bacterial cellulose yang diproduksi oleh bakteri. Senyawa ini merupakan hasil sintesis dari gula oleh bakteri pembentuk nata, dimana bakteri yang digunakan adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum diperoleh perusahaan dengan cara membelinya dari kota Ciamis dalam bentuk biakan murninya yang berada pada medium agar miring dan mengembangbiakan sendiri di pabrik dengan cara menggunakan stater yang sudah ada sebelumnya. Stater yang digunakan diperusahaan ini adalah Acetobacter xylinum yang berada pada medium air kelapa. Stater ini berbentuk cairan putih yang pada bagian permukaannya terlihat suatu lapisan putih yang terapung. Stater Acetobacter xylinum disimpan pada botol gelas. 48

5.4.2 Bahan Penunjang

1 Gula Pasir PT Galuh Pratama berusaha untuk menjaga agar warna nata yang dihasilkan tidak berwarna kekuning-kuningan dengan cara menggunakan gula pasir kualitas ekspor yaitu gula pasir yang warna putih bersih, dan butirannya berukuran besar. Gula pasir ini biasanya diperoleh oleh perusahaan dari agen besar penjual gula pasir yang ada di kota Ciamis. Penambahan gula pasir sebanyak 2 persen bv dimaksudkan sebagai sumber karbon, meskipun biasanya di dalam air kelapa sendiri mengandung kurang lebih 5 persen gula, namun kurang cukup untuk menghasilkan nata secara komersial. Selain itu kandungan gulanya akan berkurang sejalan dengan penyimpanan sebelum air kelapa tersebut diolah. 2 Asam Asetat Glasial Asam Asetat glasial yang digunakan oleh perusahaan ini berbentuk cairan berwarna bening dengan rasa asam dan harus mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi agar memudahkan proses selanjutnya. Asam asetat glasial ini diperoleh dari penjual zat-zat kimia yang ada di kota Ciamis. Pada proses pengolahan nata de coco, Asam Asetat glasial yang ditambahkan sebanyak 1 persen vv. Penambahan Asam Asetat glasial bertujuan untuk pengaturan pH medium, sehingga pH medium mencapai kondisi yang optimum bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. 3 Amonium Sulfat Amonium Sulfat merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia HN 4 2 SO 4 yang berbentuk kristal berwarna putih seperti gula pasir. Senyawa ini mengandung unsur hara nitrogen sebesar 21 persen dan unsur hara belerang sebesar 24 persen. Amonium Sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan dan aktivitas bakteri Acetobacter xylinum yang memerlukan adanya sumber nitrogen yang memadai. Dalam air kelapa hanya tersedia 0,05 persen nitrogen sehingga ditambahkan Amonium Sulfat sebanyak 0,7 persen bv dengan tujuan sebagai penambah nitrogen pada media untuk merangsang pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. 49

5.4.3 Proses Pembuatan Starter

Proses pembiakan dilakukan dengan cara membiakkan bakteri pada medium air kelapa sebagai media pertumbuhannya. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu medium pertumbuhan bakteri nata adalah bahwa medium tersebut harus merupakan sumber nutrisi dan sumber energi bagi pertumbuhan bakterinya. Proses pembiakan ini dilakukan di dalam botol gelas, dimana dalam satu botol gelas 625 ml yang berisi media air kelapa dan bahan penunjang Amonium Sulfat, dan asam asetat glasial dan ditambah stater sebanyak 10 persen volume campuran tersebut. Botol gelas yang digunakan harus dalam keadaan steril yaitu dengan mencuci dan memasukkan air panas ke dalam botol tersebut. Selama proses pembiakan berlangsung harus dilakukan pemeriksaan terhadap stater dengan tujuan agar terhindar dari kerusakan akibat kontaminasi yang dapat menggangu pertumbuhannya. Stater diinkubasi selama 7 hari dalam ruang inkubasi khusus pembiakan pada suhu 28 C – 32 C. Botol gelas yang digunakan harus dalam keadaan tertutup, dengan tujuan untuk menghindari terjadinya perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi aktivitas dari stater tersebut, sehingga stater memiliki aktivitas yang optimal dalam membentuk nata. Bila terbentuk lapisan putih pada permukaan medium dengan ketebalan yang cukup besar, maka stater dalam kondisi dan kualitas yang baik. Setelah proses inkubasi selama 7 hari, maka biakan tersebut dapat digunakan sebagai stater untuk pembuatan nata de coco.

5.4.4 Proses Pembuatan Nata De Coco

1 Penyaringan Proses penyaringan merupakan proses pembersihan terhadap air kelapa untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang berada dalam air kelapa agar tidak terbawa dalam proses selanjutnya. Proses ini menggunakan alat penyaringan, sehingga kotoran akan tertinggal pada permukaan alat penyaring. Air kelapa tersebut disaring sebelum dimasukkan ke dalam panci pemanasan, kemudian dilakukan proses selanjutnya. 50 2 Perebusan dan Pencampuran Proses perebusan dilakukan untuk membunuh semua mikroorganisme yang tidak diharapkan selama proses dan mempermudah proses pencampuran bahan penunjang. Caranya dengan merebus air kelapa dalam 4 buah panci perebus dengan kapasitas 120 liter per panci sampai suhu kurang lebih 100 C - 150 C selama satu jam. Pada proses ini juga dilakukan penyaringan terhadap busa yang dihasilkan selama proses pemanasan bahan berlangsung. Proses pencampuran dilakukan untuk mencampurkan air kelapa yang masih panas dengan gula sebanyak 2 persen bv, Amonium Sulfat sebanyak 2 persen bv dan asam asetat glasial sebanyak 1 persen vv untuk 120 liter air kelapa. Proses pencampuran ini disertai pengadukan agar bahan-bahan penunjang cepat larut dan bersatu dengan air kelapa tersebut. Penambahan gula bertujuan untuk menambah sumber karbon pada larutan dan penambahan Amonium Sulfat bertujuan untuk menambah sumber nitrogen pada larutan sehingga dapat merangsang pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Sedangkan fungsi dari penambahan Asam Asetat glasial adalah untuk pengaturan pH larutan agar kondisi larutan menjadi asam, dimana kondisi asam ini akan mengoptimalkan aktivitas dari bakteri Acetobacter xylinum. 3 Penyimpanan dalam Wadah Proses penyimpanan dalam wadah dilakukan dengan menuangkan larutan ke dalam nampan atau wadah sebanyak 1,5 liter untuk setiap nampan, sehingga diperoleh tinggi air kelapa pada nampan kurang lebih 1 cm - 1,5 cm. kemudian ditutup dengan kertas yang diberi penguat karet. Satu kali proses perebusan sebanyak 120 liter air kelapa perusahaan memerlukan 80 penampung, jadi jika dalam satu hari dilakukan 4 kali proses perebusan air kelapa maka perusahaan memerlukan 320 buah penampung. Proses penyimpanan ini dilakukan dengan menumpuk nampan tersebut pada rak kayu yang disusun secara teratur sebanyak 10 nampan setiap tumpukannya dan disimpan selama satu hari pada suhu kamar atau kondisi yang normal dengan tujuan untuk menurunkan suhu larutan. Perusahaan dalam satu hari memerlukan rak kayu sebanyak 4 buah. Satu rak kayu mampu menampung nampan sebanyak 100 buah. 51 4 Inokulasi Proses inokulasi adalah proses penambahan stater Acetobacter xylinum ke dalam masing-masing nampan yang berisis campuran air kelapa dan bahan penunjang yang telah disimpan selama satu hari tersebut. Proses ini dilakukan dengan cara membuka salah satu bagian ujung nampan yang ditutup dengan kertas serta menuangkan stater tersebut secara hati-hati dan perlahan-lahan sebanyak kurang lebih 10 persen volume larutan tersebut, kemudian nampan ditutup kembali dengan memberi penguat karet. 5 Inkubasi Proses inkubasi adalah menyimpan nampan berisi campuran air kelapa dengan bahan penunjang yang telah diberi stater pada rak inkubasi dengan tumpukan sebanyak 10 nampan. Perusahaan dalam satu harinya memerlukan rak kayu untuk inkubasi sebanyak 4 buah. Satu rak kayu mampu menampung nampan sebanyak 100 buah. Suhu ruangan inkubasi adalah 28 C - 32 C dan disimpan selama 7 hari. 6 Pemanenan Proses pemanenan bertujuan untuk memisahkan bagian atas yaitu lapisan nata yang berbentuk lempengan berwarna agak putih dan tebalnya kurang lebih 1 cm – 1,5 cm dengan bagian cairan yang ada di bawah lapisan nata tersebut. Proses ini dilakukan setelah 7 hari disimpan dalam ruang inkubasi, kemudian lapisan nata tersebut dimasukkan ke dalam bak penampung. 7 Pembersihan Proses pembersihan bertujuan untuk membersihkan semua kotoran pada lapisan bawah lempengan nata yang berupa lendir dan membersihkan warna dari lempengan agar warnanya menjadi lebih putih. Pembersihan dilakukan dengan air pencuci dan pisau pengerik. 8 Pembelahan Proses pembelahan bertujuan untuk membelah lempengan nata menjadi lempengan nata dengan ketebalan 1 cm. hal ini bertujuan untuk memperoleh lempengan nata yang mempunyai ketebalan yang seragam. Pada proses 52 pembelahan ini digunakan mesin pembelah dan setiap harinya perusahaan mengoperasikan mesin pembelah tersebut. 9 Pemotongan Proses pemotongan dilakukan untuk memotong lempengan nata menjadi bentuk-bentuk sesuai pesanan konsumen. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh nata yang seragam dan menarik. Pada proses pemotongan ini digunakan mesin pemotong dan setiap harinya perusahaan mengoperasikan mesin pemotong tersebut. 10 Pengepresan Proses pengepresan ini bertujuan untuk menghilangkan asam dan zat lainnya yang ada dalam nata de coco. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan nata ke dalam kantong plastik yang diikat pada bagian atasnya dengan tali pengikat kemudian ditumpuk pada rak pengempresan, sehingga asam dan zat lainnya akan keluar. 11 Perebusan Proses perebusan ini bertujuan untuk menghilangkan bau asam pada nata de coco. Hal ini dilakukan dengan memasukkan nata de coco ke dalam panci perebusan dan ditambahkan air bersih secukupnya. Dalam satu hari perusahaan memerlukan panci perebusan kurang lebih 2 buah dengan kapasitas 150 kilogram per panci. Proses perebusan dilakukan kurang lebih selama satu jam pada suhu 100 C - 105 C. 12 Perendaman Proses perendaman ini bertujuan untuk mengembalikan suhu nata de coco ke suhu normalnya. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan nata de coco yang sudah direbus ke dalam drum plastik dengan kapasitas 100 kilogram dan diberi air bersih. Dalam satu hari perusahaan memerlukan drum plastik kurang lebih 50 buah. 53 Gambar 5. Proses Pembuatan Nata De Coco Mentah pada PT Galuh Pratama Air Kelapa Kotoran Penyaringan Perebusan, Pencampuran T = 100 -105 C; t = 1 jam Inkubasi T = 28 -32 C; t = 7 hari Inokulasi Penyimpanan dalam botol T = 28 -32 C; t = 24 jam Pemanenan Pembersihan Nata De Coco Mentah Pembelahan Pemotongan Pengepresan Perebusan T = 100 -1050 C; t = 1 jam Perendaman Uap air dan busa Uap Air Asam Sisa Nata Air Kotor, Lendir As. Asetat glasial 1 vv, Amonium Sulfat 2 vv Air Bersih Biakan Acetobacter Xylinum 10 vv Sisa Nata Air Bersih Air Bersih 54

5.5 Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk serta jasa dengan sesama. PT Galuh Pratama memasarkan produknya ke perusahaan-perusahaan pengolahan nata de coco, jumlah produk yang disalurkan tergantung dari besarnya pesanan yang dilakukan. Perusahaan tersebut melakukan pemesanan secara kontinyu. 1. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan Kotler, 2002. Produk yang ditawarkan PT Galuh Pratama terdiri dari dua jenis nata de coco yaitu nata de coco mentah berbentuk kubus dan lembaran. 2. Harga Harga didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa Kotler, 2002. Harga yang ditawarkan oleh PT Galuh Pratama ditetapkan berdasarkan standar mark up pricing dimana harga yang ditetapkan atas dasar biaya produksi yang dinaikan berdasarkan persentase. Adapun harga untuk nata de coco mentah berbentuk kubus yaitu Rp 2.600,- per kilogram, sedangkan untuk nata de coco mentah berbentuk lembaran adalah Rp. 2.200,- per kilogram. 3. Distribusi Distribusi diartikan sebagai kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen. Lokasi penyaluran produk nata de coco mentah tersebut disalurkan ke wilayah Jabodetabek, Kudus, dan Cirebon. Proses pembelian produk nata de coco mentah PT Galuh Pratama dibagi menjadi dua yaitu pembelian yang didasarkan pesanan terlebuh dahulu serta pembelian langsung, dimana pembelian langsung datang ke perusahaan untuk membeli produk. Proses pengiriman produk merupakan tanggungan yang diberikan langsung pada pemesan dan perusahaan hanya menjual dengan harga tanpa adanya tambahan biaya pengiriman 55 4. Promosi Promosi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya kepada calon pelanggan. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu promosi langsung dengan cara mendatangi usaha-usaha pembuatan manisan nata de coco. Selain itu promosi juga dilakukan dengan cara penyampaian informasi dari mulut ke mulut, informasi tersebut diantara para pengusaha manisan nata de coco.

5.6 Penanganan Limbah