Penelitan Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

12 yang lebih tinggi, c. meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk, d. memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk. Dalam olahan air kelapa dalam jumlah besar hasil samping industri pembuatan kopra dan desiccated coconut yang dibuang begitu saja ke dalam tanah akan terbentuk asam yang akan menurunkan pH tanah, yang akhirnya menggangu pertumbuhan tanaman sekitar dan menimbulkan bau. Dalam air kelapa cukup banyak mengandung zat –zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Komposisi air kelapa antara lain karbohidrat sukrosa, glukosa, fruktosa dan sorbitol mineral K, Na, Mg, P, Cl, Fe dan Cu, protein asam –asam amino essencial dan vitamin B dan C. Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan “nata de coco “, yaitu jenis makanan berbentuk seperti gelatin yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco dihidangkan setelah dimasak dalam sirup kental, sering disajikan bersama campuran es buah. Dalam proses fermentasi nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Enzim yang dihasilkan bakteri nata de coco mengubah gula yang terkandung dalam air kelapa menjadi lembaran-lembaran serat selulosa. Lembaran-lembaran selulosa itu kemudian menjadi padat dan berwarna putih bening yang dinamakan nata. Produk olahan kelapa untuk nata de coco merupakan bahan pangan yang makin diminati masyarakat, bukan hanya dalam negeri saja, tetapi pangsa pasar luar negeri semakin terbuka lebar. Peluang pasar nata de coco tidak hanya terbatas pada pasar domestik, karena prospek ekspor juga sangat terbuka luas, dan bahkan dapat menjadi komoditas andalan Indonesia kalau berhasil dikembangkan, karena Indonesia terkenal dengan negeri berbagai Pulau Kelapa. Untuk mengembangkan menuju pangsa pasar ekspor diperlukan peningkatan kualitas Nata De Coco dan ketersediaan jumlah barang sesuai permintaan pasar ekspor.

2.3 Penelitan Terdahulu

Linear Programming merupakan model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing- masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas. 13 Secara sederhana, dapat diambil contoh bagian produksi suatu perusahaan yang dihadapkan pada masalah penentuan tingkat produksi masing-masing jenis produk dengan memperhatikan batasan faktor-faktor produksi: mesin, tenaga kerja, bahan mentah, dan sebagainya untuk memperoleh tingkat keuntungan maksimal atau biaya yang minimal. Marety 2005 melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Produksi Nata de coco pada PT Fits Mandiri. Metode analisis yang digunakan yaitu Linear Programming dengan bantuan software LINDO. Minuman nata de coco yang dihasilkan oleh perusahaan terdiri dari dua jenis yaitu dalam bentuk kubus dan slice. Kondisi optimal yang dapat dihasilkan sebanyak 200.000 unit dengan kombinasi 27.200 cup untuk nata de coco bentuk kubus dan 172.800 untuk nata de coco bentuk slice. Keuntungan optimal yang didapatkan sebesar Rp 34.052.000 sedangkan keuntungan pada kondisi aktual sebesar Rp 29.768.428,- dan selisish antara produksi optimal dan aktual sebesar Rp 4.283.571,-. Siregar 2008 melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis optimalisasi tingkat produksi ayam pedaging, menganalisis optimalisasi penggunaan input-input produksi ayam ras pedaging agar dapat mencapai kondisi optimal, menganalisis perubahan harga jual ayam ras pedaging dan penggunaan pakan terhadap solusi optimal. Penelitian menggunakan metode optimalisasi dengan alat berupa program LINDO. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program LINDO, keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal sebesar Rp 620.328.900,-, sedangkan keuntungan yang diperoleh HHF pada kondisi aktual selama tujuh periode Rp 521.909.446,-. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan input- input produksi di empat lokasi kandang ayam yang terdapat pada HHF belum optimal karena keuntungan total yang diterima masih dapat ditingkatkan. Besar keuntungan tersebut Rp 98.419.454,- atau sebesar 15,87 persen dari keuntungan yang diperoleh selama periode penelitian. 14 Pada penelitian ini kendala aktif yang sebaiknya tidak perlu ditambah ketersediaannya adalah penggunaan OVD, gas LPG. Sebaiknya kendala aktif yang sebaiknya ditambah adalah kendala penggunaan lahan dan kandang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan HHF sebaiknya melakukan alokasi penggunaan input-input produksi secara optimal dengan meningkatkan efisiensi, terutama penggunaan pakan dan DOC. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan manajemen pemberian pakan yang tepat dan bekerjasama dengan perusahaan breeder yang mempunyai record baik. Novendra 2009 melakukan penelitian yang berjudul Optimalisasi Produksi Aneka Minuman Nata de coco di PT Amico Bekasi. Tujuan penelitian yaitu menentukan tingkat kombinasi produksi optimal produk pada PT Amico, mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh PT Amico, menganalisis perubahan-perubahan sensitivitas yang dilakukan terhadap koefisien fungsi tujuan dan ketersediaan sumberdaya perusahaan yang dapat diterapkan tanpa mengubah solusi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data secara kuantitatif yaitu data diperoleh secara manual kemudian ditabulasikan menurut aktivitas-aktivitas dan dimasukkan dalam program linear. Program Linear Interactive Discrete Optimizer LINDO membantu menyusun suatu persamaan fungsi tujuan dan pertidaksamaan fungsi kendala. Analisis kualitatif berguna dalam menjelaskan data hasil olahan secara deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah analisis primal, dual, dan sensitivitas. PT Amico memproduksi 3 jenis produk aneka minuman coco yaitu es campur, amicoco, dan buble. Berdasarkan perumusan fungsi tujuan keuntungan setiap produk dari ketiga jenis produk yang didapatkan dari penerimaan penjualan. Keuntungan yang dimaksud adalah selisih antara harga jual dengan HPP. Berdasarkan fungsi kendala meliputi pemanis, gula pasir, asam, benzoat, garam, aroma, bolo, selasih, mesin, jam tenaga kerja produksi, dan permintaan pasar. Pada hasil analisis optimal primal, pada kondisi aptimal terjadi peningkatan produksi produk yaitu amicoco, buble medium dan buble 48, dan terjadi penurunan pada jenis es campur medium dan es campur 48. Pada kondisi 15 optimal produksi yang sebaiknya ditingkatkan adalah amicoco dan buble sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Berdasarkan analisis optimal dual, pemanis, gula pasir, asam, benzoat, garam, aroma, bolo, selasih, dan jam kerja produksi termasuk kendala tidak aktif sehingga dengan bertambahnya atau berkurangnya jumlah tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan. Mesin dan permintaan pasar termasuk kendala aktif artinya dengan bertambah atau berkurangnya objek tersebut dapat mempengaruhi keuntungan dan produksi. Harahap 2009 melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Usaha Produksi Kelinci di Istana Rabbit Kampung Dumpit, Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi tingkat produksi kelinci yang dihadapi Istana Rabbit, menganalisis optimalisasi penggunaan input-input produksi kelinci agar dapat mencapai kondisi optimal dan menganalisis perubahan harga jual kelinci. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis optimalisasi produksi dengan menggunakan program LINDO. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan LINDO, tingkat keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal sebesar Rp 8.336.005,-, sedangkan keuntungan yang diperoleh Istana Rabbit pada kondisi aktual sebesar Rp 4.931.500,-. dari hasil tersebut penggunaan input belum optimal karena keuntungan total yang diterima masih dapat ditingkatkan. Besar keuntungan tersebut sebesar Rp 3.404.500,- atau sebesar 59,15 persen dari keuntungan yang diperoleh selama periode penerimaan. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya melakukan alokasi penggunaan input-input produksi secara optimal dengan meningkatkan efisiensi, terutama memperhatikan manajemen pemberian pakan dan bibit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan manajemen pemberian pakan yang tepat. Nasrun 2009 melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Produksi Nata de coco Mentah Pada PD Risna Sari Kabupaten Cianjur. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat kombinasi produksi optimal nata de coco mentah pada PD Risna Sari, mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh PD Risna Sari untuk mencapai kondisi optimalnya, menganalisis bagaimana perubahan- perubahan yang dilakukan terhadap ketersediaan sumberdaya dan harga jual 16 perusahaan dapat diterapkan tanpa mengubah kondisi optimal, mengetahui faktor kendala yang menjadi pembatas bagi perusahaan dalam mencapai kondisi optimal, menganalisis bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap biaya dan penjualan perusahaan terhadap produksi, sumberdaya dan keuntungan perusahaan. Model yang digunakan dalam penelitian yaitu linear programming dengan bantuan pengolahan data LINDO. Pada usaha ini variabel keputusan terdapat pada model menunjukkan aktivitas produksi dari setiap jenis produk nata de coco mentah. variabel yang terbentuk terdiri dari dua variabel keputusan. Fungsi tujuan merupakan keuntungan per kilogram dari masing-masing nata de coco sedangkan kendala terdiri kendala bahan baku air kelapa, kendala bahan baku penolong cuka taiwan, gula pasir, kendala jam kerja tenaga kerja langsung, jam kerja mesin pemotong, dan target produksi untuk masing-masing produk. Hasil analisis menunjukkan bahwa keuntungan optimal yang akan diperoleh sebesar Rp 161.146.578,- sedangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan pada kondisi aktual sebesar Rp 153.371.340,-. Sumberdaya yang berlebih pada kondisi optimal adalah air kelapa, cuka Taiwan dan gula pasir dengan nilai sebesar nilai tertentu, sedangkan sumberdaya lain seperti jam kerja tenaga kerja langsung dan jam kerja mesin pemotong nata telah habis terpakai. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yaitu pada tempat penelitian dan beberapa jenis komoditinya. Pada penelitian terdahulu banyak yang menggunakan alat analisis Linear Programming dengan menggunakan program LINDO. Sedangkan alat analisis yang digunakan pada penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yaitu Linear Programming dengan menggunakan program LINDO. 17 Tabel 7 . Beberapa Penelitian Terdahulu yang Relevan Peneliti Tahun Judul Metode Analisis Marety 2005 Optimalisasi Produksi Nata de coco pada PT Fits Mandiri Linear Programming dengan menggunakan program LINDO Siregar 2008 Optimalisasi Usaha Produksi Ayam Ras Pedaging Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor Linear Programming dengan menggunakan program LINDO Novendra 2009 Optimalisasi Produksi Aneka Minuman Nata de coco di PT Amico Bekasi Linear Programming dengan menggunakan program LINDO Harahap 2009 Optimalisasi Usaha Produksi Kelinci di Istana Rabbit Kampung Dumpit, Kabupaten Bogor Linear Programming dengan menggunakan program LINDO Nasrun 2009 Optimalisasi Produksi Nata de coco Mentah Pada PD Risna Sari Kabupaten Cianjur Linear Programming dengan menggunakan program LINDO 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN