48 persen. Setelah dilakukan pengolahan dengan menggunakan software Minitab,
diperoleh pendugaan fungsi produksi ayam ras pedaging sebagai berikut:
a. Fungsi Produksi Peternak Mandiri:
Ln Y = - 0,532 + 0.870 Ln X
1
+ 0.363 Ln X
2
- 0.141 Ln X
3
+ 0.137 Ln X
4
- 0.0877 Ln X
5
r ............................................................................. 6.3
Tabel 6. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Usahaternak Peternak Mandiri di Kecamatan Pamijahan
Variabel Koefisien
Standar Error
T-hitung Peluang
VIF
Konstanta -0,532
0,2576 -2,06
0,050 Pakan X
1
0,870 0,0323
26,96 0,000
3,9 Tenaga Kerja X
2
0,363 0,1083
3,35 0,003
2,8 Mortalitas X
3
-0,141 0,0580
-2,44 0,023
1,1 Kepadatan
Kandang X
4
0,137 0,0816
1,67 0,107
1,0 Vaksin Pemanas
X
5
r 0,0877
0,0894 0,98
0,337 1,7
R-Sq = 99,3 R-Sq adj = 99,1
DW = 2,32144 Sumber: Data Primer Diolah, 2012.
Keterangan: Nyata pada α 5 persen
Nyata pada α 15 persen
Nilai T-hitung dari Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel pakan, tenaga kerja, dan mortalitas berpengaruh nyata pada α 5 persen, sedangkan kepadatan
kandang berpengaruh nyata pada α 20 persen. Variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap model adalah variabel respesifikasi antara vaksin dan pemanas ini
memiliki arti bahwa pengaruh variabel tersebut memiliki pengaruh kecil terhadap turun naiknya produksi usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas produksi
Σbi yang didapat dari model adalah sebesar 1,317. Artinya bahwa fungsi produksi berada pada daerah increasing return dimana, setiap proporsi
penambahan input akan menghasilkan output dengan proporsi lebih besar. Peningkatan input sebesar satu persen akan menghasilkan output sebesar 1,317
persen. Daerah increasing ini menggambarkan bahwa belum tercapai produksi
49 optimum dan keuntungan maksimum, sehingga peningkatan penggunaan input
produksi masih dapat dilakukan. Penggunaan pakan berpengaruh positif pada produksi usahaternak ayam
ras pedaging dan nyata pada α 5 persen, artinya setiap peningkatan penggunaan
pakan dalam proses produksi akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas pakan dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras
pedaging adalah sebesar 0,870 yang artinya setiap peningkatan pakan sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah produksi usahaternak sebesar 0,870 persen,
ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1, yang menggambarkan bahwa penggunaan
pakan berada dalam daerah rasional. Hal ini menunjukkan penggunaan pakan masih dapat dilakukan penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai
keuntungan maksimum. Tenaga kerja berpengaruh positif pada produksi usahaternak ayam ras
pedaging dan nyata pada α 5 persen, artinya setiap peningkatan penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi akan meningkatkan produksi pada
usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas tenaga kerja dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,363 yang artinya setiap
peningkatan tenaga kerja sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah produksi usahaternak sebesar 0,363 persen, ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan
besar an yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1, yang
menggambarkan bahwa penggunaan tenaga kerja berada dalam daerah rasional. Hal ini menunjukkan penggunaan tenaga kerja masih dapat dilakukan
penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum.
50 Mortalitas berpengaruh negatif pada produksi usahaternak ayam ras
pedaging dan berpengaruh nyata pada α 5 persen, artinya setiap peningkatan mortalitas dalam proses produksi akan mengurangi produksi pada usahaternak
ayam ras pedaging. Nilai elastisitas mortalitas dalam fungsi produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar -0,141 yang artinya setiap peningkatan
mortalitas sebesar 1 persen akan mengurangi jumlah produksi usahaternak sebesar 0,141 persen, ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang negatif
dan berada pada nilai lebih kecil dari nol Ep 0, yang menggambarkan mortalitas berada pada daerah irasional. Hal ini menunjukkan mortalitas
sebaiknya dikurangi untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum.
Kepadatan kandang berpengaruh positif pada produksi usahaternak ayam ras pedaging dan nyata pada α 15 persen, artinya setiap peningkatan kepadatan
kandang dalam proses produksi akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas kepadatan kandang dalam fungsi produksi
usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,137 yang artinya setiap peningkatan kepadatan kandang sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah
produksi usahaternak sebesar 0,137 persen, ceteris paribus. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1,
yang menggambarkan bahwa kepadatan kandang berada dalam daerah rasional. Hal ini menunjukkan kepadatan kandang masih dapat dilakukan penambahan
untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Respesifikasi antara vaksin dan pemanas berpengaruh positif terhadap
produksi usahaternak ayam ras pedaging dan tidak berpengaru h nyata pada α 20
51 persen, artinya setiap peningkatan respesifikasi antara vaksin dan pemanas dalam
proses produksi tidak akan meningkatkan produksi pada usahaternak ayam ras pedaging. Nilai elastisitas respesifikasi antara vaksin dan pemanas dalam fungsi
produksi usahaternak ayam ras pedaging adalah sebesar 0,0877. Nilai koefisien menunjukkan besaran yang positif dan berada pada nilai nol dan satu 0 ≤ Ep ≤ 1,
yang menggambarkan respesifikasi antara vaksin dan pemanas berada pada daerah rasional. Hal ini menunjukkan respesifikasi antara vaksin dan pemanas masih
dapat dilakukan penambahan untuk meningkatkan produksi dan mencapai keuntungan maksimum. Diduga tidak nyatanya variabel karena respesifikasi
antara vaksin dan pemanas tidak berpengaruh terlalu besar terhadap total produksi ayam ras pedaging.
Uji multikolinieritas dilakukan untuk memastikan tidak adanya hubungan linier antar variabel independen. Nilai VIF yang terdapat pada Tabel 6 untuk
analisis faktor-faktor produksi usahaternak ayam ras pedaging berkisar antara 1,0 sampai 3,9 yang berarti bahwa pendugaan model yang diperoleh tidak
menunjukkan adanya multikolinieritas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk memastikan varian unsur
ganggauan adalah konstan, tidak tergantung pada nilai dalam varian yang menjelaskan. Model regresi dikatakan memenuhi asumsi homokedastisitas, jika
sebaran titik-titik pada scatterplot tidak membentuk pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Gambar pada lampiran
13 memperlihatkan bahwa sebaran titik-titik pada scatterplot tidak membentuk pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.
52 Hal tersebut menunjukkan bahwa model pada persamaan regresi tersebut
memenuhi asumsi homokedastisitas sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji kenormalan pada model dilakukan dengan menggunakan Kolmogorv-
Smirnov. Model regresi dikatakan menyebar secara normal apabila nilai dari KS hitung lebih kecil dari KS tabel. Berdasarkan lampiran 14 diperoleh KS hitung
sebesar 0,124, nilai tersebut lebih kecil dari nilai KS tabel yaitu sebesar 0,190. Hal tersebut menunjukkan bahwa model tersebut telah memenuhi asumsi kenormalan
dan data menyebar normal.
b. Fungsi Produksi Peternak Plasma