23 a.
NPM
X
P
X
1; artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai kondisi yang efisien maka penggunaan input X perlu ditambah.
b. NPM
X
P
X
1; artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk mencapai kondisi yang efisien maka penggunaan input X perlu dikurangi.
Efisiensi adalah suatu pengalokasian sejumlah barang dalam jumlah tertentu dalam suatu ekonomi pertukaran disebut efisien jika lewat realokasi
barang-barang tidak ada seorang individu pun dapat memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan individu lain. Jadi suatu pengalokasian disebut
efisien jika kondisi-kondisi secara jelas dan pasti unumbiguosly tidak dapat dibuat lebih baik lagi Nicholson, 1999.
Menurut Mubyarto 1986, efisiensi produk adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari suatu kesatuan faktor produksi input.
Jika efiseinsi fisik ini dinilai dengan uang maka dinamakan efisiensi ekonomi. Apabila hasil penerimaan bersih usaha tani besar maka hal ini mencerminkan
rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya. Semakin tinggi rasio, berarti usaha tani semakin efisien.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Tingkat efisiensi proses produksi suatu peternak dapat dianalisis dengan melakukan perbandingan antara peternak mandiri dan peternak plasma. Peternak
mandiri adalah peternak yang melakukan kegiatan usaha ternaknya dengan modal, manajemen, dan biaya sendiri, sedangkan peternak plasma adalah peternak yang
melakukan kerjasama kemitraan dengan suatu perusahaan atau poultry shop. Kemitraan yang yang umum dilakukan adalah dalam bentuk pemberian sarana
24 produksi peternakan seperti DOC, pakan, dan obat-obatan oleh perusahaan inti,
sedangkan peternak plasma menyediakan tempat dan tenaga kerja. Fokus kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada peternak mandiri dan
plasma secara umum dibagi menjadi dua bagian utama yaitu, melihat faktor yang memengaruhi produksi usahaternak ayam ras pedaging dan mempelajari sudah
efisien atau belum penggunaan faktor produksi peternak. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi usaha ternak ayam ras pedaging
yaitu, bibit, pakan, tenaga kerja, mortalitas, kepadatan kandang, obat-obatan, dan pemanas. Melalui faktor-faktor tersebut, secara teknis akan dapat dilihat
kecenderungan peternak didalam menggunakan input produksi untuk menghasilkan produksi yang diharapkan.
Tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha pemeliharaan ayam ras pedaging dapat diketahui dengan melakukan analisis
produksi pendugaan, pengujian, dan pemilihan model fungsi produksi dan analisis efisiensi teknis. Setelah melakukan hal tersebut, maka dapat ditentukan
efisiensi faktor produksi dan kombinasi optimal Gambar 2.
25
Gambar 2. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Penelitian Peternak
Mandiri Peternak
Plasma
Analisis Fungsi
Produksi Analisis
Efisiensi Ekonomis
Analisis Fungsi
Produksi Analisis
Efisiensi Ekonomis
Perbandingan Peternak
Manfaat Analisis Fungsi Produksi dan Efisiensi
Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada peternak ayam ras pedaging dengan pola mandiri dan plasma di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara tertuju purposive dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan salah satu sentra produksi ayam
ras pedaging terbesar di Kabupaten Bogor setelah Kecamatan Gunung Sindur. Kegiatan penelitian dilaksanakan sekitar empat bulan yaitu, mulai dari bulan
Februari sampai dengan Juni 2012.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara
langsung dengan pihak peternak yang bersangkutan di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dengan dengan penelitian
ini seperti Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, UPT Kecamatan Pamijahan, perpustakaan, internet, dan
penelitian terdahulu yang terkait.
4.3. Metode Pengambilan
Sample
Pemilihan responden sample peternak mandiri diambil secara purposive, yaitu dengan melihat data daftar peternak mandiri yang diperoleh dari Unit Pelaksana
Teknis UPT Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Metode ini dilakukan karena berdasarkan data yang diperoleh, peternak ayam ras pedaging yang berpola
mandiri hanya terdapat 27 peternak, oleh karena itu perlu dilakukan metode