Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

66 hitung lebih kecil dari KS tabel. Berdasarkan lampiran 14 diperoleh KS hitung sebesar 0,075, nilai tersebut lebih kecil dari nilai KS tabel yaitu sebesar 0,165. Hal tersebut menunjukkan bahwa model tersebut telah memenuhi asumsi kenormalan dan data menyebar normal.

6.2. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Usahaternak Ayam Ras Pedaging Tingkat efisiensi ekonomi dari faktor-faktor produksi dapat dilihat dari rasio Nilai Produk Marjinal NPM dengan Biaya Korbanan Marjinal BKM. Faktor-faktor produksi yang dapat dianalisis adalah faktor-faktor produksi yang bersifat fisik dan dapat dinilai dengan rupiah. Penggunaan faktor produksi yang optimal dan telah mencapai keuntungan yang maksimum yaitu ketika rasio antara NPM dan BKM sama dengan satu. Pada kondisi tersebut usahaternak ayam ras pedaging dapat dikatakan efisien secara ekonomi. Pada Tabel 10 dapat dilihat kondisi efisiensi produksi usahaternak ayam ras pedaging dari total peternak yang ada di Kecamatan Pamijahan, dimana produksi rata-rata sebesar 10.125,71 kg periode produksi dan harga produk yang berlaku untuk kedua peternak adalah Rp 14.115 kg. Rasio NPM dan BKM dari total peternak yang berada di wilayah Pamijahan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rasio NPM-BKM Usahaternak Peternak Keseluruhan di Kecamatan Pamijahan Variabel Input Rata-Rata Koef. NPM BKM NPM BKM Input Optimal Pakan Kg 16.765,36 0,882 7618,07 5.863 1,30 21318,21 Tenaga Kerja HKP 27,71 0,202 923477 1.364.052 0,89 21,48 Sumber: Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa pakan memiliki nilai NPM sebesar 7.618,07. Ini berarti setiap penambahan 1 kg pakan akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 7.618,07dengan biaya tambahan 67 yang dikeluarkan sebesar Rp 5.863. Rasio NPM dan BKM pakan sebesar 1,30, artinya penggunaan pakan masih dapat ditingkatkan agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai NPM tenaga kerja keseluruhan peternak adalah sebesar 923.477 yang berarti setiap penambahan satu orang tenaga kerja akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 923.477 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.364.052. Rasio NPM dan BKM tenaga kerja sebesar 0,89 artinya penggunaan tenaga kerja perlu dikurangi agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Pada tabel 11 dan 12 dapat dilihat kondisi efisiensi produksi usahaternak ayam ras pedaging dari peternak mandiri dan peternak plasma di Kecamatan Pamijahan, dimana untuk peternak mandiri memiliki produksi rata-rata sebesar 6.938,33 kg periode produksi dan peternak plasma sebesar 12.516,25 kg periode. Harga produk yang berlaku untuk peternak mandiri adalah Rp 13.783 kg dan Rp 14.365 kg untuk peternak plasma. Rasio NPM dan BKM dari total peternak yang berada di wilayah Pamijahan dapat dilihat pada tabel 11 dan 12. Tabel 11. Rasio NPM-BKM Usahaternak Peternak Mandiri di Kecamatan Pamijahan Variabel Input Rata-Rata Koef. NPM BKM NPM BKM Input Optimal Pakan Kg 12.345 0,874 6.976,47 5.480 1,28 15.162,08 Tenaga Kerja HKP 22,57 0,179 689.321 950.905 0,87 18,83 Sumber: Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa pakan memiliki nilai NPM sebesar 6.976,47. Ini berarti setiap penambahan 1 kg pakan akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 6.876,47 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 5.480. Rasio NPM dan BKM pakan sebesar 1,28, 68 artinya penggunaan pakan masih dapat ditingkatkan agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai NPM tenaga kerja peternak mandiri adalah sebesar 689.321 yang berarti setiap penambahan satu HKP tenaga kerja akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 689.321 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 959.905 . Rasio NPM dan BKM tenaga kerja sebesar 0,87, artinya penggunaan tenaga kerja perlu dikurangi agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Tabel 12. Rasio NPM-BKM Usahaternak Peternak Plasma di Kecamatan Pamijahan Variabel Input Rata- Rata Koef. NPM BKM NPM BKM Input Optimal Pakan Kg 20.080,62 0,898 8.195,74 6.151 1,33 26.293,51 Tenaga Kerja HKP 31,56 0,125 641.299 1.673.913 0,51 13,45 Sumber: Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa pakan memiliki nilai NPM sebesar 8.195,74. Ini berarti setiap penambahan 1 kg pakan akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 8.195,74 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 6.151. Rasio NPM dan BKM pakan sebesar 1,33, artinya penggunaan pakan masih dapat ditingkatkan agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai NPM tenaga kerja peternak plasma adalah sebesar 641.299 yang berarti setiap penambahan satu orang tenaga kerja akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 641.299 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.673.913. Rasio NPM dan BKM tenaga kerja sebesar 0,51 artinya penggunaan tenaga kerja perlu dikurangi agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. 69 Pada tabel 13 dan 14 dapat dilihat kondisi efisiensi produksi usahaternak ayam ras pedaging dari peternak mandiri dan peternak plasma dengan perbedaan skala usaha di Kecamatan Pamijahan, dimana untuk peternak mandiri memiliki produksi rata-rata rata-rata sebesar 6938,33 kg periode produksi dan peternak plasma sebesar 12.516,25 kg periode. Harga produk yang berlaku untuk peternak mandiri adalah Rp 13.783 kg dan Rp 14.365 kg untuk peternak plasma. Rasio NPM dan BKM dari total peternak yang berada di wilayah Pamijahan dapat dilihat pada tabel 13 dan 14. Tabel 13. Rasio NPM-BKM Usahaternak Peternak Mandiri Berdasarkan Skala Usaha di Kecamatan Pamijahan Variabel Input Rata-Rata Koef. NPM BKM NPM BKM Input Optimal Pakan Kg 12.345 0,881 7.029,84 5.480 1,28 15.278,08 Tenaga Kerja HKP 22,57 0,058 224.882 950.905 0,28 6,14 Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa pakan memiliki nilai NPM sebesar 7.029,84. Ini berarti setiap penambahan 1 kg pakan akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 7.029,84 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 5.480. Rasio NPM dan BKM pakan sebesar 1,28, artinya penggunaan pakan masih dapat ditingkatkan agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai NPM tenaga kerja peternak mandiri adalah sebesar 224.882 yang berarti setiap penambahan satu HKP tenaga kerja akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 224.882 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 950.905. Rasio NPM dan BKM tenaga kerja sebesar 0,28 artinya penggunaan tenaga kerja perlu dikurangi agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. 70 Tabel 14. Rasio NPM-BKM Usahaternak Peternak Plasma Berdasarkan Skala Usaha di Kecamatan Pamijahan Variabel Input Rata-Rata Koef. NPM BKM NPM BKM Input Optimal Pakan Kg 20.080,62 0,883 8.059,49 6.151 1,31 25.856,37 Tenaga Kerja HKP 31,56 0,129 665.045 1.673.913 0,53 13,95 Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa pakan memiliki nilai NPM sebesar 8.059,49. Ini berarti setiap penambahan 1 kg pakan akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 8.059,49 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 6.151. Rasio NPM dan BKM pakan sebesar 1,31, artinya penggunaan pakan masih dapat ditingkatkan agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai NPM tenaga kerja peternak mandiri adalah sebesar 665.045 yang berarti setiap penambahan satu HKP tenaga kerja akan meningkatkan penerimaan peternak sebesar Rp 665.045 dengan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.673.913. Rasio NPM dan BKM tenaga kerja sebesar 0,53 artinya penggunaan tenaga kerja perlu dikurangi agar tercapai efisiensi pada produksi usahaternak ayam ras pedaging.

VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1.

Simpulan Berdasarkan pembahasan yang dilakukan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor produksi pakan dan tenaga kerja berpengaruh nyata pada semua model fungsi produksi di Kecamatan Pamijahan baik pada peternak mandiri maupun peternak plasma. Berdasarkan pola dan skala usaha, faktor produksi yang berpengaruh nyata pada peternak mandiri adalah pakan, tenaga kerja, mortalitas, dan kepadatan kandan, pada peternak plasma, faktor produksi yang berpengaruh nyata adalah pakan dan tenaga kerja. 2. Penggunaan input produksi pada usahaternak ayam ras pedaging di Kecamatan Pamijahan belum efisien, baik pada peternak mandiri maupun peternak plasma. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rasio NPM-BKM yang tidak sama dengan satu.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil peneltitan yang diperoleh, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mencapai kondisi yang efisien perlu adanya penambahan pakan baik pada peternak mandiri maupun plasma sehingga tercapai kondisi yang optimal. Selain itu perlunya pengurangan tenaga kerja HKP baik pada peternak mandiri maupun peternak plasma agar mencapai kondisi yang efisien dan optimal.