III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Fungsi Produksi
Mubyarto 1989 mendefiniskan fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik output dengan faktor
produksi input. Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi dinyatakan sebagai berikut:
Y = f X
1
,X
2
,X
3
, ... , X
n
............................................................................. 3.1 Dimana:
Y = Hasil produksi fisik
X
1
,X
2
,..., X
n
= Faktor-faktor produksi Faktor-faktor yang digunakan dalam proses produksi dapat dibedakan
dalam dua jenis, yaitu: 1 faktor yang sifatnya tidak habis dalam satu proses produksi yang dinamakan faktor produksi tetap, seperti tanah dan bangunan; 2
faktor produksi yang sifatnya habis dipakai dalam satu proses produksi yang dinamakan faktor produksi variabel, seperti pakan, pupuk, dan obat-obatan. Selain
itu faktor produksi yang digunakan dalam usahatani dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1 dapat dikuasai petani, seperti luas tanah, pupuk, jumlah pakan, obat-
obatan, tenaga kerja, dan lainnya; 2 yang tidak dapat dikuasai oleh petani, seperti iklim dan penyakit.
Bentuk fungsi produksi dipengaruhi oleh hukum ekonomi produksi yaitu Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang The Law of Deminishing
Return. Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang mempunyai pengertian
19 bahwa jika faktor produksi variabel terus-menerus ditambah dalam suatu proses
produksi sedangkan faktor produksi lainnya tetap, maka tambahan jumlah produksi per satuan input akan menurun. Hukum ini akan menggambarkan adanya
kenaikan hasil yang menurun dalam kurva fungsi produksi Soekartawi, 1986. Fungsi produksi menggambarkan transformasi sejumlah faktor produksi
dalam jumlah produksi yang dihasilkan, sedangkan untuk mengetahui efisiensi dapat dilihat elastisitas produksinya. Elastisitas produksi merupakan presentase
perubahan dari produk yang dihasilkan sebagai akibat presentase perubahan yang digunakan. Berdasarkan nilai elastisitas produksi, fungsi produksi dibagi atas tiga
daerah dengan elastisitas produksi yang lebih besar dari satu daerah I, antara nol dan satu daerah II, dan lebih kecil dari nol daerah III dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Daerah-Daerah Produksi dan Elastisitas Produksi
20 Keterangan:
PT = Produk Total
PM = Produk Marjinal
PR = Produk Rata-Rata
Daerah produksi I daerah irrational mempunyai nilai elastistas produksi lebih dari satu, yang berarti penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan
menyebabkan penambahan produksi lebih besar dari satu persen. Keuntungan maksimum belum tercapai karena produksi masih dapat diperbesar dengan
penggunaan faktor produksi yang lebih banyak. Daerah II dalam kurva fungsi produksi memiliki nilai elastisitas produksi
antara nol dan satu. Artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan menyebabkan penambahan produksi paling tinggi satu persen dan
paling rendah nol. Pada suatu tingkat penggunaan faktor produksi tertentu di dalam daerah ini tergantung harga faktor produksi dan harga produk akan
tercapai keuntungan maksimum, sehingga daerah ini disebut daerah rasional. Daerah III mempunyai elastisitas produksi lebih kecil dari nol, artinya
setiap penambahan faktor-faktor produksi akan menyebabkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan. Daerah produksi ini mencerminkan penggunaan faktor-
faktor produksi yang tidak efisien, sehingga daerah ini disebut daerah irrational.
3.1.2. Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas