Kombinasi Produksi Optimal Program Linear

21 2. Minimisasi, yaitu untuk menghasilkan tingkat output tertentu dengan menggunakan masukan biaya yang paling minimal. Menurut Nicholson 2001, secara ekonomi tujuan utama perusahaan diasumsikan sebagai maksimisasi nilai perusahaan atau memaksimumkan laba. Berdasarkan pendekatan holistik, maka tujuan tersebut merupakan tujuan satu- satunya yang ingin dicapai perusahaan. Perusahaan akan memilih kombinasi input yang terbaik dari tingkat output yang menguntungkan, sehingga perusahaan akan berusaha membuat perbedaan yang sebesar-besarnya antara biaya produksi dengan penerimaan total.

3.1.3 Kombinasi Produksi Optimal

Penentuan kombinasi produksi optimal untuk memperoleh keuntungan maksimum yang dapat dijelas melalui kurva kemungkinan produksi dan garis isorevenue. Kurva kemungkinan produksi mengungkapkan tiga konsep yaitu, kelangkaan scarcity, pilihan choise, dan opportunity cost. Kelangkaan ditunjukkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas. Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih berbagai titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas. Opportunity cost merupakan keputusan memproduksi satu barang lebih sedikit agar dapat memproduksi barang lain dalam jumlah yang banyak. Kurva kemungkinan produksi disebut juga isoquant karena masing-masing titik dalam kurva menunjukkan kombinasi input yang akan menghasilkan output dalam jumlah yang sama. Garis isoquant merupakan garis yang menunjukkan kombinasi output yang dapat dijual perusahaan yang akan memberikan penerimaan tertentu. Pada Gambar 2 dapat dilihat kurva kemungkinan produksi untuk produk X dan Y yang ditunjukkan oleh daerah OAEB. Garis isorevenue ditunjukkan oleh garis TR 1 dan TR 2 . Kombinasi produksi optimal diperoleh pada saat kurva kemungkinan produksi di titik E sebesar d untuk barang X dan sebesar c untuk barang Y. Pada titik ini total penerimaan yang diterima perusahaan sudah maksimal yaitu sebesar TR 2 . Jika kombinasi produksi pada titik a dan b, maka penerimaan perusahaan tidak maksimal sebesar TR 1 Lipsey, 1995. 22 Gambar 2. Kombinasi Output Sumber : Lipsey, 1995

3.1.4 Program Linear

Linear programming adalah salah satu pendekatan matematik yang paling sering dipergunakan dan ditetapkan dalam keputusan-keputusan manajerial. Tujuan dari penggunaan LP adalah untuk menyusun suatu model yang dapat dipergunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam menentukan alokasi dari sumberdaya perusahaan keberbagai alternatif Muslich, 2009. Linear programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Linear programming mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sesuatu hasil yang optimal yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu yang paling baik Subagyo, 1983. Dalam memecahkan masalah LP menggunakan model matematis yang berarti bahwa semua fungsi-fungsi matematis yang disajikan dalam model haruslah fungsi- fungsi linear. Linear programming adalah sebuah alat deterministik yang berarti bahwa semua parameter model diasumsikan diketahui dengan pasti. Tetapi, dalam kehidupan nyata jarang seseorang menghadapi masalah dimana terdapat kepastian a E c A TR 1 b Isorevenue Batas Kemungkinan TR 2 X Y d B 23 sesungguhnya. Teknik LP mengkompensasikan kekurangan ini dengan memberikan analisis pasca-optimum dan analisis parametrik yang sistematis untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang bersangkutan untuk menguji sensitivitas pemecahan optimum yang statis terhadap perubahan diskrit atau kontinyu dalam berbagai parameter dari model tersebut Taha, 1996. Persoalan dalam program linear berusaha untuk mencari pemecahan optimal di dalam batasan sumberdaya yang ada pada suatu perusahaan. Sebuah perusahaan yang cukup besar akan berhadapan dengan batasan, baik berupa batasan dari input tertentu, batasan kapasitas, batasan berupa modal kerja, penyimpanan, permintaan, jam kerja mesin, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Penggunaan program linear didasari oleh berbagai asumsi, untuk memudahkan perumusan model tanpa mengurangi kedekatannya dengan keadaan nyata atau sebenarnya. Asumsi-asumsi yang digunakan, yaitu Subagyo 1983 : 1. Proporsionalitas Asumsi ini berarti naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. 2. Aditivitas Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi atau dalam LP dianggap bahwa kenaikan dari nilai tujuan yang diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain. 3. Divisibilitas Asumsi ini menyatakan bahwa keluaran yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan. 4. Deterministik Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model program linear dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun jarang dengan tepat. Sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman, program linear mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan Soekartawi, 1991. Kelebihan linear programming antara lain : 24 1. Fungsi tujuan yang dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia. 2. Dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber yang optimal dapat dicapai. Disamping mempunyai keunggulan, penggunaan program linear juga memiliki keterbatasan atau kekurangan antara lain : 1. Terbatas hanya pada satu fungsi tujuan padahal dalam kenyataannya perencanaan perusahan mungkin dihadapkan pada lebih dari satu fungsi tujuan. 2. Penggunaan fungsi linearitas karena dalam kenyataannya kadang-kadang asumsi tidak terpenuhi. 3. Program linear hanya mampu merumuskan cara terbaik tentang penggunaan sumberdaya pada kondisi tertentu sehingga tidak banyak membantu pengambilan keputusan pada kondisi yang berubah-ubah. Pada program linear terdapat dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan menggambarkan sasaran pada permasalahan prorgam linear dan berkaitan dengan pengaturan sumberdaya untuk mencapai keuntungan maksimal dan biaya yang minimal. Biasanya fungsi tujuan dinyatakan atau disimbolkan sebagai Z. Fungsi kendala adalah bentuk matematik dari kendala-kendala yang akan dialokasikan secara optimal pada berbagai aktivitas. Menurut Subagyo 1983, model matematik program linear dalam bentuk standar dirumuskan sebagai berikut Maksimisasi atau minimisasi Z = C 1 X 1 + C 2 X 2 + .... + C n X n Fungsi tujuan harus memenuhi kendala-kendala atau syarat-syarat ikatan sebagai berikut : a 11 + a 12 X 2 + .... + a 1n X n ≤; =; atau ≥ b 1 a 12 + a 22 X 2 + .... + a 2n X n ≤; =; atau ≥ b 2 - - - - - - - - - - a m1 X1 + am 2 X 2 + .... + a mn X n ≤; =; atau ≥ b m Dan X 1 ≥ 0, X 2 ≥ ....., X n ≥ 0 25 Keterangan : Z = Fungsi Tujuan C n = koefisien peubah pengambilan keputusan ke-n dalam fungsi tujuan X n = peubah pengambilan keputusan atau kegiatan ke-n tingkat kegiatan a mn = koefisien teknis dalam kendala ke-m pada aktivitas ke-n b m = sumberdaya yang terbatas konstanta dari kendala ke-m

3.1.5 Analisis Primal dan Dual