Total Peternak Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahaternak

V1. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahaternak

Ayam Ras Pedaging Model fungsi produksi yang diajukan dalam penelitian ini adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas yang diaplikasikan pada peternak mandiri dan peternak mitra. Faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menduga fungsi produksi ayam ras pedaging yaitu pakan X 1 , tenaga kerja X 2 , mortalitas X 3 , kerapatan kandang X 4 , obat-obatan X 5 , dan pemanas X 6 . Pengujian parameter dilakukan pada α 20 persen.

6.1.1. Total Peternak

Fungsi produksi berikut diperoleh berdasarkan hasil regresi dari total peternak usahaternak yang berada di wilayah Kecamatan Pamijahan. Dalam fungsi produksi ini terdapat dummy pola usaha yang membedakan antara masing- masing peternak, yaitu 0 peternak mandiri, dan 1 untuk peternak plasma. Berdasarkan Tabel 4 terlihat nilai R-Sq Koefisien determinasi sebesar 99,1 persen. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 99,1 persen variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen pada taraf nyata 20 persen. Sedangkan sebesar 0,9 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Nilai probabilitas pada uji F- hitung sebesar 0,000 dimana nilai tersebut kurang dari α 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen pakan, tenaga kerja, mortalitas, kepadatan kandang, vaksin, pemanas, serta dummy pola usaha berpengaruh nyata secara bersama- sama terhadap produksi usahaternak pada α 20 persen. Setelah dilakukan pengolahan dengan menggunakan software Minitab, diperoleh pendugaan fungsi produksi ayam ras pedaging sebagai berikut: 42 Ln Y = 1,60 + 0,465 Ln X 1 + 0,0196 Ln X 2 + 0,0271 Ln X 3 – 0,0488 Ln X 4 + 0,539 Ln X 5 – 0,0321 Ln X 6 + 0,0717 D ................................................ 6.1 Tabel 4. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Usahaternak Peternak Keseluruhan di Kecamatan Pamijahan Variabel Koefisien Standar Error T-hitung Peluang VIF Konstanta 1,60 0,3854 4,16 0,000 Pakan X 1 0,465 0,0823 5,64 0,000 50,9 Tenaga Kerja X 2 0,0196 0,0513 0,38 0,703 4,7 Mortalitas X 3 0,0271 0,0037 0,73 0,466 1,1 Kepadatan Kandang X 4 -0,0488 0,0676 -0,72 0,473 1,2 Vaksin X 5 0,539 0,1061 5,08 0,000 79,9 Pemanas X 6 -0,0321 0,0731 -0,44 0,662 43,8 Dummy 0,0717 0,0228 3,14 0,003 1,5 R-Sq = 99,1 R-Sq adj = 99,0 DW = 1,59169 Sumber: Data Primer Diolah, 2012. Keterangan: Nyata pada α 5 persen Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa pakan, vaksin, dan dummy tipe peternak berpengaruh nyata pada taraf 5 persen. Namun nilai VIF untuk pakan, obat-obatan, dan pemanas sangat tinggi lebih dari 10 yaitu sebesar 50,9 untuk pakan, 79,9 untuk vaksin, dan 43,8 untuk pemanas. Hal tersebut merupakan salah satu indikasi terjadi multikolinearitas antar peubah bebas. Sehubungan dengan terjadinya multikolinearitas tersebut, maka dilakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan respesifikasi data yaitu dengan cara membagi variabel X 5 vaksin dengan X 6 pemanas yang mempunyai nilai VIF lebih dari 10 menjadi variabel baru X 5 r. Berdasarkan hasil respesifikasi yang telah dilakukan, maka persamaan fungsi produksi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ln Y = - 0,207 + 0,901 Ln X 1 + 0,140 Ln X 2 – 0,0023 Ln X 3 + 0,102 Ln X 4 + 0,108 Ln X 5 r + 0,119 D .......................................................................... 6.2 43 Tabel 5. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Usahaternak Peternak Keseluruhan Setelah Respesifikasi di Kecamatan Pamijahan Variabel Koefisien Standar Error T-hitung Peluang VIF Konstanta -0,2065 0,2411 -0,85 0,401 Pakan X 1 0,901 0,0279 32,28 0,000 3,9 Tenaga Kerja X 2 0,140 0,0561 2,50 0,015 3,8 Mortalitas X 3 -0,0023 0,0442 -0,05 0,958 11 Kepadatan Kandang X 4 0,102 0,0749 1,36 0,177 1,0 Vaksin Pemanas X 5 r 0,108 0,0870 1,24 0,220 1,5 Dummy 0,0717 0,0256 4,65 0,000 1,3 R-Sq = 98,7 R-Sq adj = 98,6 DW = 1,69800 Sumber: Data Primer Diolah, 2012. Keterangan: Nyata pada α 5 persen Nyata pada α 20 persen Nilai T-hitung dari Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel pakan, tenaga kerja, dan dummy pola usaha berpengaruh nyata pada α 5 persen, sedangkan kepadatan kandang berpengaruh nyata pada α 20 persen. Variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap model adalah variabel mortalitas dan respesifikasi antara vaksin dan pemanas memiliki arti bahwa pengaruh variabel tersebut memiliki pengaruh kecil terhadap turun naiknya produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas produksi Σbi yang didapat dari model adalah sebesar 1,249. Artinya bahwa fungsi produksi berada pada daerah increasing return dimana, setiap proporsi penambahan input akan menghasilkan output dengan proporsi lebih besar. Peningkatan input sebesar satu persen akan menghasilkan output sebesar 1,249 persen. Daerah increasing ini menggambarkan bahwa belum tercapai produksi optimum dan keuntungan maksimum, sehingga peningkatan penggunaan input produksi masih dapat dilakukan. Penggunaan pakan berpengaruh positif pada produksi usahaternak ayam ras pedaging dan berpengaruh nyata pada α 5 persen, artinya setiap peningkatan penggunaan pakan dalam proses produksi akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas pakan dalam fungsi produksi 44 usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,901 yang artinya setiap peningkatan pakan sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah produksi usahaternak sebesar 0,901 persen, ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan bes aran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1, yang menggambarkan bahwa penggunaan pakan berada dalam daerah rasional. Hal ini menunjukkan penggunaan pakan masih dapat dilakukan penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Penggunaan tenaga kerja berpengaruh positif pada produksi usahaternak ayam ras pedaging dan nyata pada α 5 persen, artinya setiap peningkatan penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas tenaga kerja dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,140 yang artinya setiap peningkatan tenaga kerja sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah produksi usahaternak sebesar 0,140 persen, ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1, yang menggambarkan bahwa penggunaan tenaga kerja berada dalam daerah rasional. Hal ini menunjukkan penggunaan tenaga kerja masih dapat dilakukan penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Mortalitas berpengarh negatif terhadap produksi usahaternak ayam ras pedaging dan tidak berpengaruh nyata pada α 20 persen, artinya setiap peningkatan mortalitas dalam proses produksi tidak akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas mortalitas dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar -0,0023. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang negatif dan berada pada nilai lebih kecil dari nol 45 Ep 0, yang menggambarkan mortalitas berada pada daerah irasional. Hal ini menunjukkan mortalitas sebaiknya dikurangi untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Diduga tidak nyatanya variabel karena mortalitas yang terjadi tidak begitu besar sehingga tidak berpengaruh nyata terhadap total produksi ayam ras pedaging. Kepadatan kandang berpengaruh positif pada produksi usahaternak ayam ras pedaging dan nyata pada α 20 persen, artinya setiap peningkatan kepadatan kandang dalam proses produksi akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas kepadatan kandang dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,102 yang artinya setiap peningkatan kepadatan kandang sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah produksi usahaternak sebesar 0,102 persen, ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1, yang menggambarkan bahwa kepadatan kandang berada dalam daerah rasional. Hal ini menunjukkan kepadatan kandang masih dapat dilakukan penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Respesifikasi antara vaksin dan pemanas berpengaruh positif terhadap produksi usahaternak ayam ras pedaging dan tidak berpengaru h nyata pada α 20 persen, artinya setiap peningkatan respesifikasi antara vaksin dan pemanas dalam proses produksi tidak akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas respesifikasi antara vaksin dan pemanas dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,108. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1, yang menggambarkan respesifikasi antara vaksin dan pemanas berada pada daerah 46 rasional. Hal ini menunjukkan respesifikasi antara vaksin dan pemanas masih dapat dilakukan penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Diduga tidak nyatanya variabel karena respesifikasi antara vaksin dan pemanas tidak berpengaruh terlalu besar terhadap total produksi ayam ras pedaging. Dummy tipe peternak berpengaruh positif terhadap produksi usahaternak ayam ras pedaging dan berpengaruh nyata pada α 5 persen. Nilai elastisitas dummy tipe peternak dalam fungsi produksi adalah sebesar 0,119, artinya terdapat perbedaan hasil produksi antara peternak mandiri dan peternak plasma sebesar 0.119 persen dalam masa satu periode produksi. Uji multikolinieritas dilakukan untuk memastikan tidak adanya hubungan linier antar variabel independen. Nilai VIF yang terdapat pada Tabel 5 untuk analisis faktor-faktor produksi usahaternak ayam ras pedaging berkisar antara 1,0 sampai 3,9 yang berarti bahwa pendugaan model yang diperoleh tidak menunjukkan adanya multikolinieritas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk memastikan varian unsur ganggauan adalah konstan, tidak tergantung pada nilai dalam varian yang menjelaskan. Model regresi dikatakan memenuhi asumsi homokedastisitas, jika sebaran titik-titik pada scatterplot tidak membentuk pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Gambar pada lampiran 13 memperlihatkan bahwa sebaran titik-titik pada scatterplot tidak membentuk pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pada persamaan regresi tersebut memenuhi asumsi homokedastisitas sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. 47 Uji kenormalan pada model dilakukan dengan menggunakan Kolmogorv- Smirnov. Model regresi dikatakan menyebar secara normal apabila nilai dari KS hitung lebih kecil dari KS tabel. Berdasarkan lampiran 14 diperoleh KS hitung sebesar 0,064, nilai tersebut lebih kecil dari nilai KS tabel yaitu sebesar 0,126. Hal tersebut menunjukkan bahwa model tersebut telah memenuhi asumsi kenormalan dan data menyebar normal.

6.1.2. Peternak Mandiri dan Peternak Plasma